Hari Bumi 2017 Museum Geologi Gelar Night at The Museum Talkshow

oleh -
Hari Bumi

BANDUNG, Memperingati Hari Bumi 2017 yang jatuh setiap tanggal 22 April, Badan Geologi KESDM melalui Museum Geologi menggelar Night at The Museum talkshow, (22/4).

Talkshow bertemakan Mengelola Bumi, Pepohonan dan Sumberdaya Air untuk Lingkungan dan Iklim yang Lebih Baik ini menghadirkan dua orang narasumber, yakni Supardyono Sobirin dan Pon S. Purajatnika. Talkshow dimoderatori langsung oleh kepala Museum Geologi, Oman Abdurohman.

Pemerhati Lingkungan dan Pakar DPKLTS, Supardyono Sobirin, pada kesempatannya memaparkan materi mengapa pulau Jawa perlu banyak tumbuhan pohon. “Hutan alam di pulau Jawa luasannya sudah sangat mengkuatirkan, saat ini hanya menyisakan 5% saja dari total luas pulau”, ungkapnya.

Menurut Sobirin, ada korelasi erat antara banjir, longsor, kekeringan dengan persentase luas hutan. Tujuh aspek hutan terkait air menurut Sobirin,
1. Hutan menyimpan air
2. Hutan mengurangi erosi/longsor
3. Hutan mengurangi banjir
4. Hutan mengurangi kekeringan
5. Hutan mengatur debit air sungai
6. Hutan meningkatkan mutu air
7. Hutan meningkatkan curah hujan.

Pada paparannya itu Sobirin juga mengingatkan tentang Ruang Terbuka Hijau (RTH). RTH diperkotaan juga perlu memperhatikan tempat dan jenis pohon yang benar. Bukan hanya sekedar ruang terbuka dan pohon. Selain itu pohon di RTH harus mengalami perawatan, seperti diairi, dipupuk, dipangkas dan disemprot. “Umumnya pohon-pohon diperkotaan jarang di rawat, sebaiknya dilakukan audit rutin, mana pohon yang sakit dan mana pohon yang harus ditebang. Itu dilakukan untuk menjaga keselamatan aktivitas orang disekitarnya”, ujar Sobirin.

Narasumber Pon S. Purajatnika, memaparkan dikesempatannya materi tentang arsitek panen air hujan, ia dikenal sebagai arsitek dengan bambu. “Saya tidak mau arsitektur di cap sebagai perusak lingkungan”, ucap Pon diawal paparannya.

Menurutnya permasalahan saat ini banyak perumahan dan komplek dalam satu kawasan yang tidak memperhatikan kondisi alur air dan hilangnya resapan air, “Perumahan banyak yang mempunyai konsep bagaimana air (hujan) harus secepat kilat keluar dari komplek”, ujarnya. “Bayangkan kalau semua perumahan di satu kawasan konsepnya demikian, maka akan merubah sifat dari sungai”, keluhnya.

Dalam pengembangan kawasan dari yang semula lingkungan alam yang asri menjadi lingkungan binaan (arsitektur) seringkali melupakan aspek-aspek yang perlu ditangani, dipertimbangkan dan diselaraskan.

Perumahan harus punya ruang penyerap dan penahan air. “Saat ini masih banyak ditemukan perumahan yang hanya menyisakan ruang kosong yang disebut dengan jalan”, kata Pon berkelakar. Menurutnya satu rumah perlu serumpun pohon, satu perumahan harus punya minimal 1 RTH. Selain RTH juga diperlukan hutan kota, yang fungsinya sebagai pengontrol jumlah oksigen dan air tanah.

Konsep pembangunan di perkotaan yang ditawarkan oleh Pon adalah konsep 1 gedung 1 bukit, satu gedung tinggi satu gunung. Setiap gedung diatur sedemikian rupa ada ruang hijau didalamnya yang menyerap dan menahan air (re-use air hujan). Serta di satu kawasan ada satu kolam yang umum disebut kolam retensi.

Hari Bumi Night at The Museum Talkshow

Hadirnya talkshow Hari Bumi 2017 di moment Night at The Museum tentang lingkungan dan iklim ini menurut Kepala Museum Geologi Oman Abdurohman, karena museum merupakan bagian dari Badan Geologi. “Badan Geologi fungsinya mengungkapkan potensi yang ada di bumi ini baik itu sumberdaya alamnya maupun kebencanaannya”, jelas Oman.

Menurutnya sumberdaya alam untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya dan sumberdaya alam untuk mencegah jatuhnya korban lebih banyak. “Badan Geologi juga berpartisipasi didalam peringatan Hari Bumi. Dan Night at The Museum sebagai tambahan layanan publik yang dibuka 1 bulan 1 kali kebetulan di bulan April ini bertepatan ada Hari Bumi. Jadi di gelar talkshow yang berkaitan dengan memperingati Hari Bumi sesuai dengan tema”, urainya.

Oman berkeinginan paparan hasil dari talkshow ini dibawa ke satu forum agar bisa disampaikan pada pihak pemerintah terkait. (St)

Comments

comments