LPBINU Kota Semarang Resmi Dilantik, Gus Zar Nyatakan Siap Bersinergi

oleh -
LPBINU Kota Semarang Resmi Dilantik, Gus Zar Nyatakan Siap Bersinergi
Ketua PCNU Kota Semarang, KH Anasom saat melantik LPBINU Kota Semarang (qq)

SEMARANG – Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Kota Semarang secara resmi dilantik Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) di Pondok Pesantren Raudlatus Sa’idiyah, Sabtu (30/10/2021) pagi.

Ketua LPBINU Kota Semarang, Imam Zarkasi mengatakan, LPBINU sebagai sebuah organisasi yang ada di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) saat ini masih terbilang baru atau dalam taraf belajar. Meski demikian, dirinya yakin siap bersinergi dengan para pelaku mitigasi kebencanaan yang ada di Kota Semarang.

“Para pengurus LPBNU ini rata-rata memiliki latar belakang Banser Tanggap Bencana atau Bagana. Selain itu, Bagana juga terhitung sebagai bagian dari LPBINU dalam kegiatan kebencanaan,” ucap Gus Zar, sapaan akrabnya.

Para personel yang ada, lanjut Gus Zar sudah memiliki keterampilan yang dibutuhkan. Antara lain assessment, pertolongan pertama, evakuasi, dan dapur umur, “Tidak ada masalah keterampilan, sudah ada Bagana yang terlatih di kebencanaan, sering mengikuti pelatihan, cuma sertifikasinya yang belum,” ungkapnya.

Untuk itu, dia juga akan melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kota Semarang. Dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang untuk menghimpun masyarakat yang siap dengan kemungkinan terjadinya bencana.

Kepala BPBD Kota Semarang, A Rudianto mengapresiasi adanya LPBINU Kota Semarang. Dia berharap NU dapat bersinergi dengan pemerintah dalam mengurusi kebencanaan di Kota Semarang, “kita kan sudah punya KSB, Kelurahan Siaga Bencana, tapi untuk bisa melangkah menjadi Katana, kelurahan tangguh bencana butuh proses, dukungan dari masyarakat, termasuk LPBINU ini,” katanya.

Dia menilai, LPBINU mempunyai peran untuk membantu masyarakat dalam membina warga kota Semarang agar memiliki kesiapan lebih terhadap potensi bencana, “mitigasi penting, siaga juga penting, karena itu kami harap LPBINU ini bisa menjadi mitra pemerintah untuk menyiapkan masyarakat menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang ada,” ucapnya.

Sementara, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengingatkan langkah-langkah antisipasi kebencanaan menghadapi perubahan musim. Baik dari musim kemarau ke musim hujan maupun dari musim hujan ke musim kemarau.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi saat memberikan rompi kepada Ketua LPBINU Kota Semarang (qq)

“Hari ini pelatihan dan pembekalan yang nama Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Kota Semarang. Kami ucapkan terima kasih kepada NU Kota Semarang untuk kontribusinya kepada masyarakat,” kata Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi dalam sambutannya.

Menurutnya, NU memiliki lembaga dan dan badan otonom (Banom) yang aktif berkegiatan di masyarakat. Ia pun mengingatkan potensi kebencanaan yang ada di kota Semarang, “Keunikan Kota Semarang, kalau kemarau kekeringan dan kebakaran. Sebaliknya ketika musim hujan ceritanya ganti banjir, rob, dan longsor,” ujarnya.

Potensi bencana, lanjutnya sudah terpetakan dengan baik. Namun sering kali masyarakat tidak mengindahkan imbauan yang ada, “Begitu banjir, baru tergopoh-gopoh memberikan bantuan, begitu kekeringan baru gotong royong distribusi air,” ungkapnya.

Karena itu dirinya berharap LPBINU mampu membina masyarakat untuk mempersiapkan mitigasi bencana dengan baik dan meningkatkan respons kebencanaan, “LPBINU ini salah satu langkah yang paling ajib, paling top,” sebutnya.

Catatan dari saya, lanjut Hendi terkait LPBINU Kota Semarang tentang kebencanaan. Ia sebut pesan dari Pemerintah pusat akan ada badai el-nina, “Kita tentunya berharap Semarang tidak terlalu terkena dampak serius, tapi karena ini sudah menjadi peringatan pemerintah pusat mari kita sikapi secara bijak,” pesannya.

Ia melanjutkan, peringatan berikutnya terkait dengan potensi ledakan Covid-19 gelombang ketiga di bulan Februari, “Prediksi ini muncul karena kebiasan masyarakat mudik di saat lebaran, dan natal dan tahun baru (Nataru).

Sekarang ini belum ada obat Covid, sambungnya, cara mengatasi Covid-19 baru berupa langkah antisipasi dengan protokol kesehatan dan vaksinasi, “Mari kita jaga agar ledakan ketiga ini tidak terjadi di Indonesia maupun di Kota Semarang,” pungkasnya. (qq)

Comments

comments