SEMARANG – Berbagai kegiatan pemberian bantuan dari pemerintah, dalam praktiknya tidak jarang mengalami salah sasaran. Untuk itu penggunaan layanan aplikasi berbasis online diharapkan sangat bermanfaat di era saat ini.
Hal tersebut diungkapkan oleh Tommy Y Said dalam pembukaan kegiatan Sosialisasi Verifikasi, Validasi Data Penanganan Fakir Miskin Menggunakan Aplikasi SIKS-NG (Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial – Next Generation) yang dikeluarkan oleh Kementrian Sosial RI pada bulan Agustus lalu. Aplikasi ini secepatnya akan digunakan pemerintah Kota Semarang.
“Sekarang ini perubahan teknis pendataan harus bisa di update setiap saat. Ini kita niati untuk bisa disengkuyung bareng, bergerak bersama atau gotong-royong supaya masyarakat kita lebih terayomi dan semua bantuan bisa tepat sasaran.” Kata Tomy, bertempat di Gedung Juang, Jl Pemuda, Kota Semarang, Jumat (22/12/2017).
“Sudah modern, Semarang juga sudah melaksanakan smart city, jadi kalau dulu pendataan menggunakan program exel dan di print, sekarang ini sudah harus mulai menggunakan aplikasi SIKS-NG dari kemensos untuk program bantuan fakir miskin agar bisa tepat sasaran.” Jelasnya.
Siti Arkunah Seksi PDK (Pengolahan Data Kemiskinan) Dinas Sosial, menjelaskan bahwa pergerakan data itu dinamis, karena itu verifikasi dan validasi harus dilaksanakan dari tingkat paling bawah.
“Data itu bersifat dinamis, maka dari itu perlu adanya sinkronisasi data.” kata Siti.
“Semua program dari pemerintah pusat hingga daerah sangat bergantung pada kita yang banyak bersinggungan langsung dengan masyarakat. Jadi kalau ada program yang salah sasaran, itu salah kita yang kurang cermat dalam melaksanakan tugas untuk verifikasi dan validasi data.” Terangnya.
Lebih lanjut ia menegaskan tentang pentingnya aplikasi yang dikeluarkan oleh kemensos tersebut, “Aplikasi ini sangat penting. Dengan aplikasi tersebut perubahan data akan lebih cepat dari data manual microsoft exel, juga mudah dikembangkan. Nanti secara lebih jelasnya para petugas akan mendapatkan pelatihan,” ujar Siti Arkunah menekankan.
Johanes Adhi Nugroho, Staf Perencanaan Sosial Bappeda Kota Semarang menerangkan bahwa pemberdayaan masyarakat termasuk dalam program prioritas pemerintah Kota Semarang. “Prioritas pembangunan Kota Semarang lebih menitikberatkan pada pengentasan angka kemiskinan. Dari pembangunan infrastruktur dan wilayah strategis, pemberdayaan masyarakat miskin dan perlindungan sosial, peningkatan kualitas pendidikan, peningkatan kualitas kesehatan, dan juga penurunan pengangguran,” kata pria yang akrab disapa Joni ini.
“Data warga miskin di Bappeda Kota Semarang tahun 2015 ada di angka 20,82% dan ditargetkan turun menjadi 16,45% di tahun 2021. Kesemuanya itu memiliki indikator tertentu dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kota Semarang,” jelasnya menutup sesi.[Rifqi]