Bincang Pendeta Gilbert dan Ustadz Derry Sulaiman; Agama Mendorong untuk Saling Mencintai Bukan Membenci

oleh -
Bincang Pendeta Gilbert dan Ustadz Derry Sulaiman; Agama Mendorong untuk Mencintai Bukan Membenci

JAKARTA – Tokoh kristiani kharismatik Pendeta Gilbert Lumoindong dan Ustadz Deri Guswan Pramona atau yang kita kenal dengan nama Ustadz Derry Sulaiman, bertemu dan berbincang satu meja, beberapa waktu lalu.

Keduanya bertemu bukan untuk berdebat membuktikan agama siapa paling benar, tetapi kedua tokoh agama Samawi di Indonesia ini memilih berbincang dan berdiskusi penuh kasih dan kesejukan untuk merajut kesamaan-kesamaan dalam perbedaan yang merupakan “kekayaan Illahi”.

Dalam pertemuan yang hangat yang disertai makan malam di sebuah restoran di bilangan senayan tersebut, kedua tokoh agama ini juga didampingi istri masing-masing.

Menariknya, suasana yang terbangun indah tersebut diwarnai dengan canda bersama, juga menyanyi bersama lagu-lagu perdamaian dan kasih yang diciptakan oleh Ustadz Derry Sulaiman berjudul Dunia Sementara Akhirat Selamanya, dan Damai Bersama.

Sepakat Sebarkan Pesan Persatuan dan Kasih Perdamaian

Sedangkan pada perbincangan kedua tokoh tersebut, Pendeta Gilbert dan Ustadz Derry Sulaiman sepakat membuat pernyataan yang perlu disebarkan di tengah umat masing-masing, bahkan ke setiap umat beragama lintas iman di Indonesia yang dirangkum dalam sejumlah poin.

Baca Juga:  Gilbert Lumoindong : IKN Jika Berasal dari Tuhan Pasti Jadi

Pertama, Seorang yang memahami iman yang benar pasti menabur damai, kasih dan persatuan. Kedua, Umat beragama di Indonesia sudah seharusnya menghentikan kebiasaan “debat agama” yang memicu kebencian; yang terbaik adalah mulai membangun dialog-dialog kasih untuk membangun jembatan, bukan tembok pembatas. Kedua tokoh tersebut juga mengimbau kepada pemerintah serta yang berwenang untuk menutup secara pemanen akun-akun media sosial yang hanya menebar kebencian serta saling menjelekkan agama lain. Ketiga, Mengharapkan dengan sangat, agar pemerintah Indonesia, sebagai salasatu negara dengan jumlah populasi terbesar di dunia, dapat berperan aktif untuk memperjuangkan “two state solution” di Timur Tengah, antara Palestina dan Israel. Keempat, Menghimbau tokoh-tokoh agama, untuk selalu menyuarakan damai dan cinta serta mendoakan pemerintah dan aparat negara kita. Kelima, Mengingatkan bahwa mulai dari para tokoh agama serta para pejabat, memberi teladan dalam kehidupan yang seturut dengan ajaran kitab suci, jangan justru mempertotonkan kehidupan di luar ajaran kitab suci, seperti perzinahan, korupsi, narkoba, kekerasan, hidup hedon serta mulailah membudayakan kehidupan yang ramah, penuh cinta, hormati lembaga keluarga, serta kehidupan yang diterangi Nur Illahi.

Baca Juga:  Pendeta Gilbert: Paskah dan Jalan Salib di Via Dolorosa Yerusalem

Menurut keduanya, Allah pada dasarnya adalah kasih. Setiap agama yang benar, pasti inti ajarannya “saling mengasihi”. Namun, tidak dapat dipungkiri, bahwa pada dasarnya iblis ada, serta menaburkan kebencian, kejahatan serta kemunafikan. Memakai topeng-topeng kepalsuan keagamaan, untuk membawa suasana saling curiga, permusuhan serta saling membenci.

DPSP

Gilbert : Jangan Terjebak Agenda Asing

Gilbert Lumoindong, yang juga Ketua Lembaga dari Sekolah Tinggi Theologia Global Glow Indonesia yang berafilasi dengan Bethlehem Bible College Palestina yang merupakan STT tertua di dunia Arab, ketika diwawancarai selepas pertemuan tersebut, mengingatkan jangan sampai kita terjebak dengan “agenda asing” yang mau memecah-mecah Indonesia melalui keragaman agama.

Kesempatan terpisah, Ustadz Derry yang sebelum hijrah, adalah gitaris dari grup musik Betrayer, menekankan tentang “marilah kita kembali pada makna kata Agama dalam bahasa Latin: A dan Gama, A artinya: tidak, Gama artinya kacau” jadi jika beragama dengan benar, maka kita semakin teratur serta tertata baik. Indonesia selalu damai dan bersatu.***

Comments

comments