sorotindonesia.com, BANDUNG,- Menuliskan nama konsumen dengan sebutan ‘Customer Cina’ didalam struk resmi yang diberikan langsung kepada konsumen, membuat Rumah Makan Ponyo yang berlokasi di Jalan Malabar, Kota Bandung, menjadi perbincangan hangat. Terlebih foto dari struk tersebut telah tersebar cepat di media sosial, terutama WhatsApp.
Transaksi itu sendiri berdasarkan struk dilakukan tanggal 17 Agustus 2019 lalu, yang tercatat terjadi pada pukul 17.33 WIB dengan pemesanan beragam menu.
Terkait dengan permasalahan itu, manajemen Ponyo yang merupakan rumah makan yang telah berdiri sejak tahun 1972 tersebut bergerak cepat untuk melakukan klarifikasi.
“Ya, struk tersebut benar berasal dari kami, namun perlu kami jelaskan bahwa tulisan nama customer itu murni tindakan pribadi dari oknum karyawan kasir kami, saudari P,” kata Rijal Asyari saat memberikan keterangannya kepada awak media di Ponyo Malabar, Senin (19/8/2019).
Diterangkan oleh Rijal, “Banyak pertanyaan kepada kami, apakah itu template dari mesin struk atau manual, saya jawab itu diketik secara manual,” terangnya.
Dalam sistem kasir, terang Rijal lagi, kasir itu login terlebih dulu sebelum menggunakan mesin, sehingga secara otomatis nama user yang login tersebut akan ada tercetak di struk. Nah, ketika ada yang pesan, kita (sesuai S.O.P) akan tanya nama pemesan lalu secara manual nama itu akan ditulis sebagai pemesan,” terangnya.
“Setelah dilakukan klarifikasi oleh pihak manajemen kepada saudari P, kasir yang sedang bertugas saat itu, ternyata menurut pengakuannya ia tidak menanyakan nama pemesan, kemudian saudari P menuliskannya dengan sebutan etnis tertentu yang ia sendiri tidak bisa menjelaskan alasannya,” terang Rijal lagi.
Dijelaskan oleh Rijal bahwa Popon sudah bekerja di Ponyo selama setahun lebih sebagai kasir. “yang bersangkutan mengakui bahwa itu merupakan tindakannya secara manual, dan entah mengapa ia menulis itu, saudari P ini juga merasa kaget atas dampak yang timbul seraya menyampaikan permohonan maafnya, juga kepada rekan-rekan kerja dan Ponyo,” jelasnya.
“Saudari P sudah mengambil sikap mengundurkan diri dari Ponyo sejak hari Minggu kemarin (18/8/2019),” kata Rijal.
Dituturkan oleh Rijal lebih lanjut, “Kami manajemen Ponyo berusaha terus menjaga kredibilitas kami sebagai restoran keluarga yang sudah 47 tahun melayani konsumen kami tanpa memandang ras, suku maupun agama. Bahkan karyawan kami pun multi etnis dan kepercayaan,” tutur Rijal.
“Kami juga selaku manajemen ikut kaget dengan kejadian ini, karena nilai yang harus kami bawa adalah akhlak dan adab yang baik sebagai universalitas kita sebagai manusia, tidak memandang ras, suku dan agama manapun, dan itu juga yang selalu kita bahas. Di tengah perusahaan tidak ada isu-isu yang berkaitannya dengan SARA,” urainya.
Diungkapkan oleh Rijal bahwa persoalan yang timbul ini sudah diselesaikan langsung dengan Ibu A (inisial) selaku pemesan yang merasa diperlakukan diskriminasi. “Sekitar pukul 20.00 WIB hari itu juga, diwakili oleh Manager Ponyo Malabar sudah bertemu dan berbincang dengan Ibu A, dan kami merasa persoalannya sudah clear dan kami betul-betul meminta maaf, dan beliau (ibu A) sudah bilang iya dan permasalahannya tidak perlu diperpanjang. Hanya saja foto (struk) sudah telanjur tersebar,” ungkapnya.
Namun demikian, meski persoalan ini berawal dari perilaku oknum karyawannya, dikatakan oleh Rijal bahwa manajemen tetaplah memegang tanggung jawab.
“Kami atas nama Manajemen Ponyo meminta maaf sebesar-besarnya, kepada khususnya ibu A, dan kepada masyarakat secara umum atas ketidaknyamanan yang terjadi, serta kami sangat menyesalkan kejadian itu,” bebernya.
Diakhir wawancara dan klarifikasinya dengan awak media, Rijal berkomitmen untuk memperbaiki wawasan, perilaku dan pelayanan yang baik kepada tim karyawannya.(st)