JAKARTA – Partai Mahasiswa Indonesia turut mengomentari Partai Ummat yang secara tegas dan lugas mengusung politik identitas sebagai strategi partai pada pemilu 2024 yang diungkapkan oleh Ketua Umum Partai Ummat, Ridho Rahmadi, saat Rakernas ke-I Partai Ummat di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur.
“Kami berpandangan wajar jikalau Partai Ummat mengusung politik identitas, sebab kami lihat Partai Ummat juga minim gagasan. Karena selama ini yang dimunculkan hanyalah kebencian terhadap rezim, kritik yang kerap tak objektif dan lain sebagainya, yang menurut kami menjadi preseden buruk bagi generasi kita hari ini,” kata Eko Pratama, Ketua Umum Partai Mahasiswa Indonesia (PMI), Rabu (15/2/2023) sore.
Menurutnya, apa yang disampaikan Partai Ummat terkait dengan politik identitas, bisa berpengaruh terhadap iklim demokrasi dan politik di tanah air.
“Saya mengerti sekali dengan apa yang disampaikan oleh Ketua Umum Partai Ummat yang menyebut memisahkan politik dengan identitas adalah sebuah kesesatan, tapi yang harus di ingat, iklim demokrasi dan politik kita di tanah air ini belum sehat, gaungan politik identitas bisa diinterpretasikan lain oleh masyarakat. Ingat, kontestasi-kontestasi pemilu yang sudah pernah dilaksanakan, kita perlu belajar dari pengalaman-pengalaman itu, berapa lama polarisasi ada di masyarakat kita,” tegas Eko.
Eko Pratama juga mengajak partai politik di Indonesia untuk turut serta memberikan kontribusi terhadap perbaikan iklim demokrasi di Indonesia untuk semakin maju kepada masyarakat.
“Harusnya sebagai partai politik peserta pemilu, seperti Partai Ummat, turut memperbaiki iklim yang masih kurang sehat ini. Jumlah pemilih rasional pada pemilu di Indonesia itu masih rendah loh, tawarkan program-program partai dan masih banyak hal lain yang bisa ditawarkan kepada publik, jangan mengeruhkan air yang sedang berusaha dijernihkan oleh banyak pihak,” ujarnya.
Terakhir, Eko Pratama menegaskan, walaupun Partai Mahasiswa Indonesia belum berkesempatan menjadi partai politik peserta pemilu 2024, tapi Partai Mahasiswa Indonesia tidak akan duduk diam dengan kondisi bangsa hari ini. Terlebih dalam setahun kedepan, bangsa Indonesia akan menghadapi situasi politik yang tak menentu.
“Jangan biarkan polarisasi di tengah masyarakat menguat, karena dipantik oleh hal-hal semacam (politik identitas) ini.” tandasnya.***