Menyelami Makna Rezeki Dalam Hidup

oleh -
Menyelami Makna Rezeki

Sebetulnya apa sih yang dibutuhkan dari rezeki? Apakah ingin semuanya hidup kaya dan bermewah-mewah? Ataukah hanya ingin sekedar hidup berkecukupan?

Rezeki memiliki bentuk yang beragam, tak bisa hanya diartikan berupa uang. Pandangan bahwa rezeki hanya dalam bentuk harta merupakan sebuah kesalahpahaman.

Kesehatan, anak yang saleh, ketentraman dalam rumah tangga, tetangga yang baik, juga merupakan bentuk rezeki dan anugerah untuk kebaikan hidup. Selain rupa dan bentuk yang berbeda, rezeki juga datang dalam waktu dan dari sumber yang tidak terduga.

Sejumlah orang memang mengartikan rezeki hanya berdasarkan materi. Hingga ada orang yang datang kepada kyai dan bertanya, “Pak Kyai, ibadah apa yang bisa membuat saya kaya? Tolong saya diajari ibadah yang bisa buat saya kaya.”

Kyai menjawab, “Gampang itu. Kamu setiap sebelum salat subuh, salah sunnah fajar dua rakaat. Laksanakan ya, jangan sampai kamu tinggalkan.”

Orang tersebut pulang dan berusaha melaksanakan ucapan sang kyai. Sepekan, dua pekan, dia lakukan salat sunnah fajar itu. Namun dia merasa tidak ada perubahan yang terjadi.

Dia tetap saja seperti sebelum mendirikan salat tersebut. Dia tidak naik pangkat, gaji tidak bertambah, dan kekayaan tetap seperti sebelumnya. Ketika sudah menjalani salat selama dua bulan dan tetap tidak ada perubahan, akhirnya dia kembali menemui sang kyai.

“Pak kyai, ini yang bapak ajarkan kemarin itu benar atau tidak? Saya sudah melaksanakan salat berbulan-bulan kok engak ada perkembangan sama sekali? Rezeki saya tetap saja segitu.”

Kyai menjawab, “Lho masa kamu engak merasa? Kamu tahu enggak? Sini saya bukakan kitabnya, ini hadist.”

Lantas ditunjukkanlah kepada orang tersebut, sabda Rasulullah SAW yang artinya, “Dua rakaat salat sunah fajar sebelum subuh itu lebih baik dan lebih besar dari dunia dan segala isinya.”

“Jadi, kamu dengan salat fajar dua rakaat itu sekarang sudah punya dunia dan segala isinya. Kurang kekayaan apa lagi kamu sudah punya dunia dan seisinya?” Sang Kyai menjawab. (rdk)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.