SUKABUMI, sorotindonesia.com,- Masyarakat adat Kasepuhan Ciptagelar mengadakan kegiatan serah ponggokan menjelang seren taun di Desa Sirna Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi (4/8/2019).
Kasepuhan Ciptagelar adalah bagian dari wilayah kesatuan adat Banten Kidul yang tersebar di tiga kabupaten, meliputi Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Lebak yang berada di sekitar perbatasan Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten.
Desa adat Kasepuhan Ciptagelar Sukabumi telah dikenal luas oleh masyarakat Jawa Barat sejak ratusan tahun silam, karena termasuk daerah yang masih memegang kuat warisan leluhur seperti ciri khas budaya, bentuk rumah dan tradisi yang masih dijalankan oleh penduduknya hingga kini.
Setiap tahunnya, Kasepuhan Ciptagelar mengadakan lebih dari beberapa upacara adat dan ritual yang salah satunya adalah Serah Ponggok.
“Serah ponggok ini salah satu dari serangkaian acara sebelum dilaksanakan Seren Taun yang dihelat pada tangggal 6 September hingga 8 september 2019, yaitu acara puncak yang ke-651. Pada setiap tahunnya diadakan dalam rangka memeriahkan hasil panen padi,” ucap Ki Yoyo Yogasmana.
Serah Ponggokan adalah wujud permintaan maaf kepada ibu pertiwi yang sudah diolah untuk berbagai keperluan pertanian dan juga sebagai penyerahan Ponggokan untuk biaya pelaksanaan Seren Taun.
“Kegiatan serah Ponggokan ini dilaksanakan beberapa saat, biasanya 2 hingga 3 minggu sebelum acara Seren Taun di laksanakan, dan juga bertujuan untuk memusyawarahkan biaya pelaksanaan dan kegiatan selama Seren taun tersebut.
Ponggokan ini dihadiri oleh seluruh masyarakat diwilayah Kasepuhan dan juga kolot Lembur atau para sesepuh dari masyarakat atau komunitas yang mengikuti kasepuhan tersebut,” urai Yoyo.
Setiap yang hadir membawa nasi tumpeng Kabuli, yaitu makanan khas kasepuhan yang terbuat dari nasi dan aneka lauk pauk didalamnya yang dibentuk seperti bentuk gunung dan dimakan bersama-sama setelah acara musyawarah nantinya.

Ki Yoyo Yogasmana menambahkan, “Selain membawa nasi tumpeng gunungan, beberapa dari mereka hanya membawa beras saja. Oleh karenanya, di Imah Gede ibu-ibu juga sibuk memasak dan menyiapkan makanan di dapur atau Pawon untuk para tamu-tamu yang akan datang pada hari itu,” tutup Ki Yoyo Yogasmana.
Kasepuhan Ciptagelar memiliki sistem pemerintahan yang saat ini dipimpin oleh Abah Ugi Sugriana Rakasiwi, sebutan Abah ini diperuntukan bagi pemimpin masyarakat kampung adat.
Ki Bondan sebagai warga lokal sedikit bercerita saat menemani wartawan berkeliling di area rumah adat di Desa Sirna Resmi, dan hiburan yang akan dipentaskan puncak acara seren taun nanti, “Di acara seren taun juga selain upacara adat akan di suguhkan beberapa hiburan yang di isi dengan berbagai jenis seperti wayang golek, alat musik dan kesenian tradisional serta tarian” ucapnya.(*)