Kab. Bandung-SII, Menteri Pertanian RI Prof. Dr. H. Andi Amran Sulaeman, MP., laksanakan kunjungan kerjanya ke Kab. Bandung untuk mengikuti Rapat koordinasi Pangan Upsus Padi, Jagung dan Kedelai Provinsi Jawa Barat tahun 2017 rumah dinas Bupati, Soreang Kabupaten Bandung, (21/1).
Pada sambutannya Andi Amran memberikan apresiasi yang tinggi kepada institusi TNI yang selama ini ikut membantu dan bekerjasama dalam program ketahanan pangan. “Alhamdulillah pada tahun 2016 kita tidak mengimpor beras. Rekomendasi impor beras juga tidak ada”, ujar menteri.
Dijelaskannya, Produksi padi ditahun 2016 mencapai 79,1 juta ton dan dibanding tahun 2014 yang 70,8 juta ton berarti ada kenaikan sekitar 11,7%. Bawang juga ada kenaikan sekitar 11,3% yang di tahun 2014 produksi sekitar 1,2 juta ton dan ditahun 2016 produksinya 1,3 juta ton. Jagung juga mengalami peningkatan, di tahun 2014 produksinya sebanyak 19 juta ton dan di tahun 2016 sebesar 23,2 juta ton atau kenaikan sebesar 21,9%.
Namun untuk komoditas cabe masih belum ada perubahan yang signifikan, produksi tahun 2014 dan 2016 sebesar 1,9 juta ton. “Cabe adalah komoditas yang masih sering diprintil-printil”, ucap menteri dengan nada sedikit geram.
Anggaran untuk pertanian menjadi satu yang menjadi topik yang disampaikan oleh menteri, “ditahun 2014 anggarannya sekitar 1,4 trilyun rupiah dan mengalami peningkatan ditahun 2017 menjadi sebesar 2,5 trilyun rupiah untuk Jabar”, ungkapnya.
Untuk meminimalisir kerugian pada usaha pertanian, pemerintah sudah menggulirkan program asuransi pertanian yang saat ini sudah mencakup lahan seluas kurang lebih 674.960 hektar. Jadi jika terjadi gagal tanam akibat musibah alam, maka akan diberikan penggantian 100%. Itu adalah salah satu implementasi program terobosan yang dilakukan pemerintah saat ini.
Menteri Pertanian Hadiri Rakor Upsus Pajale 2017
Sebelumnya bupati Kabupaten Bandung Dadang M Nasser pada awal rapat mengungkapkan rasa terimakasihnya atas kunjungan kerja Menteri Pertanian RI ke wilayahnya. Dijelaskan oleh Naser bahwa wilayahnya seluas 176.890 hektar dibagi menjadi 31 kecamatan dengan jumlah penduduk sekitar 3,5 juta jiwa. Hampir 50% penduduknya adalah petani, jadi kompleksitas ada di pertanian sehingga fokus pada pembangunan di pertanian. “Produksi padi di Kab Bandung surplus, kami banyak dibantu oleh Dandim dan Babinsa”, ungkapnya.
Saat ini kami sedang mengembangkan produk ganyong, yang dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan pada konsumsi terigu. M Naser pada kesempatan itu mengungkapkan bahwa kendala yang dihadapi adalah mengelola lahan-lahan kritis seperti di lahan Perhutani dan PTPN VIII juga di hulu Citarum, “Ada pola tanam yang dirasa kurang tepat di lereng-lereng dengan kemiringan 40°, tapi sekarang sudah dirintis pola tanam tumpangsari < 40° boleh ditanami sayuran dan > 40° tumpangsari kopi, solusi yang diharapkan selanjutnya adalah memanfaatkan lahan hutan tapi hutan tidak menjadi rusak”, urainya.
Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI M. Herindra pada kesempatan sambutannya menjelaskan bahwa persoalan ketahanan pangan sudah menjadi bagian tanggungjawab TNI, TNI mendukung program yang sudah dicanangkan oleh pemerintah, “TNI dan ketahanan pangan sangat berhubungan, walau ada suara miring kita tetap komitmen dengan tujuan bersama untuk mensukseskan program swasembada pangan”, tegasnya. “Kepada Dandim saya perintahkan untuk mendukung penuh, jangan main-main, mari kita dukung agar Indonesia dapat swasembada pangan”, pungkas Pangdam.
Di sela rangkaian acara dilakukan penandatanganan Kesanggupan Sasaran Luas Tanam Padi di wilayah Purwakarta, Subang, Kab. Bandung yang ditandatangani oleh Aster Kasdam III/Siliwangi, Dandim Purwakarta, Kadis Pertanian Purwakarta dan Dandim 0609. Disaksikan oleh Menteri Pertanian RI Andi Amran, Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI M. Herindra, Wagub Jabar Deddy Mizwar dan Bupati Kab. Bandung Dadang M Naser.
Deddy Mizwar pada kesempatannya itu menjelaskan bahwa potensi Jawa Barat sangat tinggi dalam kedaulatan pangan. Dan memberikan apresiasi pada bupati Kab Bandung dalam mengatasi lahan sawah yang alih fungsi, jelasnya. Ia menuturkan lebih lanjut bahwa Jabar Selatan akan diberdayakan untuk agrobisnis dan pantura sebagai daerah pertanian padi. “Kami sedang mencari solusi teknologi yang bisa menaikkan air dari bawah ke bagian lahan yang lebih tinggi”, ungkapnya.
Deddy menambahkan, “Selain potensi pajele, Jabar juga mempunyai potensi sumber protein hewani, seperti ayam, kambing dan domba”, ujarnya. Menurutnya lebih pas jika kebutuhan daging nasional tidak hanya berpatokan pada daging sapi. Namun juga dari sumber protein lainnya seperti hewan khas Jawa Barat. Seperti domba atau kelinci yang bila di konsumsi selain menambah sumber gizi juga nikmat dan lumer di lidah, ujar Deddy diiringi tawa dan tepuk tangan dari yang hadir untuk kalimat “lumer di lidah”. Tidak ketinggalan pada moment tersebut Wagub mengucapkan terimakasih pada TNI dan Kodam III/Siliwangi yang telah banyak memberi kontribusi pembangunan fisik. Seperti jembatan untuk jalur distribusi dan pada program ketahanan pangan. Dibuktikan dengan Jabar nomor 1 dalam jumlah produksi padi nasional.
Hadir pada Rakor Pangan Upsus pajele 2017 Provinsi Jawa Barat, Menteri Pertanian Prof Dr H. Andi Amran Sulaiman, Dirjen Pertanian dan Ketahanan Pangan, Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI M Herindra, Wagub Jabar Deddy Mizwar, Para Bupati/Walikota atau perwakilannya, para Danrem dan Dandim, Polres Bandung, pejabat pemprov Jabar, para pejabat Pemkab Kab Bandung dan tamu undangan. (stanly)