JAKARTA – Mantan Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa mengapresiasi kinerja BP2MI (Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia). Menurutnya, BP2MI mengalami transformasi yang semakin baik dibawah kepemimpinan Benny Rhamdani.
Hal tersebut dikatakannya saat turut melepas 390 pekerja migran Indonesia untuk penempatan ke negara Korea Selatan dalam skema G to G (Government to Government) di Hotel El Royale, Jakarta, Senin (30/10/2023).
“Jadi, saya apresiasi dengan apa yang sudah dilakukan Pak Benny. Pak Benny memang benar-benar bekerja dengan hati,” kata Andika disela-sela sambutannya pada kegiatan glorifikasi tersebut.
Pada kesempatan itu, Andika sempat bertanya kepada salah satu peserta, Fathoni, untuk menceritakan bagaimana Fathoni mengambil keputusan meninggalkan istri dan anaknya yang masih berumur tiga tahun menuju negara yang asing.
Kepada Andika, Fathoni mengaku bekerja serabutan, dari konstruksi, sampai dengan beternak. Namun, Fathoni tidak ingin merasa malu, hingga mengambil keputusan untuk bekerja ke luar negeri setelah mengikuti pelatihan. Ia hanya ingin mencari penghasilan untuk membahagiakan keluarganya.
“Kalian itu adalah pekerja yang bermartabat. Benar kata Fathoni, tidak usah malu mencari nafkah sampai bekerja ke luar negeri. Dalam suatu forum internasional yang saya pernah hadiri, pekerja migran Indonesia adalah pekerja yang paling disukai dalam etos kerja dan keahlian,” ujar Andika.
Menurutnya, semakin maju sebuah negara, semakin terbuka peluang kerja yang tersedia. Terlebih menurut Andika, demografis sebagian besar usia masyarakat negara-negara maju semakin menua. Hal tersebut menyebabkan jenis pekerjaan yang membutuhkan fisik sangat sulit dipenuhi oleh masyarakat lokal negara tersebut.
“Tidak ada negara maju yang tidak butuh pekerja migran dalam masyarakatnya. Indonesia sebagai negara dengan bonus demografi usia produktif, dapat memenuhi kekurangan tenaga kerja usia produktif di negara tersebut,” ungkapnya.
Andika menyatakan, bahwa pekerja migran Indonesia yang non prosedural saja banyak peminatnya, apalagi pekerja resmi dengan keahlian tinggi.
Namun, Ia tegas menganjurkan bahwa menjadi pekerja migran Indonesia harus tetap pada jalur resmi, serta prosedural. Terlebih Andika pun mendukung pernyataan Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, bahwa penempatan pekerja migran Indonesia secara ilegal, disinyalir ada campur tangan oknum.
“Saya bersyukur kepada Pak Benny, salah satu putra bangsa yang berempati, memberikan berbagai fasilitas istimewa terhadap pekerja migran Indonesia, menaikkan derajat mereka sebagai pekerja yang bermartabat,” ucap Andika.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, mengapresiasi perhatian dan dukungan Andika dalam menyoroti segala isu tentang pekerja migran Indonesia.
“Saya masih ingat selama 3 tahun saya menjabat, saya menyuarakan tentang darurat Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), dan pada saat itu Panglima Andika menjawab dukungannya dengan mengerahkan seluruh Matra TNI, membantu personel BP2MI di daerah perbatasan,” ungkap Benny.
Hal tersebut menunjukkan bahwa Benny benar-benar peduli agar anak bangsa tidak menjadi korban tindak pidana perdagangan dengan berkedok pengiriman PMI ke luar negeri secara ilegal.“Yang dilakukan Pak Benny itu selama ini, ya itu (memberantas). Jadi yang dilakukan Pak Benny itu benar-benar menyiapkan pekerja kita agar bekerja ke luar negeri melalui jalur legal, semuanya dilayani dengan hati,” ucapnya.
Andika kemudian mengenang masa-masa dirinya masih menjabat sebagai Panglima TNI. Ia mengatakan, sempat melakukan pencegahan bersama Benny terhadap puluhan anak bangsa yang hendak dijual ke luar negeri oleh para sindikat pengirim PMI ilegal.“Waktu itu pernah beberapa kali melakukan pencegahan di daerah Johor Baru waktu itu, dan kami juga sempat berdiskusi membahas pemberantasan ini dengan Pak Benny,” ungkap Andika.
Benny Rhamdani menyampaikan terimakasih atas kehadiran Andika Perkasa karena berkenan memberikan motivasi untuk “membakar” semangat para pekerja migran Indonesia yang hendak menggapai cita-citanya.
“Yang pasti senang lah karena seorang pemimpin tokoh besar, seorang Panglima TNI Pak Andika Perkasa hadir memberikan motivasi, dan beliau ini menjadi sosok yang inspiratif,” ujarnya.
“Selama kepemimpinan beliau, orang menganggap Pak Andika tegas, orang juga menilai Pak Andika pemimpin yang punya empati,” tutur Benny.
Benny mengungkapkan alasan dirinya mengundang Andika untuk menanamkan jiwa patriotisme. Selain itu membakar semangat anak muda bangsa.
“Saya mengundang Pak Andika ini untuk memberikan motifasi dan menanamkan nilai-nilai Pancasila, karena yang paling terpenting mereka tetap harus ingat kepada negaranya walaupun bekerja di negara manapun untuk menjunjung tinggi budaya Indonesia,” pungkas Benny.***