BANDUNG, sorotindonesia.com,- Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung membuka seleksi penerimaan mahasiswa baru untuk tahun akademik 2019/2020 lewat jalur mandiri. Pendaftaran jalur mandiri ini dibuka secara daring pada laman http://smup.unpad.ac.id yang berlangsung mulai tanggal 17 hingga 30 Juni 2019.
Hal tersebut diterangkan saat konferensi pers yang dihadiri langsung oleh Pelaksana Tugas Rektor Unpad Prof. Dr Rina Indiastuti dan Wakil Rektor I Bidang Akademik Dr Arry Bairus yang dilaksanakan di Gedung Rektorat Unpad, Jl. Dipatiukur, Kota Bandung, Sabtu (1/6/2019).
“Seleksi dibagi menjadi dua kelompok ujian yaitu Sains dan Teknologi (Saintek) dan Sosiohumaniora (Soshum), di mana setiap peserta dapat memilih 2 (dua) program studi per kelompok ujian,” ujar Rina.
“Sebagai seleksi tahap pertama, tanggal 6 dan 7 Juli 2019 Unpad akan mengadakan tes UTBK mandiri berbasis android melalui Tes Kompetensi Akademik (TKA) dan Tes Potensi Skolastik (TPS). Untuk TPS akan menguji kemampuan penalaran umum, kemampuan kuantitatif, pengetahuan dan pemahaman umum, serta kemampuan memahami bacaan menulis. TKA Saintek mata pelajaran yang akan diuji adalah Matematika Saintek, Fisika, Biologi dan Kimia. Sedangkan TKA Soshum akan menguji mata pelajaran Matematika Soshum, Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi,” urainya.
“Setelah dinyatakan lulus seleksi tahap pertama tanggal 11 Juli 2019, tahap kedua peserta harus mengikuti tes TOEFL tanggal 13 dan 14 Juli 2019, wawancara dan tes khusus di fakultas tertentu, yaitu tes Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) untuk Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi, selain itu ada tes berenang untuk Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan yang dilaksanakan tanggal 15 dan 16 Juli 2019,” terangnya lagi.
“Pengumuman akhir pada tanggal 18 Juli 2019, untuk selanjutnya registrasi administratif tanggal 13 dan 14 Agustus 2019,” tuturnya.
Jalur mandiri ini artinya tahun ini Unpad pertama kali membuka tiga jalur penerimaan mahasiswa baru semenjak berstatus PTNBH, yaitu jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Daya tampung SNMPTN 24,4 persen, SBMPTN 52,7 persen dan Seleksi Mandin’ 22,9 persen dari kuota daya tampung tiap program studi.
Berbeda dengan UTBK Nasional, SMUP Unpad ini dapat diikuti oleh siswa SMA/MA/SMK negeri maupun swasta lulusan Tahun 2019, 2018, 2017 dan 2016. Kebijakan tersebut terkait pengembangan model dan proses seleksi untuk menjaring calon mahasiswa terbaik yang berstandar nasional dan mengacu pada prinsip adil, transparan, fleksibel, efisien, akuntabel serta sesuai perkembangan teknologi informasi di era digital.
“Mahasiswa yang diterima melalui jalur mandiri dan telah lolos seleksi akademik yang ditetapkan, konsekuensinya akan dikenakan biaya pendidikan sesuai dengan program pendidikan berdasar SK Rektor dengan biaya UKT tertinggi dan dikenakan biaya Dana Pengembangan (DP) dengan besaran yang berbeda-beda sesuai program studi. Rentang besaran DP antara Rp 20 juta sampai Rp 250 juta, untuk program studi saintek, dan antara Rp 15 juta sampai dengan Rp 75 juta, untuk program studi soshum,” kata Rina Indiastuti.
Biaya pendaftaran untuk jalur mandiri ini, sambungnya, sebesar Rp 500 ribu kecuali Kedokteran, Kedokteran Gigi, Ilmu Perikanan dan Kelautan sebesar Rp 600 ribu.
Dijelaskannya, “Dana itu bukan untuk membangun gedung atau menaikan gaji dosen, tapi untuk meningkatkan dan mengembangkan mutu pendidikan,” jelasnya.
“Seleksi Jalur Mandiri tetap menitikberatkan pada kemampuan akademik, bukan sekedar kemampuan secara ekonomi. Calon mahasiswa yang terbukti berasal dari keluarga tidak mampu (dibuktikan dengan menunjukkan Kartu Indonesia Pintar) dapat mengikuti seleksi mandiri dan dibebaskan dari kewajiban membayar biaya dana pengembangan dan UKT selama masa studi. Selain itu untuk membuka kesempatan bagi difabel serta dari daerah yang tertinggal,” beber Plt Rektor Unpad tersebut.
Ditambahkan oleh Dr Arry Bairus, “Penerimaan mahasiswa jalur mandiri disiapkan sebanyak 1.438 kursi yang terbagi di semua fakultas. Tapi tidak semua program studi yang menyelenggarakan jalur mandiri, seperti PSDKU, lalu FIB, dan FISIP ada beberapa yang tidak, contohnya Antropologi,” jelasnya.
“Beberapa program studi yang tidak menyelenggarakan jalur mandiri tetap program unggulannya ikut, karena kita subsidi silang,” pungkasnya.[St]