JAKARTA – Tokoh pemuda kristen dari GKPMI, Rogen Kontrake, sikapi aktivis dan pegiat media sosial Nicho Silalahi yang turut berorasi di Kantor Kementerian Agama terkait dengan pengeras suara adzan beberapa waktu lalu.
Rogen berharap, Nicho Silalahi sebagai non muslim yang kerap di media sosialnya menyebut dirinya kafir, tidak turut campur dalam persoalan tersebut karena dinilai bukan ranahnya.
“Surat Edaran Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas kini sedang menghadapi kritikan dari sejumlah elemen masyarakat. Dan yang menjadi viral adalah pernyataan Pak Menteri yang disebut-sebut membandingkan suara adzan dengan gonggongan anjing. Dimana pada permasalahan itu ada seorang aktivis Nicho Silalahi turut memprotes habis-habisan Menteri Agama terkait pernyataan yang viral tersebut,” kata Rogen Kontrake di Bandung, (10/3/2022).
Kehadiran Nicho Silalahi pada aksi unjuk rasa di Kantor Kementerian Agama dan turut berorasi, menurut Rogen Kontrake perlu disikapi.
“Sementara beliau (Nicho Silalahi) berlatar belakang agama kristen. Hal ini tidak sesuai dengan ajaran agama kristen sendiri, yang mana sesuatu yang diprotes belum tentu benar. Oleh sebab itu, saya selaku pemuda kristen, menyarankan kepada Nicho Silalahi agar tidak ikut campur tangan atas persoalan yang saat ini sedang viral terkait pernyataan Menteri Agama yang disebut sebut membandingkan adzan dengan gonggongan anjing. Sementara kita belum memahami pernyataan itu benar atau tidak,” tegasnya.
Meski mempersilahkan Nicho Silalahi untuk menyatakan pendapat dan aspirasinya sebagai warga negara yang telah diatur dalam Undang Undang, namun Rogen Kontrake menyarankan Nicho Silalahi untuk menyikapi informasi yang diterimanya secara komprehensif.
“Pastikan dulu kebenaran informasinya, disaring serta cek re-cek,” ujarnya.
Namun terkait dengan latar belakang serta persoalan dari aksi unjuk rasa di Kantor Kementerian Agama tersebut, Rogen Kontrake kembali menyarankan Nicho Silalahi untuk stop berbicara yang bukan ranahnya.
“Oleh karena itu, saya menyarankan kepada Nicho Silalahi agar stop berbicara, karena itu bukan ranahnya kita, kita tidak bisa mencampuri persoalan orang lain. Sementara kita sendiri memiliki persoalan yang harus kita benahi sebagai orang kristen di Indonesia ini,” ujarnya.
“Kita seharusnya memberikan kesejukan buat bangsa ini, persoalan agama merupakan sesuatu yang sensitif, oleh sebab itu, sebelum berkata-kata harus dipikirkan dulu,” tutup Rogen Kontrake.
[st]
