sorotindonesia.com, Kab. Bandung Barat,- Satgas Citarum gelar lokakarya dalam rangka evaluasi 2 (dua) tahun program Citarum Harum sebagai implementasi Perpres No.15 tahun 2018 yang dilaksanakan selama dua hari, dari tanggal 9 hingga 10 Oktober 2019, di Mason Pine, Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat.
Kegiatan yang dihadiri oleh seluruh unsur dalam jajaran Satgas Citarum ini, dibuka oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, selaku Komandan Satgas Citarum.
“Lokakarya ini adalah forum evaluasi,” kata Ridwan Kamil.
“Hasilnya nanti sore, evaluasi menyeluruh,” tambahnya.
“Tapi poinnya adalah dua tahun ini mengalami banyak kemajuan. Walaupun dengan anggaran yang secukupnya. Kita berharap terjadi akselerasi di 2020,” jelas Ridwan Kamil lebih lanjut.
Diungkapkan oleh Ridwan Kamil, “Dana dari Bank Dunia sudah diputuskan turun di Februari (2020), Nah mudah-mudahan 2020 tahun ngabret dari semua sisi karena anggaran sudah tidak jadi kendala,” ungkapnya.
Menurut Ridwan Kamil, dana Bank Dunia itu sebesar 1,4 trilyun. “Dicicil, dua atau tiga tahun sesuai kebutuhan,” ucapnya.
“Ini juga bagian dari yang harus kami laporkan, karena yang mengkoordinasikan Kemenko Maritim jelang akhir kabinet” tambah Ridwan Kamil.
“Kita pahami, stakeholder Citarum ini lebih dari 200 komponen, bayangkan bila tanpa orkestra yang maksimal, kerja masing-masing, nanti tidak menghasilkan irama kemajuan yang diharapkan. Maka kuncinya adalah satu komando, satu koordinasi, kita berharap kualitas Sungai Citarum semakin membaik sesuai target,” harapnya.
Ridwan Kamil menyebutkan status Sungai Citarum yang tercemar berat, sudah berubah menjadi tercemar sedang, dan tahun 2020 mulai ke penanganan sampah setempat dengan berbagai teknologi.
“Memaksimalkan industri-industri tidak membuang limbah, dan sampah tidak masuk lagi ke sungai seperti selama ini,” ujar Ridwan Kamil.
Ia mengapresiasi kontribusi TNI dan Polri serta semua pihak dalam penanganan Sungai Citarum.

Sebagai implementasi Peraturan Presiden No.15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum, dalam 2 (dua) tahun ini telah diIaksanakan berbagai kegiatan untuk penanganan isu-isu utama yang telah menjadi quick wins.
Pada lokakarya yang dilaksanakan, terbagi menjadi penanganan Iahan kritis di daerah hulu, penanganan limbah industri, penanganan sampah domestik, penataan KJA, dan penegakan hukum serta perubahan perilaku masyarakat, sebagal bahan perbaikan dalam pelaksanaan di tahun berikutnya.[St]
