BANDUNG, sorotindonesia.com – PT KAO Indonesia mendorong karyawannya yang akan memasuki purnabhakti untuk mempersiapkan masa depannya agar tetap produktif dan menyenangkan dengan cara melihat peluang dan kesempatan wirausaha yang kedepannya bisa dikerjakan.
Perusahaan yang terlah berdiri lebih dari 38 tahun di Indonesia ini memiliki misi untuk bersama menciptakan ‘Kirei Life’ melalui peningkatan kualitas hidup masyarakat dan berkontribusi bagi bumi yang berkelanjutan melalui produk dan layanan Perusahaan. Perusahaan menempatkan sumber daya manusianya sebagai hal terpenting, termasuk mempersiapkan karyawan yang akan memasuki purnabakti.
Salasatu kegiatannya adalah dengan mengunjungi Griya Hijau Hidroponik yang berlokasi di Taman Tongkeng, Kota Bandung, (10/8/2023). Di tempat ini, para karyawan dari PT Kao Indonesia diperkenalkan cara dan pola berkebun sayuran sistem hidroponik yang minim lahan, tidak mengenal musim, perawatan yang relatif mudah serta hasil yang maksimal.
Para karyawan tampak antusias menyimak materi dan mengikuti pelatihan singkat yang diberikan oleh tim dari Griya Hijau Hidroponik, dibantu oleh mahasiswa magang dari Unpad dan IPB.
Rudy Martono, Associate Vice President Human Capital Development Kao Indonesia yang turut mendampingi dalam rombongan, kepada media mengatakan bahwa pelatihan tersebut adalah salasatu wujud apresiasi dan kepedulian perusahaan kepada karyawan.
“Pelatihan dan persiapan untuk karyawan yang akan memasuki masa purnabakti ini kami lakukan sebagai wujud apresiasi dan kepedulian Perusahaan. Mengunjungi Griya Hijau Hidroponik Bandung merupakan salah satu rangkaian kegiatan pelatihan persiapan pensiun tersebut yang diharapkan dapat memberikan manfaat kepada karyawan-karyawan kami nantinya,” jelasnya.
Kegiatan Pelatihan Masa Persiapan Pensiun kali ini, lanjut Rudy Martono, diikuti oleh 40 karyawan yang berasal dari Head Office, factory Cikarang dan Karawang, Logistik Cibatu, Branch Bandung, Branch Medan, Branch Makasar yang akan memasuki masa pensiun di rentang tahun 2024 -2026.
“Khusus kunjungan ke Griya Hijau Hidroponik Bandung, kami harapkan peserta dapat melihat secara langsung gambaran dan praktik hidroponik yang kelak jika mereka bisa terapkan, dapat mendukung pemenuhan kebutuhan gizi untuk diri sendiri dan keluarga, menjadi agen perubahan di lingkungan terdekat dengan mempraktikan pelatihan hidroponik bersama tetangga atau warga setempat. Dan untuk sudut pandang yang lebih besar lagi, tentunya dapat berkontribusi kepada ketahanan pangan nasional,” urainya.
Terkait dengan pelatihan untuk karyawan pra purnabhakti ini, diterangkan oleh Rudy Martono, dilaksanakan rutin dua tahun sekali dengan memperkenalkan sejumlah sektor bidang usaha.
“Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap dua tahun sekali. Pada tahun ini, pelatihan dan kunjungan dilakukan ke beberapa sektor bisnis selain hidroponik, yaitu kuliner (café dan resto serta bakery), Bisnis Waralaba Logistic dan bagaimana pemanfaatan Omnichannel untuk membantu penetrasi pengembangan usaha di dunia digital,” terangnya.
“Besar harapan kami bahwa karyawan Perusahaan yang akan memasuki masa pensiun pastinya dapat selalu sehat dan tetap terus memberikan manfaat untuk diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar melalui berbagai rangkaian kegiatan pelatihan persiapan masa pensiun,” pungkas Rudy Martono.
Kesempatan terpisah, Parlina Natalia dari Griya Hijau Hidroponik mengungkapkan apresiasinya kepada PT Kao Indonesia yang telah mempercayakan pelatihan hidroponik kepada karyawan ke green house yang dikelolanya bersama tim.
“Alhamdulillah, kami tentunya mengucapkan terimakasih kepada manajemen dan staf PT Kao Indonesia yang sudah berkenan datang dan mempercayakan green house kami untuk memberikan materi pengenalan dan pelatihan singkat terkait dengan hidroponik kepada karyawan pra purnabhakti,” kata Lia, sapaan akrabnya.
Ia berharap pelatihan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh para peserta dan pihaknya membuka diri kepada para peserta yang berminat terhadap kebun hidroponik untuk memberikan masukan dan konsultasi.
“Iya, dari pelatihan yang waktunya terbatas ini, semoga para peserta dari PT Kao Indonesia bisa menyerap materi yang disampaikan. Tentunya bila ada yang berminat terhadap usaha berkebun hidroponik, kami siap membantu,” tutupnya.
Sedangkan pemateri dari Griya Hijau Hidroponik, Chris Winokan, menyebutkan bahwa materi yang disampaikannya secara umum adalah peluang dan kesempatan dalam berkebun hidroponik.
“Kita lihat dari sisi jumlah penduduk yang terus bertambah dan lahan pertanian yang kian terbatas, sedangkan kebutuhan pangan akan mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan jumlah penduduk,” kata Chris pada keterangannya.
Oleh karena itu, lanjutnya, pertanian modern seperti hidroponik akan menjadi salasatu pilihan utama untuk memenuhi kebutuhan pangan.
“Secara bisnis, tentu kebun sayuran hidroponik bisa menjadi peluang besar untuk mengimbangi demand dari masyarakat dampak dari lahan pertanian semakin sempit yang seiring dengan jumlah produksi,” terangnya.
Ia pun menyampaikan kepada para peserta dari PT Kao Indonesia, bahwa bertanam dengan sistem hidroponik bisa memanfaatkan lahan yang terbatas dan bisa dilakukan dengan relatif mudah.
“Berkebun hidroponik di kawasan perkotaan tidak memerlukan lahan yang luas dan bisa menyenangkan. Tidak memerlukan cangkul dan kotor-kotoran dengan lumpur. Selain itu, hama tanaman di kebun hidroponik mudah dikendalikan, termasuk bakteri. Pertumbuhan tanaman juga cepat dan seragam. Menariknya, harga jual cukup stabil,” tutup Chris.
Terkait dengan Griya Hijau Hidroponik, green house yang kini memiliki lebih dari 10 mitra ini beberapa waktu lalu menerima anugerah penghargaan Insan Pangan dan Pertanian untuk bidang urban farming hidroponik dari Pemkot Bandung.
Anugerah penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi Pemkot Bandung terhadap kegiatan pentahelix yang dalam tiga tahun ini membawa Kota Bandung berhasil mengendalikan ketersediaan pangan serta menjaga mutu pangan.*[st]