BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus berupaya memberikan pemahaman kepada masyarakat, murid dan tenaga pendidik dalam memberikan kenyamanan selama pembelajaran. Hal itu diyakini bisa mencegah perundungan atau bullying.
“Hal tersebut tentunya harus didorong dengan suasana yang aman, nyaman dan menyenangkan, sehingga suasana kondusif,” tutur Plh Sekretaris Daerah Kota Bandung, Hikmat Ginanjar saat Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak, di SMPN 2 Bandung, Senin (6/5/2024).
Hikmat menambahkan, jika kenyamanan hadir setiap sekolah, maka inovasi akan muncul dan menjadi hal terbiasa.
“Kalau menyenangkan, kreativitas dan inovasi akan muncul dan terbiasa. Jadi ide gagasan akan muncul, ini harus dibiasakan,” tuturnya.
Menurut Hikmat, suasana sekolah yang nyaman dan aman sangat penting untuk menyiapkan generasi bangsa yang akan datang.
“Kegiatan hari ini bagi kami semua memiliki arti yang penting dan strategis. Kita semua dalam menyiapkan generasi bangsa,” tuturnya.
Menurutnya, sosialisasi memantapkan para murid dan tenaga pendidik untuk lebih memahami kenyamanan belajar. Oleh karenanya, menghadirkan psikolog dalam memberikan materi untuk dipahami.
“Kegiatan ini meningkatkan bahwa perundungan tidak menyenangkan, akan buat suasana itu tidak kondusif. Maka sosialisasi sekarang ini tidak hanya bagi kepala sekolah, guru, tapi termasuk peserta didik agar memahami sesuai Merdeka Belajar,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Bandung, Uum Sumiati mengungkapkan, pemerintah berkomitmen memberikan pelayanan dan perlindungan terhadap anak.
“Ini sebagai langkah strategis dan pencegahan di Kota Bandung untuk memberikan kenyamanan selama pembelajaran berlangsung,” tuturnya.
Upaya lainnya, masyarakat bisa mengunduh di play store yaitu Senandung Perdana (Sekolah dan Layanan Perlindungan Perempuan dan Anak). Aplikasi tersebut sebagai penghubung untuk melaporkan saat ada terjadi perundungan.
Aplikasi ini juga merupakan alat bantu dalam upaya pencegahan, deteksi, dan penanggulangan masalah-masalah yang mengancam kesejahteraan perempuan.
“Kita manfaatkan saluran bantuan, ada layanan aplikasi Senandung Perdana, Puspaga (Pusat Pembelajaran Keluarga) dan layanan UPT di dinas,” ungkapnya.
Dalam kegiatan tersebut dihadiri oleh 160 peserta dari SMP 2, SMP 15, SMP 9 dan SMP 23. Kegiatan ini akan diselenggarakan secara bertahap.***