“Momen bersejarah ini pernah terukir di pulau Sebatik, Kab. Nunukan Prov. Kaltara (dulu masih Kaltim) dimana bendera sepanjang dua kali jembatan suramadu merah putih, yakni panjang 10 Km, lebar 115 cm lebih, berhasil dibentangkan oleh segenap masyarakat Nunukan dan Sebatik dibantu oleh personel TNI AL, TNI AD, unsur Kepolisian Polres Nunukan dan Pemda Nunukan pada hari Pahlawan 10 Nopember 2012. Uniknya bendera memiliki berat 7,516 Ton tersebut diangkut dengan menggunakan KRI OWA 354 dari p. Nunukan menuju p.Sebatik yang merupakan daerah perbatasan langsung RI-Malaysia melewati perairan Ambalat”
Kaltara— Sedikitnya sekitar 184 orang pelajar Nunukan terdiri dari Paskibra cilik, Paskibra dan Purna Paskibra Perbatasan Nunukan serta Sapma PP (Pemuda Pancasila) Nunukan yang tergabung dalam peserta perbentangan bendera merah putih 10 Km setelah melaksanakan latihan di ruko tanah merah Nunukan selama kurang lebih 3 bulan lamanya dipimpin langsung oleh Tim gabungan Bais TNI dan Satgas Mar Ambalat XV boarding di atas KRI OWA 354 (7/11/2011). “Saya bangga dan senang sekali dapat mengikuti acara pekan kebangsaan hari pahlawan ini, terutama saya dapat menikmati langsung kapal canggih OWA milik TNI AL, karena tidak semua masyarakat apalagi masyarakat perbatasan diberi kesempatan berlayar dengan KRI OWA ini”. Demikian ujar Dwi Ayu, salah seorang anggota Paskibra Nunukan.
(Foto: Gotong royong mengangkut bendera 10 Km ke KRI OWA 354, antara peserta yang terlibat dan prajurit TNI AL disaksikan oleh Danlanal Nunukan).
Saat Joy Ship KRI OWA 354 Menuju Sebatik
Tanggal 7 Nopember 2012 rombongan Nunukan, termasuk kelompok MB Gita Swara Sempadan dari SMA 1 Nunukan, serta guru-guru pendukung perwakilan dari SD 005 Nunukan, SMA 1 Nunukan, SMA 1 Nusa, SMK 1 Nunukan ditambah dari Lisem I Nunukan, perwakilan PPM Nunukan dan tim liputan khusus Trans TV menaiki KRI OWA 354. Dan sekitar pukul 09.00 Wita KRI OWA 354 bertolak meninggalkan dermaga Lanal Nunukan menuju dermaga Sungai Nyamuk, Sebatik. Perjalanan memakan waktu sekitar 3 jam melewati perairan Karang Unarang/Ambalat. Di dalam anjungan kapal sendiri rombongan disambut dan dijamu oleh para awak kapal dengan hiburan spontanitas Band OWA dengan pemain dari awak kapal dan para peserta sendiri. Disamping itu KRI OWA menyelenggarakan “Open Ship” dilaksanakan secara Bergilir tiap kelompok pelajar yang terlibat. Disini sambil menikmati pemandangan laut Ambalat peserta diberikan pengetahuan tentang potensi maritim/kelautan dan histori KRI OWA 354.Dari sudut wajah peserta sendiri terlihat merasa senang dengan even semacam ini, karena tidak seluruh pelajar, atau masyarakat Nunukan, bahkan masyarakat Indonesia sendiri mendapat kesempatan Joy Ship dengan KRI OWA 354 yang menjadi kebanggaan TNI AL tersebut.
Suasana hiruk pikuk penuh suka cita terbias pada wajah-wajah peserta Pekan kebangsaan Hari Pahlawan ke 67 di pulau Sebatik saat berada di anjungan KRI OWA 354, mengawal bendera merah putih 10 Km yang akan dibentangkan di p. Sebatik.
Sekitar pukul 12.30 Wita KRI OWA 354 tiba di dermaga Sungai Nyamuk disambut oleh Pasiops Lanal Nunukan Kapten Laut (P) Lukman, dan Dansatgasmar Ambalat XV Kapten Mar Hendro Paat beserta staf Posal Sei Nyamuk dan Sebatik. Acara penyambutan sendiri dilaksanakan dengan tradisi TNI AL dengan upacara penyerahan secara simbolis bendera 10 Km dari Kol. Laut (P) Suwito kepada Kapten Mar Hendro Paat didampingi kelompok Paskibra perbatasan, yang merupakan acara perdana bagi mereka. Disaksikan unsur Muspika Sebatik dan tokoh masyarakat Sebatik lainnya.Acara serah terima bendera merah putih 10 Km di dermaga Sei Nyamuk dalam rangka pekan kebangsaan hari pahlawan ke 67 berlangsung dengan khidmat, aman dan tertib.
