Akar Masalah Terkait Rencana Demo Besar-besaran 4 Nopember Terhadap Ahok

oleh -
Illustrasi akar-masalah-terkait-rencana-demo-besar-besaran-4-nopember-terhadap-ahok
akar-masalah-terkait-rencana-demo-besar-besaran-4-nopember-terhadap-ahok

“Apa sebenarnya akar masalah dari rencana aksi demo besar-besaran pada tanggal 4 Nopember nanti?
Akar masalahnya bukan umat Islam mau bikin gara-gara. Tak terbersit sedikitpun umat Islam mau buat kerusahan. Umat Islam juga bukan demo untuk sekedar demo atau untuk gagah-gagahan. Umat Islam juga bukan demo untuk melawan polisi. Bukan itu akar masalahnya. Sekali lagi, bukan itu!”

 

Jakarta– Seorang tokoh NU dan GP Anshor, Chairul Anam  menyoroti terkait rencana demo besar-besaran terhadap Ahok yang rencananya digelar pada tanggal 4 Nopember 2016 tersebar di medsos  mengatakan bahwa akar masalahnya adalah ada pejabat menghina ayat al-qur’an. Lalu umat Islam menyerukan agar penghina ayat tadi diproses hukum secara fair, sebagaimana warga negara yang lain. Tetapi, sayang seribu sayang. Proses hukum itu sama sekali tak berjalan. Penghina tadi tadi justru dengan sembarangan dibiarkan blusukan ke istana, makan malam dan selfi bareng dg kapolri. Inilah sebetulnya akar masalahnya. Pelanggar hukum berat bukan diproses, malah dibiarkan. Seakan menantang umat Islam.

Proses Secara Hukum

Chairul Anam menulis bahwa sekali lagi itulah inti masalahnya. Dan sebenarnya cara menyelesaikan sangat mudah: PROSES SAJA PENGHINA AL-QURAN ITU, MASALAH SELESAI. Akar masalahnya bukan terletak di umat Islam, tetapi di Ahok dan Kapolri.

Umat Islam hanya mengawal sesuai dg hukum yg berlaku, berserikat, berkumpul dan menyampaikan aspirasi (demo) bersama. Insya Allah jutaan orang akan berkumpul.Namun, jika proses hukum tidak berjalan, bahkan jika umat Islam dilukai, umat Islam diajari oleh agamanya untuk mengumandangkan JIHAD. Sudah lama ajaran Islam ini tak dilaksanakan, namun jika kapolri dan presiden MEMAKSA, maka jihad ini mungkin akan terlaksana.

Baca Juga:  Apel Gelar Nasional Bela Negara 2016 Libatkan 10.000 peserta Di Silang Monas

Jika jihad sudah dikobarkan, bagi umat Islam cuma ada dua pilihan: isy kariman au mut syahiidan (hidup mulia atau mati syahid).

Semua berpulang kepada PRESIDEN dan KAPOLRI. Namun jika umat dipaksa untuk berjihad, maka inilah detik-detik yang dinantikan umat semenjak waktu yang lama.  Wallahu a’lam.

Isu Demo Besar-besaran 4 Nopember

 

Dipelbagai media dan medsos telah tersebar isu dan informasi yang menyatakan akan terjadi demo besar-besaran yang dilakukan oleh umat islam pada tanggal 4 Nopember 2016, sampai-sampai membuat sibuk aparat keamanan baik dari Polri dan TNI. Informasi yang dihimpun oleh SII bahwa demo tersebut akan melibatkan ribuan massa demi  satu tuntutan  mengadili Ahok yang dianggap sebagai penghina Alquran (Almaidah: 51).

 

Pendapat Tokoh

Banyak kalangan tokoh masyarakat yang cinta tanah air dan menjaga semangat persatuan serta kesatuan sangat menyayangkan hal ini terjadi. Alih-alih membuat silang pendapatpun bermunculan di sana-sini.

Diantaranya pendapat muncul dari Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra mengatakan,Demo besar 4 Nopember kini tak dapat dihindari lagi. Maka saya mengajak, marilah kita sama-sama menjaga demo ini agar tidak berubah menjadi kerusuhan dan tindak kekerasan yang pasti akan merugikan kepentingan bangsa kita seluruhnya. Aparat keamanan juga harus bersikap ekstra hati-hati. Jangan sampai ada korban tertembak dalam demo ini. Ingat peristiwa 1966 dan 1998,” kata Yusril dalam keterangannya, Selasa (1/11/2016).

Lebih lanjut pakar hukum tata negara ini menyampaikan, “Ahok memang sudah minta maaf. Tapi dengan gaya bahasa Ahok yang khas, permohonan maafnya dinilai kurang tulus. Ahok tidak merasa bersalah, apalagi menyesal atas ucapannya,” kata Yusril dalam keterangannya kepada media.

Baca Juga:  Presiden RI Joko Widodo Beri Pengarahan Di Kegiatan Apel Danrem Dandim Terpusat 2018 Di Bandung

Iapun menambahkan dan  berharap personel keamanan yang menangani unjuk rasa nanti bisa maksimal dalam menjaga upaya kondusivitas. Demo besok disebutnya sebagai puncak kejengkelan terhadap Ahok, namun bila tak hati-hati maka aksi tersebut bisa jatuh ke tangan orang yang punya kepentingan lain selain kepentingan demonstran.

Antisipasi Aparat Keamanan

Sementara itu pihak aparat keamanan khususnya Polri, menyatakan melalui  Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Awi Setiyono, setiap aparatur pemerintah, khususnya Polri berkewajiban dan bertanggung jawab untuk melindungi hak asasi manusia, menghargai asas legalitas, mengharagai prinsip praduga tak bersalah, dan menyelenggarakan pengamanan.

“Selain anggota Polri, peserta atau penanggungjawab berkewajiban untuk menghormati hak-hak orang lain, menghormati aturan-aturan moral yang diakui umum,” ucap Awi di Kantor Humas Polda Metro Jaya, Selasa (1/11/2016).

Awi mengatakan, maklumat itu dikeluarkan untuk mengingatkan kepada masyarakat yang mengikuti demonstrasi agar tetap menaati perundang-undangan yang berlaku, serta menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa.

Lain Halnya pernyataan Panglima TNI menanggapi terkait Demo 4 Nopember 2016, sudah memberikan perintah langsung kepada PANGDAM JAYA agar pada saat pelaksanaan pengamanan demo tanggal 4 nopember jangan ada tindakan kekerasan terhadap para pendemo apalagi tindakan penembakan itu tidak di benarkan.

“Memang dipikir rakyat yang demo teroris. Teroris aja kalau bisa jangan dimatiin,” kata panglima TNI, Sabtu (29/10/2016).

Menurut panglima, sejatinya unjuk rasa merupakan hal yang wajar dalam berdemokrasi. Bahkan, kebebasan menyampaikan pendapat itu sudah diatur dalam Undang-undang.

“Aksi unras umat muslim yang rencananya digelar 4 Nopember mendatang akan berlangsung aman dan damai,” tandasnya.

 

(bhq)

 

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.