Kasdam III Siliwangi Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo Kunjungi Posko Sektor 21 Satgas Citarum, Uji Coba Sampel BIOS 44 Guna Meningkatkan Produktifitas Tanah Dan Air

oleh -
Kasdam III Siliwangi Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo Kunjungi Posko Sektor 21 Satgas Citarum

CIMAHI, sorotindonesia.com,- Kasdam III/Siliwangi Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo laksanakan giat kunjungan ke Posko Sektor 21 Satgas Citarum di Taman Kehati, Kampung Cimenteng, Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Minggu (14/6/2020).

Disambut oleh Dansektor 21 Satgas Citarum Kolonel Inf Yusep Sudrajat beserta jajaran, Kasdam III/Siliwangi berkesempatan meninjau posko beserta fasilitasnya dan pembibitan pohon.

Disela kegiatan tersebut, Kasdam III/Siliwangi serta Dansektor 21 Satgas Citarum juga melihat secara langsung uji sampel tanah dan air limbah industri menggunakan cairan formula Bios 44.

Bios 44 sendiri diklaim sebagai formula yang bermanfaat meningkatkan unsur hara dan menjaga kelembaban tanah, baik untuk pertanian, juga perikanan bahkan difungsikan untuk meminimalisir terjadinya kebakaran lahan dengan meningkatkan produktifitas gambut.

Dijelaskan oleh Kasdam III/Siliwangi Brigjen TNI Kunto Arif Wibowo kepada wartawan usai kegiatan, “Saya kebetulan baru datang ke Jawa Barat ini (Kodam III/Siliwangi), pindah tugas dari Sumbar (Sumatera Barat), lalu mendapatkan tugas untuk menangani masalah Citarum,” jelasnya.

“Sebetulnya kita juga dulu pernah diikutkan (penanganan Citarum), lalu pindah tugas ke Sumbar,” ungkap Kasdam III/Siliwangi ini.

“Kemudian saya masuk kesini, melihat perkembangan Jabar ini, khususnya Sungai Citarum. Mulai dari infrastruktur sampai dengan kepentingan dan manfaatnya bagi masyarakat,” ujar Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo yang juga sudah meninjau beberapa Sektor Satgas Citarum lainnya sebelum ke Sektor 21.

Terkait dengan peninjauannya ke Sektor 21, dikatakan oleh Kasdam III/Siliwangi ini, “Di Sektor 21 ini kita coba optimalisasi dari kebijakan yang sudah ada dengan potensi teknologi terapan yang kita bawa untuk menjadikan penyambung kembali ekosistem yang terputus,” kata Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo.

Menurutnya ada langkah-langkah yang akan dimulai, “Pertama, peremajaan lahan, dan kemudian mengembalikan manfaat nilai limbah, selanjutnya membangun perekonomian masyarakat, kemudian lagi membangun komunikasi. Mungkin komunikasi kita dengan lingkungan kurang. Sedangkan dalam tata kelola ruang, dengan adanya otonomi daerah ini potensi bisa menjadi bencana, karena semua pengelolaan aspek darat ini diproses ramai-ramai mulai dari pusat hingga daerah,” urainya.

Terkait perkembangan Program Citarum Harum, Kasdam III/Siliwangi menilai saat ini sudah jauh lebih baik dari sebelum adanya program. “Sudah jauh lebih baik. Hanya saja kita perlu optimalisasi, Citarum ini mau kemana, kita harus juga menggabungkan dengan masyarakat, dengan stakeholder itu sendiri, ada nilai strategis yang perlu dijaga secara berkelanjutan,” harapnya.

Kasdam III/Siliwangi Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo (kiri) saat diwawancarai wartawan usai kegiatan peninjauannya di Posko dan Pembibitan Pohon Satgas Citarum Sektor 21, Minggu (14/6/2020).
Uji Coba Formula Cairan BIOS 44 Untuk Tanah Di Lahan Pembibitan Pohon Sektor 21 Dan Limbah Industri

Kasdam III/Siliwangi Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo, melalui tim teknisnya melakukan uji coba penggunaan cairan BIOS 44 di media tanah dan air limbah yang ada di Sektor 21. BIOS 44 merupakan cairan berbahan alami yang ditujukan untuk mengembalikan kandungan unsur hara dan tingkat kesuburan yang dibutuhkan media tanah dan air.

Terapan teknologi yang dibawa dan diperkenalkan di Sektor Satgas Citarum, Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo mengungkapkan bahwa ini segaris lurus dengan program citarum. “Karena kita berangkat dari penataan ekosistem. Sebelumnya, BIOS 44 ini digunakan untuk membangun lahan gambut untuk dijadikan lahan produktif serta lahan bekas tambang dari dampak pengelolaan sebelumnya,” tuturnya.

Hasil dari uji coba BIOS 44 ini efektif setelah lima hari.

Ia juga mengungkapkan alasan mengapa membuat terapan seperti ini, “Prinsipnya kita (TNI) mencari solusi, untuk menjadi solusi kita harus mempelajari permasalahan. Lalu kita mengajak semua komponen-komponen yang berkompeten untuk menjadikan (produksi) yang bernilai inovasi,” pungkasnya.****

Comments

comments