BNPB Dan LPBI NU Tingkatkan Kapasitas Relawan Hadapi Bencana

oleh -
Yayah Ruchyati dari LPBI NU saat memberikan sambutan di acara Gladi Ruang Penanganan Bencana Banjir di Kabupaten Kudus
Yayah Ruchyati saat memberikan sambutan di acara Gladi Ruang Penanganan Bencana Banjir di Kabupaten Kudus

Kudus, [ Sorot Indonesia ] – Meningkatkan kapasitas relawan dalam menghadapi kemungkinan adanya bencana merupakan bagian dari manajemen kebencanaan. Dikatakan oleh Direktur Pemberdayaan Masyarakat BNPB Lilik Kurniawan dalam kegiatan Gladi Ruang yang dilaksanakan di Aula BPBD Kudus Jalan Gg. 3 Timbangan, Mlati Norowito, Kota Kudus, Kabupaten Kudus, (10/4/2018). Dinyatakan bahwa bencana harus dikelola, dan harus ada upaya-upaya atau ikhtiar untuk dapat mencegah atau paling tidak mengurangi risiko yang dimungkinkan terjadi. Dalam hal tersebut ia memberikan apresiasi terhadap LPBI NU yang selama 2 tahun ini menjadi mitra strategis BNPB dalam penanggulangan bencana di masyarakat, utamanya di Kudus.

Lebih lanjut, kesuksesan program tersebut terbukti melalui hasil uji kesiapsiagaan masyarakat di Desa Karangrowo Undaan, Kabupaten Kudus, lebih 96 persen selamat dari bencana karena dirinya sendiri, 2 persen karena orang lain, 3 persen lagi dari pihak luar.

BPBD Kudus telah dapat bersinergi dengan berbagai pihak dalam penanganannya, selebihnya adalah masyarakat itu sendiri. Ia mengatakan, “bencana saat ini paradigmanya bukan menunggu” kata Lilik. “Yaitu kita harus melakukan sesuatu sebelum bencana terjadi,” lanjutnya. Dikatakan, bahwa kegiatan tersebut di antaranya dengan menggelar geladi agar semua komponen siap. OPD, masyarakat, relawan, media dunia usaha dan sebagai siap membantu. “Ini adalah pelajaran yang sangat mahal, karena tidak setiap tahun mampu melaksanakan, dan sambil mengevaluasi dokumen yang ada” tandasnya

Baca Juga:  Gempa Bumi Di Aceh Mencapai 6,4 Skala Richter

Dikatakan oleh Yayah Ruchyati, Geladi Ruang dan Geladi Posko dilaksanakan untuk mendorong sistem dan mekanisme yang efektif dalam menghadapi keadaan darurat bencana di Kabupaten Kudus. Dia berharap, dengan adanya kegiatan tersebut ada peningkatan ketrampilan dan pemahaman para pihak dalam menghadapi situasi darurat bencana di wilayahnya. Selain itu, tersedianya informasi terkait pembagian peran antar aktor dan kebutuhan sumberdaya yang dibutuhkan.

Baca Juga:  Empat Hari Pencarian, Akhirnya Korban Tenggelam Ditemukan Sudah Tak Bernyawa

Dikatakan lebih lanjut bahwa kegiatan tersebut adalah lanjutan program pendampingan LPBI NU bekerja BNPB, dan didukung oleh Pemerintah Australia melalui Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) selama 2 tahun di kabupaten Kudus. Kerja sama tersebut telah menghasilkan beberapa dokumen penting. Di antaranya, kajian risiko bencana kabupaten yang meliputi mekanisme penanganan darurat bencana dalam SOP Peringatan Dini Banjir, SOP Kedaruratan Bencana tingkat Kabupaten, dan Rencana Kontinjeni Banjir di Desa Karangrowo Kabupaten Kudus.

Fajar, Kasi Kesiapsiagaan yang hadir mewakili Kalakhar BPBD Provinsi Jawa Tengah memberikan apresiasi peran LPBI NU dalam melaksanakan kegiatan penyusunan beberapa dokumen. Menurutnya, hal itu menunjukkan kemajuan yang baik dalam kegiatan mitigasi bencana,” itu hal yang sangat manfaat bagi masyarakat” tegasnya. (sorotindonesia.com/arh)

DPSP

Comments

comments