Pengalaman perdana di Nunukan
Pengalaman perdana ini dapat dicatat sebagai hal yang unik sepanjang sejarah di perbatasan RI-Malaysia, karena:
- Baru terjadi dalam sejarah KRI OWA 354 mengangkut bendera merah putih 10 Km beserta Paskibra dan pelajar yang terlibat.
- Adanya upacara bendera serah terima bendera merah putih di atas kapal KRI OWA 354.
- Pengalaman perdana bagi pelajar Nunukan yang terlibat, menaiki kapal tempur TNI AL yang hanya terjadi di Nunukan, Paskibra mendampingi dan mengawal bendera 10 Km di atas KRI.
Peran Satgas Mar Ambalat XV
Dikutip dari buku “Jejak Tapak Sang Pengembara Di Tanah Penekindi De Baya” karya Maszwin SP bahwa, peran Satgas Mar Ambalat XV bersinergi dengan Tim Bais TNI, yakni ikut menanamkan dan memupuk jiwa patriotisme serta turut membentuk karakter kebangsaan bagi generasi muda dan masyarakat perbatasan Nunukan-Sebatik-Malaysia melalui kegiatan pekan kebangsaan hari pahlawan ke 67 dengan acara spektakuler sepanjang sejarah. Kegiatan yang dilakukan antara lain:
- Berdasarkan jadwal acara pada proposal keberangkatan peserta Pekan kebangsaan hari pahlawan ke 67 dari Nunukan beserta bendera 10 Km adalah tanggal 5 Nopember 2012, namun karena hasil koordinasi Mayor Mar Wahyudi dengan Bpk Letkol Laut (P) Eko Vidiyanto selaku Danlanal Nunukan saat itu , pihak TNI AL melalui Koarmatim merencanakan KRI Oswald Siahaan 354 baru sandar di Nunukan pada tanggal 6 Nopember 2012 maka pelaksanaan pemberangkatan diundur menjadi tanggal 7 Nopember 2012 sesuai dengan jadwal KRI OWA 354, maka upacara pelepasan bendera merah putih 10 Km dalam rangka pekan kebangsaan hari pahlawan ke 67 di pulau Sebatik dilaksanakan tanggal 6 Nopember 2012 . Sebelum acara dilaksanakan terlebih dahulu acara geladi upacara sesuai dengan Renup semula dipimpin oleh Kapten Mar Hendro Paat selaku Dansatgas Mar Ambalat XV.
Foto : Kapten Mar Hendro Paat dan Lettu Mar Yusman dari Satgas Mar Ambalat X, Mayor Mar Wahyudi. Lanal Nunukan, Tim Bais TNI, unsur Kodim Nunukan dan LSM Panjiku Mansur Rincing, ibu Nursan serta peserta geladi upacara pelepasan)
2. Kegiatan Pekan Kebangsaan Hari Pahlawan Ke-67.
Acara perbentangan bendera merah putih 10 KM, tidak semata-mata dilakukan begitu saja, namun acara tersebut diisi dengan rangkaian kegiatan pekan kebangsaan dari tanggal 8 s.d 9 Nopember 2012 dengan kegiatankegiatan pembentukan wawasan kebangsaan serta memupuk jiwa cinta tanah air dan disiplin diantaranya outbond cinta tanah air yang dilaksanakaan di pantai Batu Lamampu dibina langsung oleh personel Satgas Mar Ambalat XV dikomandani Kapten Mar Hendro Paat.
Maksud dan tujuan kegiatan outbond terbatas di Batulamampu ini adalah untuk membentuk fisik, mental dan pribadi yang berkarakter kebangsaan bagi para peserta agar nantinya memiliki fisik dan mental yang tangguh, dan menjiwai nilai-nilai kepahlawanan yang diwariskan oleh para pendahulu kita pada masa kemerdekaan dahulu sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Di pantai Batulamampu inilah para peserta ditempa dan dilatih fisik serta mental mereka oleh personel Satgas Marinir XV, agar terbentuk fisik dan mental yang baja guna acara pembentangan bendera 10 Km dalam rangka hari pahlawan ke 67 di pulau Sebatik, demi tetap tegaknya kedaulatan negara di beranda terdepan NKRI. Merubah mental yang mandiri dan berkepribadian Pancasila memang tidak mudah. Oleh sebab itu momen outbond ini dapat dijadikan pengalaman bersejarah bagi mereka sebagai generasi muda di masa yang akan datang.
