SEMARANG – Ikatan Mutakhorrijin Al Falah Ploso (IMAP) Jateng dan DIY menggelar Halal Bihalal alumni Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Mojo, Kediri, Jawa Timur, di ruangan pertemuan (Convention Hall) Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Jalan Gajah Raya Semarang, Kamis (27/5/2022).
Ribuan santri yang umumnya alumni Al Falah membludak seolah ruangan di masjid terbesar di Jawa Tengah ini tidak muat. Mbludaknya santri bukan tanpa alasan. Pasalnya mereka hendak tabarrukan (mencari berkah) para kiai sepuh (masyayikh) Ponpes Al Falah Ploso yang hadir lengkap beserta putra-putri, menantu dan para cucu, dalam acara tersebut.
KH Nurul Huda Djazuli, Nyai Hj Lailatul Badriyyah Djazuli, Nyai Hj Nafisah, Nyai Hj Likhah, Nyai Hj Mahfudzoh, KH Mufti Ali, dan KH Abdurrohman Al-Kautsar (Gus Kaustar) bin Nurul Huda yang hadir di acara tersebut adalah magnet tersendiri bagi para samtri dan alumni Al Falah.
Sejak pagi, ratusan bus maupun mobil masuk halaman parkir MAJT. Banyak pula yang membawa sepeda motor maupun naik ojek dari terminal maupun stasiun.
Sejak pagi, para santri dan alumni berdatangan walau hujan mengguyur Semarang hingga sekitar pukul 10.00 WIB. Para alumnus pondok pesantren tua di Kediri, tersebut antusias hadir baik berombongan dengan bus maupun berkendara sendiri.
Tak pelak, meski panitia sudah merancang acara dengan cara lesehan di atas karpet, tetap saja ratusan orang tak kebagian duduk di dalam Hall. Sehingga mereka yang rata-rata sudah menjadi kyai di daerahnya masing-masing, mencari tempat sendiri di luar ruangan. Termasuk di pinggir tempat parkir kendaraan di basement.
Setelah acara dimulai dan hujan kembali mengguyur pada pukul 11.00 WIB, hadirin (luar ruangan) yang mayoritas aktif di organisasi NU pun mencari tempat berteduh di pelataran Hall. Mereka pun duduk beralaskan sandal masing-masing karena lantai basah oleh limpasan air hujan.
“Malah enak di luar nih. Bisa bebas udud (merokok). Di dalam (ruangan) jelas dilarang merokok. Ayo ngelinting, Kang,” ucap Gus Rosikh asal Sarang, Rembang, kepada rekan-rekan seangkatannya semasa mondok tahun 1990, di sisi utara teras Hall MAJT.
Ketua Panitia Halal Bihalal IMAP Jateng dan DIY Dr KH Ahmad Izzuddin dalam sambutannya menyampaikan, setiap santri, apalagi yang telah boyong (lulus) dari pesantren dan berstatus alumni, sangat membutuhkan ridho kiai.
“Siapapun santri, terlebih alumni, sangat buruh restu dari guru. Keridhoan Kiai, itulah yang kita cari. Kita selalu mengharap berkahnya ilmu,” tutur Rois Syuriyah IMAP Kota Semarang yang juga dosen UIN Walisongo Semarang ini.
Menjawab pertanyaan tentang kesan sebagai alumni Pondok Ploso, Izzuddin yang aktif di Lembaga Falakiyah PBNU ini menyatakan, Bumi Ploso memberikan pengetahuan hikmah ajaran salafus shalih, mengajak para santri menuju taqwa kepada Allah lewat tarbiyah dan sistem pembelajaran khas pesantren Al Falah.
“Sungguh kami merasakan thoriqotut ta’lim wa ta’allum di pondok Al falah Ploso bukan hanya ajang menumbuhkan potensi dan mengembangkan bakat, tapi juga menuntun santri menjadi pribadi yang ta’at, menuju kebahagiaan akhirat,” paparnya.
Izzuddin menambahkan, HBH IMAP tersebut adalah pertama di Indonesia. Pihaknya merasa puas acara berlangsung sukses. Dengan bukti membludaknya hadirin hingga 2.800 orang, “Alhamdulillah, halal bi halal pertama IMAP di Semarang sukses. Meriah. Dihadiri para alumni yang tinggal di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Ini akan jadi model HBH IMAP se-Indonesia,” terang kiai ahli falak asal Kudus, yang mendirikan Pesantren Life Skill Darunnajah di Ngaliyan, Semarang ini.
Sementara Ketua IMAP Jateng KH Sohibul Ulumin Nafi’a menyatakan, antusiasme hadirin karena dimotivasi satu maksud. Yaitu bisa sungkem kepada para kyai masyayih Pondok Ploso dalam satu tempat dan satu waktu.
“Momen halal bihalal ini memang istimewa. Para alumni bersemangat hadir. Sebab bisa sungkem, kepada para kiai, bu nyai, dan keluarga pengasuh pondok Ploso dalam satu waktu dan tempat. Sungguh nikmat,” kata kiai asal Pekalongan yang akrab dipanggil Gus Sohib ini.
HBH diisi pelantikan pengurus IMAP Jateng oleh pengurus IMAP Pusat. Rois Syuriyah PWNU Jateng KH Ubaidillah Sodaqoh memberi sambutan singkat dan memimpin doa. Adapun Rois Syuriyah PCNU Kota Semarang KH Hanief Ismail memberi sambutan mewakili Badan Pengelola MAJT. Ada pula sambutan dari Ketua IMAP Pusat KH. Agus Karim, dan pesan singkat Gus Kautsar, dilanjut wasiyat singkat Pengasuh Ponpes Ploso KH Nurul Huda Djazuli.
Turut hadir, Pengasuh Ponpes API Tegalrejo Magelang KH Yusuf Chudlori, Walikota Semarang Hendrar Prihadi, dan sejumlah tamu undangan. Usai acara, seluruh anggota IMAP maupun sanak familinya bersalaman mencium tangan para kyai dan bu nyai yang duduk kursi di panggung. Karena ribuan orang antre bersalaman, acara sungkeman itupun berlangsung hingga lebih dari dua jam. (rq)