Sejarawan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof Dr Aminuddin Kasdi mengungkapkan semua isu yang mengaburkan kekejaman PKI itu tidak didukung bukti historis.”Saya justru menemukan dokumen kecil berisi rencana pemberontakan PKI dengan target untuk mendirikan Negara Komunis di Indonesia,”Ujarnya.
SII.Surabaya—-Masyarakat diminta tetap waspada dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Sejarawan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof Dr Aminuddin Kasdi mengungkapkan semua isu yang mengaburkan kekejaman PKI itu tidak didukung bukti historis.
“Saya justru menemukan dokumen kecil berisi rencana pemberontakan PKI dengan target untuk mendirikan Negara Komunis di Indonesia,”kata dia dalam sebuah diskusi kecil di Surabaya, Jawa Timur, belum lama ini.
Dokumen yang ditemukan itu berupa buku kecil atau buku saku tentang “ABC Revolusi” yang ditulis Comite Central PKI pada tahun 1957 yang isinya menyebut tiga rencana revolusi atau pemberontakan oleh PKI untuk “target” Negara Komunis di Indonesia.
“Buku itu justru membuktikan bahwa rencana pemberontakan PKI yang diragukan sejumlah pihak itu ada dokumen historisnya, bahkan dokumen itu merinci tiga tahapan pemberontakan PKI yang semuanya gagal, lalu rumor pun diembuskan untuk mengaburkan fakta,” ujar penulis tesis berjudul ‘Masalah Tanah dan Keresahan Petani di Jawa Timur 1960-1965’ itu dalam diskusi yang dihadiri rekannya, Prof Sam Abede Pareno.
Anggota Masyarakat Sejarawan Indonesia Jawa Timur itu menyatakan temuan dokumen (lusuh) itu tak terbantahkan. “Kalau ada orang NU yang dituduh melakukan pembunuhan itu bukan direncanakan, tapi reaksi balik atas sikap PKI sendiri yang menyebabkan ‘chaos’ saat itu,” tutur mantan aktivis Islam itu.
Mantan aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII/1963-1965), GP Ansor (1965-1968), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI/1965-1975), dan Muhammadiyah (1976) itu mengungkapkan sikap PKI memang menyakitkan. “PKI melakukan provokasi dengan ludruk yang temanya menyakitkan, seperti matinya Tuhan, malaikat yang tidak menikah karena belum dikhitan, dan banyak lagi,” kata dia.
Karena itu, kata penulis disertasi berjudul “Hubungan antara Pusat dan Daerah pada Periode Kartasura Akhir (1976-1745); Studi Peranan Cakraningrat IV dalam Merebut dan Mengembalikan Kraton Kartasura kepada Pakubowana II” itu, masyarakat jangan terpengaruh dengan provokasi politik yang didukung media massa untuk “membesarkan” PKI guna mengaburkan sejarah. Contohnya menunjukkan bahwa orang PKI juga ada yang menciptakan salah satu lagu nasional.
(Antara)
Response (1)