Acara Perbentangan Bendera merah Putih 10 KM
Pasca upacara hari pahlawan ke 67 tanggal 10 Nopember di lapangan Aji Kuning Sebatik, digelar demo kolone senapan oleh Satgas Mar Ambalat XV dan penampilan demo PBB variasi oleh Gabugan Paskibra Perbatasan Nunukan dan Sebatik. Setelah itu Sekitar pukul 10.10 Wita acara pembentangan bendera merah putih sepanjang 10 Km dimulai. Acara pembentangan bendera kali ini diawali dengan laporan Danup Lettu Mar Yusman Efendi kepada Irup Bupati Nunukan, Drs. Basri. Formasi Kelompok Paskibra yang telah siap sebelumnya melangkah dengan derap langkah yang tegap dan serentak menuju barisan Irup dan undangan VIP pada tiang pertama. Agus (Purna Paski Prov Kaltim) didampingi oleh Rika (Purna Paski Nunukan), Nabela (Purna Paski Nunukan diikuti oleh anggota Purna Pakibra perbatasan lainnya termasuk Paskibra cilik berjalan dengan tegap membawa bendera kepada Irup. “Hormat gerak” demikian aba-aba dikumandangkan oleh sang Danup dan diikuti oleh seluruh yang hadir, sementara kelompok paduan suara Sapma PP Nunukan mendendangkan lagu Indonesia Raya dipimpin oleh Ibu Margaretha. Suasana khidmat sangat terasa saat Pak Basri mengikat tali bendera di tiang pertama, dilanjutkan oleh tamu undangan sambung menyambung hingga dituntaskan oleh seluruh peserta pembentangan.
(Foto: Detik-detik pembentangan bendera merah putih 10 Km
Rute Perbentangan Bendera di p. Sebatik)
Inisiator Bendera 10 KM
Momen perbentangan bendera 10 KM ini merupakan momen yang ke dua setelah sebelumnya pernah dilaksanakan di Kec. Seimanggaris Kab. Nunukan pada tanggal 17 Agustus 2011 dalam rangka HUT RI ke 66 dengan perbentangan bendera merah putih sepanjang 3000 meter. Inisiator acara perbentangan antara lain:
- Tim Bais TNI Kab. Nunukan.
-Mayor Mar Wahyudi;
-Kapten Lek Ismail I;
-Serma A. Yeppy Efendi;
- LSM Panjiku (Mansur Rincing);
- Hj. Nursan (Tomas Sebatik/anggota DPRD Nunukan).
Foto: Masing-masing dari kiri ke kanan Mayor Mar Wahyudi, , Mansur Rincing,Hj. Nursan, Kapten Lek Ismail I, dan Serma Yeppy Efendi.
Jejak Tapak Sejarah
Saat ini bendera 10 KM masih tersimpan di Museum Arsip Kab. Nunukan dengan buku “Jejak Tapak Sang Pengembara Di Tanah Penekindi De Baya”, menjadi kebanggaan masyarakat Kab. Nunukan khususnya para pelajar dan generasi muda.
Dokumentasi dapat dilihat di youtube dengan link sebagai berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=NLhFuI9nw7U
dan link berikut: https://www.youtube.com/watch?v=bxDc3g-me2g
Serta buku “Jejak Tapak Sang Pengembara Di Tanah Penekindi De Baya” karya “maszwin sang pengembara” dapat diunduh di link berikut:
https://drive.google.com/file/d/0B66PfpUfGmRiRHVheW5la0d6cWs/view?usp=sharing
Meskipun target untuk memecahkan rekor MURI tidak tercapai, dikarenakan rekor bendera terpanjang telah dipecahkan oleh masyarakat Malang Jatim dengan pembentangan bendera merah putih sepanjang 17,845 meter pada HUT RI ke 66 tahun 2011, namun bendera yang dibentangkan di Sebatik tetap unggul karena memiliki bobot 7,516 Ton dan lebar 115 centi meter. Selain itu bendera 10 Km tersebut diupacarakan pada pelaksanaan pembentangannya, sedangkan bendera yang dibentangkan di Malang Jatim hanya memiliki lebar 15 Cm saja dan berat kurang dari 1 Ton serta tidak melalui proses ritual upacara. Konon, pernah terjadi debat antara Pak Wahyudi dengan pihak MURI, Jayaprana, akan tetapi Jayaprana selaku pihak MURI bersikeras mengklaim bahwa untuk urusan terpanjang tetap bendera yang ada di Malang Jatim.
Sumber: Jejak Tapak Sang Pengembara di Tanah Penekindi De Baya by MSP
(bhq)