BANDUNG, – Gelaran pertunjukan Pop Opera Sangkuriang karya sastrawan Utuy Tatang Sontani yang disutradarai oleh Bambang Arayana Sambas, berlangsung sukses dan meriah di theatre tertutup Taman Budaya Jawa Barat Jl Bukit Dago Utara – Coblong, Kota Bandung, Rabu (6/9/2017) siang.
Pertunjukan cerita legenda asli Jawa Barat yang dibalut dalam tajuk Pop Opera Sangkuriang tersebut, alur cerita yang dialirkan berjalan dengan lancar dan berhasil memukau penonton yang datang memadati gedung theatre. Suksesnya gelaran itu merupakan hasil kerjasama antara Taman Budaya Jawa Barat dan Gentala Art Community.
Tokoh dibalik suksesnya Pop Opera Sangkuriang itu juga diantaranya berkat usaha maksimal para seniman yang tampil diatas panggung. Nanda Darius yang berperan sebagai Sangkuriang dan Ayu Murtining Rahayu yang berperan sebagai Dayang Sumbi serta dipadu penataan musik oleh Una Dairy yang didukung oleh Svara Langit Choir feat. Eik Montecarlo dan Vina Sopranos serta Sanggar Seni Getar Pakuan Kota Bogor.
Diceritakan dalam opera yang memperagakan seni dalam dialog yang dinyanyikan dan tarian itu, Sangkuriang yang adalah seorang pengembara terpesona pada Dayang Sumbi yang tidak lain adalah ibu kandungnya. Sangkuriang ingin mempersunting Dayang Sumbi walau sudah dijelaskan bahwa Dayang Sumbi adalah ibu kandungnya, namun Sangkuriang tidak percaya atas penjelasan itu dan tetap memaksa kehendaknya ingin meminang Dayang Sumbi.
Akhirnya Dayang Sumbi bersiasat, jika Sangkuriang ingin mempersuntingnya, Sangkuriang harus sanggup dengan syarat yang diajukan oleh Dayang Sumbi, yakni membendung sungai hingga terbentuk danau dan dibuatkan perahu besar hanya dalam waktu satu malam sebelum fajar.
Sangkuriang menyanggupi syarat itu, dan mulai mewujudkannya dengan meminta bantuan para siluman.
Kegelisahan mulai menghinggapi Dayang Sumbi kala melihat Sangkuriang dengan cepat mengerjakan syarat yang telah diajukannya. Lalu Dayang Sumbi memanggil tokoh warga dan mengumpulkan masyarakat untuk meminta bantuan.
Disepakati, warga seluruhnya menyalakan obor agar terlihat hari sudah mulai terang. Usaha ini pun berhasil, para siluman yang membantu Sangkuriang pergi karena menyangka sudah fajar. Dan akhirnya pekerjaan yang dilakukan oleh Sangkuriang gagal.
Kepala Balai Pengelolaan Taman Budaya Jabar Apresiasi Pop Opera Sangkuriang
Kepala Balai Pengelolaan Taman Budaya Jabar, Denny Yusuf, seusai pertunjukan Pop Opera Sangkuriang siang itu mengaku turut senang karena gelaran tersebut bisa dibilang sukses. “Semoga gelaran ini bisa diterima oleh masyarakat penikmat seni khususnya seni pertunjukan opera,” ucapnya kepada sorotindonesia.

Dijelaskan oleh Denny Yusuf, pertunjukan seperti Pop Opera Sangkuriang ini bisa merupakan salah satu agenda Disparbud Prov. Jabar dalam rangka menarik kunjungan wisman dan wisnus. “Kita bekerjasama dengan asosiasi seperti ASITA atau travel, bahwa wisatawan yang datang ke Jawa Barat akan disuguhkan agenda seni pertunjukan,” ungkap Denny. Ia berharap, seni pertunjukan bisa menjadi salasatu ikon kunjungan wisatawan selain mengembangkan serta melestarikan potensi seni budaya yang dimiliki Jawa Barat.
Dikesempatan terpisah, sorotindonesia sempat mewawancarai Nendah (29) warga Dago, penonton yang ikut menikmati sajian pertunjukan Pop Opera Sangkuriang. “Pertunjukan kali ini banyak inovasi yang lebih bagus dan modern, gregetnya lebih dapet,” ujar Nendah yang datang beserta anak perempuannya.
Dikatakan oleh Nendah yang sudah lebih dari satu kali menonton pertunjukan opera, ia berharap seni theatre bisa lebih maju lagi di Kota Bandung, “Acara yang dikemas dengan lebih modern, tentu akan lebih menarik minat penonton dikalangan remaja, seperti sekarang ini,” terangnya. Pengemasan cerita legenda dan kisah-kisah rakyat menurut Nendah harus sering diangkat lagi, jadi remaja dan generasi muda bisa tertarik dan paham.
Una Dairy Tidak Menyangka Pertunjukan Pop Opera Sangkuriang di Taman Budaya Jabar Dipadati Penonton
Una Dairy, selaku Penata Musik dan penggubah lagu dalam pertunjukan Pop Opera Sangkuriang mengaku bangga dengan membludaknya penonton yang memadati gedung theatre tertutup Taman Budaya Jabar.
“Saya diatas panggung sampai jadi gugup,” ujar Dairy sambil tertawa lepas.
Menurutnya, banyaknya penonton yang menunjukan minat pada pergelaran opera, bisa dari banyak faktor. Selain promosi tentu juga dibarengi dengan kualitas dan kemasan pertunjukan.
Lebih lanjut dijelaskan oleh Dairy, persiapan untuk pertunjukan ini sudah dilakukan jauh-jauh hari. “Boleh dibilang kami ini reuni, kami pernah tampil bareng di pertunjukan seperti ini. Tapi versi yang ditampilkan hari ini, oleh sutradara dirancang ada perbedaannya dengan yang sebelumnya,” ungkapnya.
Sebagai penata musik, Dairy mengaku fokus latihan pada tiap lagu yang digubahnya bersama sutradara.
“Ada beberapa vocalis yang tadinya anggota choir, sekarang sudah menjadi penyanyi profesional, dan mereka hari ini ikut tampil digabung bersama dengan penyanyi muda yang kita rekrut,” terang Dairy menjawab kiatnya atas performa musik dan penyanyi yang tampil memukau selama pertunjukan.
“Pokoknya seusai pertunjukan hari ini, kami akan melakukan evaluasi, agar pertunjukan berikutnya bisa tampil lebih baik lagi” imbuhnya.

Direncanakan Pop Opera Sangkuriang selanjutnya akan tampil pada tanggal 13 September 2017 mendatang di Taman Budaya Provinsi Maluku. (*)