Ajak Bijak Bermedsos, Tokoh Muda NU Semarang Ingatkan Bahaya Komentar Tanpa Kompetensi

oleh -
oleh
Dr. KH. Iman Fadhilah MSi saat peringatan Nuzulul Qur'an dan Penutupan Forum Kajian dan Alaman Ramadhan Ponpes Durrotu Aswaja, Banaran, Gunungpati, Kota Semarang. (Rifqi/sorotindonesia com)
Dr. KH. Iman Fadhilah MSi saat peringatan Nuzulul Qur'an dan Penutupan Forum Kajian dan Alaman Ramadhan Ponpes Durrotu Aswaja, Banaran, Gunungpati, Kota Semarang. (Rifqi/sorotindonesia com)

SEMARANG, sorotindonesia.com – Pengasuh Ponpes Mahasiswa Al Fadhilah, Semarang Dr. KH. Iman Fadhilah, MSi mengajak para santri untuk bijak dalam menggunakan media sosial (medsos).

Untuk itu ia mengingatkan bahaya tidak memiliki ilmu. Terlebih fenomena yang ada di media sosial saat ini menunjukkan banyaknya orang yang ahli berkomentar tanpa kejelasan latar belakang spesifikasi keilmuan.

“Jurusannya teknik mengomentari kesehatan, jurusannya kesehatan ngomentari ekonomi, dan sebagainya,” ungkapnya di hadapan ratusan santri yang berlatar belakang mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes).

Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) ini menyampaikan hal itu saat memberikan mauidah hasanah peringatan Nuzulul Qur’an dan Penutupan Forum Kajian dan Alaman Ramadhan Ponpes Durrotu Aswaja, Banaran, Gunungpati, Kota Semarang, Kamis (20/3/2025).

Baca Juga:  FKPT Jawa Tengah Perkenalkan Konsep Gemeter

Menurutnya, fenomena itu terjadi karena tidak pernah belajar sebagaimana seorang santri. Ia pun mengutip petuah bijak Imam Ghazali dalam sebuah kitab panduan bagi santri. Yakni, rajulun laa yadri, wa annahu laa yadri annahu laa yadri (Pemuda yang tidak tahu namun tidak menyadari bahwa dirinya tidak memiliki ilmu)

Menantu Ponpes Taqwal Ilah Meteseh, almarhum KH Syaikhun (salah satu Khalifah dari KH Mushlih untuk tarekat Qadiriyah wan Naqsyabandiyah) ini juga mengingatkan agar para santri melanggengkan tradisi tirakat. “Ilmu hanya dengan akal, tidak masuk ke hati. Ilmu untuk masuk ke hati dibutuhkan riyadhah, mujahadah dan tirakat,” tuturnya.

Baca Juga:  Wariskan Jiwa Patriotis Ulama, Pagar Nusa Kota Semarang Adakan Pelatihan Kader Bela Negara dan Ujian Kenaikan Tingkat

“Memperbanyak tirakat, memperbanyak riyadhah, dan mempersedikit tidur. Sedikitkanlah tidur, kalau ingin menjadi orang alim,” pesannya.

DPSP

Mantan sekretaris Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Tengah ini pun mengingatkan bahwa belajar harus tulus dan niat untuk memberantas kebodohan, bukan fokus pada peluang kerja.

Comments

comments