JAKARTA – Seusai acara penganugrahan gelar kehormatan adat Wadonna Pinunjul dari Baresan Olot Masyarakat Adat Jawa Barat, Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti didaulat oleh perwakilan Olot (pemuka adat) untuk ikut menari tradisional Tarawangsa di Ballroom Gedung Mina Bahari III, Jakarta, Rabu (19/7/2017).
Disaksikan oleh masyarakat adat yang hadir, tamu undangan, pegawai KKP, dan awak media, gerakan tubuh Menteri KP Susi Pudjiasti yang terkesan “tomboy” justru bisa tampak begitu anggun dan lembut saat membawakan tarian tarawangsa.
Susi berlenggak lenggok apik bersama penari tarawangsa dari Rancakalong Kab. Sumedang dan didampingi oleh diantaranya Duta Sawala BOMA Eka Santosa, Neneng A Tutty, Yena Iskandar Ma’soem, dan Robin Goeltom.
Sekira lima menit Susi menari, kemudian Susi bergegas keluar dari Ballroom Mina Bahari untuk acara santap siang bersama para tokoh adat dari BOMA.
Seni kebudayaan Tarawangsa
Menurut Rita Laraswati, pegiat budaya asal Garut yang melaksanakan prosesi mengenakan kain sinjang, baju kebaya dan ikat kepala kepada Menteri Susi Pudjiastuti saat pemberian gelar Wadonna Pinunjul oleh BOMA, Tarawangsa adalah kesenian tradisional asli Jawa Barat yang keberadaannya saat ini nyaris punah.
“Kesenian trawangsa kini sudah jarang digunakan, umumnya dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa, terutama pada acara hajatan, masa tanam padi atau panen,” terang Laras, nama panggilan dari Rita Laraswati.
Kesenian yang hanya menggunakan dua alat musik yakni alat musik gesek semodel rebab dan kecapi ini, dimainkan tanpa penyanyi/sinden, dan konon dari sejarahnya termasuk kesenian yang sudah ada sejak jaman kejayaan kerajaan Mataram dahulu.

“Para penari menggunakan perlengkapan diantaranya selendang warna warni seperti kuning, putih, merah dan hijau,” terangnya.
Seiring perkembangan waktu, kesenian tarawangsa yang sering diidentikan dengan unsur magis, lambat laun sudah mengalami perubahan dan menjadi salah satu kesenian yang ditujukan untuk mendapatkan kedamaian hati.
“Trawangsa bisa diakronimkan dengan terawang rasa, menari dengan menyusur kedalaman hati menggunakan rasa,” ungkap Laras.
Dengan dihadirkannya kesenian tarawangsa diacara penobatan Wadonna Pinunjul kepada Susi Pudjiastuti ini, Laras berharap Ibu Susi berkenan menjadi duta kesenian Sunda kemanapun beliau bertugas, “Kesenian tradisional sangat penting kita lestarikan karena merupakan salah satu identitas bangsa Indonesia,” pungkas Laras. (*).