JAKARTA – Kepala BP2MI Benny Rhamdani bersama Wakil Ketua DPR RI Bidang Korkesra Muhaimin Iskandar atau akrab disapa Cak Imin, hari ini melaksanakan kegiatan glorifikasi pelepasan 488 PMI (Pekerja Migran Indonesia) program G to G ke Korea Selatan di Hotel El Royale, Jakarta, Senin (19/9/2022).
Kegiatan tersebut juga turut dihadiri oleh Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri Kemenko Polhukam Dra. Rina Prihtyasmiarsi Soemarno, M.Sc., dan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan RI, Didi Sumedi.
Kehadiran Cak Imin sendiri sebagai pimpinan legislatif ini memberikan warna tersendiri, selain ia bisa melihat langsung antusiasme dan semangat para pahlawan devisa negara yang akan diberangkatkan tersebut, juga akan mendorong pemerintah untuk lebih memperhatikan penguatan perlindungan dan kompetensi PMI agar semakin berdaya saing, terutama terkait dengan anggaran.
“Demi nama baik bangsa kita, maka kompetensi tenaga kerja kita harus ditingkatkan, fasilitas dan sarana serta dukungan pemerintah kepada pekerja migran juga harus meningkat,” ujarnya.
Kesempatan itu, Cak Imin juga meminta agar pemerintah menjamin keamanan para PMI selama berada di negara penempatan.
“Begitu pun para PMI kita di tempat mereka bekerja harus terjamin keamanannya,” pintanya.
Berdasarkan data Bank Indonesia, Indonesia tercatat sebagai negara pengirim pekerja migran terbesar di Asia setelah China dan Filipina. Remitansi dari pekerja Indonesia di luar negeri sebelum masa pandemi atau pada tahun 2019 mencapai US$ 11,4 miliar. Angka tersebut tumbuh 21 persen dari kurun waktu lima tahun sebelumnya. Kendati demikian, keamanan PMI masih belum sepenuhnya terjamin.
“Nyatanya PMI kita masih rentan terhadap berbagai risiko, seperti gagal ditempatkan, ancaman penghentian kontrak maupun cuti tanpa dibayar. Ini mau tidak mau harus diperhatikan betul oleh pemerintah,” tegas Cak Imin yang juga Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa ini.
Selain mendorong pemerintah untuk memperhatikan keamanan PMI, Cak Imin juga mendukung agar anggaran untuk Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) bisa ditambahkan. Sebab, program pengawasan untuk PMI membutuhkan alokasi anggaran yang cukup besar.
“Oleh karena itu, sangat sangat sangat penting dipahami oleh para penentu anggaran ini, Kementerian Keuangan terutama, Komisi IX dan juga Badan Anggaran untuk betul-betul memperhatikan BP2MI,” tegasnya lagi.
“Perhatian pemerintah kepada PMI, saya setuju Pak Benny, APBN harus betul-betul memberi dukungan sebanyak-banyaknya bagi PMI kita yang bekerja di luar negeri. Dengan demikian, maka diplomasi menjadi bagian dari tugas negara untuk mencari penempatan yang baik,” tuturnya.
Ia menambahkan, selama ini masih banyak yang salah paham, dengan mengira BP2MI sebagai lembaga yang parsial.
“Semua masih salah paham. Dikira ini (BP2MI) lembaga parsial yang tidak terlalu signifikan. Sehingga kadang-kadang anggaran kita sangat terbatas,” tambah Cak Imin.
Pada kesempatan yang sama, Kepala BP2MI Benny Rhamdani kembali menegaskan nazarnya untuk melindungi dan memajukan PMI.
“Negara ini berutang besar kepada Pekerja Migran Indonesia. Dan saya bernazar, sedikit demi sedikit membayar utang kepada Pekerja Migran Indonesia. Utang itu dibayar dengan merubah mindset dan cara pandang penyelenggara negara, merubah cara pandang publik yang dulu saat menyebut TKI (Tenaga Kerja Indonesia) atau saat ini PMI, seolah-olah mereka dianggap sebagai pekerja rendahan,” terang Benny yang menyematkan jargon Sikat Sindikat untuk memerangi para calo penempatan pekerja migran ilegal.
Benny meyakinkan bahwa para PMI yang hadir dihadapannya hari ini di kegiatan glorifikasi merupakan orang-orang hebat yang layak mendapatkan perlakuan hormat negara. Salah satunya berupa pelepasan yang digelar di hotel berbintang.
“Mereka yang bekerja resmi, kalian orang-orang hebat, orang terdidik, mengikuti pelatihan, memiliki kompetensi, keahlian, keterampilan, kemampuan berbahasa. Sehingga kalian menurut kami adalah duta negara yang layak mendapatkan perlakuan hormat negara,” tandas Benny Rhamdani yang kerap menggaungkan PMI dengan istilah pergi jadi migran, pulang jadi juragan.
Sebagai informasi, pada agenda glorifikasi saat ini, dilepas sebanyak 437 PMI sektor manufaktur serta 51 PMI sektor perikanan. Adapun terhitung dari Desember 2021 hingga sekarang, sebanyak 7.748 PMI telah dilepas secara bertahap keberangkatannya ke Korea Selatan.***