Karir Musikal
Dalam Industri Musik Indonesia, kiprah music Tony Wenas, telah dimulai pada tahun 1980. Itulah saat ia masuk Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Disana, bersama teman-teman sekampus, mereka membentuk grup musik bernama ‘Solid 80’.
“Awalnya kami memainkan lagu-lagu The Beatles, Earth Wind and Fire. Lalu akhirnya kami menjadi band epigon Queen, karena paling sering mengcover lagu mereka. Saya masih ingat saat pertama kali menyanyikan lagu ‘Bohemian Rhapsody’ salah satu masterpiece Queen, bersama Solid 80. Di Studio 5 RRI, secara live on air.” ungkap Tony Wenas, pria kelahiran Jakarta, 8 April 1962.
Meski ‘Solid 80’, band yang membuatnya terkenal dalam industri musik, namun sosok multi talenta ini selalu membuka dirinya untuk berkarya bersama musisi lainnya. Misalnya Fariz RM yang lantas mengajaknya bergabung dengan ‘Symphony’, band yang dibentuk alm. Jimmy Paais dan Herman Gelly dimana Fariz ikut bergabung sebagai bassis. Kelompok musik yang populer di awal 80-an itu, dibentuk untuk mengakomodir perkembangan musik dunia bersamaan dengan berkembangan teknologi digital dalam dunia musik.
Selain itu, Tony Wenas pernah menjadi keybordist ‘Makara’ di tahun 1981. Ia juga pernah gabung dengan band ‘Hookerman’ , memainkan karya-karya supergroup dunia, seperti; Uriah Heep, Kansas dan Rainbow. Tony juga bagian dari ‘Prasakti’, band yang mengcover lagu-lagu klasik rock. Dan, salah satu awal perjalanan bermusiknya, bersama band sekolahnya, Tony muda tampil di Festival Band antar SMA se Jakarta.
Sementara itu perkawanan dekatnya dengan Fariz RM, terus berlanjut hingga kini. Mereka membentuk grup vokal ‘Gentlemen’, bersama Deddy Dhukun dan Mus Mujiono. Pada tahun 2023, mereka tampil di Prambanan Jazz Festival, Yogyakarta.





