KAB. BANDUNG – Hadirnya personel Satgas Citarum Sektor 21 Subsektor 17, memberikan semangat dan motivasi tersendiri bagi masyarakat yang tergabung dalam warga pelopor kebersihan atau yang dikenal di Kota Bandung dengan sebutan gober.
Diluncurkannya Program Citarum Harum pada tahun 2018 silam yang diinisiasi Letjen (Purn) TNI Doni Monardo yang kala itu menjabat Pangdam III/Siliwangi setelah Sungai Citarum viral menyandang predikat salasatu sungai terkotor di dunia, telah menggerakkan komponen masyarakat mulai dari pemerintah pusat hingga warga yang berada di kawasan DAS Citarum untuk bahu membahu guna mengembalikan martabat warga Jawa Barat yang tercoreng akibat predikat tersebut.
“Saya sudah sekitar dua tahun bersama-sama dengan TNI Satgas Citarum khususnya di Solokanjeruk ini,” kata Joni (56) dan Edi (40) warga Solokanjeruk, saat diwawancarai sorotindonesia.com usai kegiatan karya bhakti di daerah aliran sungai, beberapa waktu lalu.

“Ya, kami sebagai warga tidak mau melihat ada banyak sampah di sungai. Jadi, kita ingin berkontribusi kerjasama dengan pemerintah dan TNI Polri untuk mengatasi itu. Kedepannya kan sungai enak dan nyaman dilihat kalau bersih, ” ungkap mereka, terkait alasan bergabung bersama Satgas Citarum.
Dikisahkan oleh Joni dan Edi bahwa sebelum adanya Satgas Citarum ia bersama warga lainnya kerap bekerja bhakti dengan pemerintah setempat, seperti dengan RW atau pemerintah desa, namun masih di kisaran saluran sekitar rumah dan saluran irigasi.
“Sekarang dengan bapak-bapak TNI, kita turun ke sungai. Tapi kerja bhakti di lingkungan kita tetap ikut,” tuturnya.
Selama turun membersihkan aliran sungai, diceritakan oleh Joni bahwa banyak ragam sampah yang dibuang sembarangan oleh oknum warga.
“Jenis sampahnya banyak yang kita bersihkan di sungai, ada plastik keresek, styrofoam bekas makanan, kayu, ranting-ranting pohon, bambu, popok bayi (pampers), ada juga bangkai binatang. Paling susah itu mengangkat sampah ranting-ranting pohon dengan bambu karena banyak sampah lainnya yang menyangkut disitu,” ujar Joni,
Menurut pengalaman Joni, semenjak diluncurkannya program Citarum harum, sampah sungai volumenya sudah berkurang dibandingkan dengan sebelum ada program tersebut.
“Sekarang yang saya lihat sampah sungai sudah berkurang, mungkin karena sosialisasi terus-terusan oleh TNI Satgas Citarum dengan pemerintah kepada warga. Ya, sampah masih ada tapi tidak sebanyak dulu,” ungkap Joni lagi.
“Yang paling banyak sekarang yang sering kita bersihkan adalah sampah di pintu air Adimaja,” sebutnya.
Ia pun berharap personel TNI Satgas Citarum ini keberadaannya tidak hanya sampai target Perpres No.15 tahun 2018 berakhir selama 7 tahun, tetapi diperpanjang.
“Program Citarum Harum berhenti, terus sungai ini yang mengurus siapa? kalau bukan sama TNI. Bapak-bapak TNI ini yang mau terjun langsung ke sungai dan berbaur sosialisasi terus dengan warga dan membawa masyarakat. Jadi, harapan kami ya programnya kalau bisa diperpanjang,” harap Joni dan Edi.
“Kesempatan ini saya selaku warga mengucapkan terimakasih kepada TNI, karena selama ini TNI yang bisa mengatasi limbah industri dan sampah di sungai. Dan kami bangga bisa bekerjasama dengan bapak-bapak TNI. Semoga hasilnya kelak bisa dinikmati oleh anak cucu kita,” tandasnya.
Kesempatan terpisah Dansubsektor 21-17 Serma Agus Sumarna mengatakan bahwa dengan adanya warga pelopor kebersihan yang berasal dari wilayah tugasnya, sangat membantu.
“Kami menghormati dan menghargai adanya warga pelopor kebersihan. Mereka juga berperanan penting sebagai ujung tombak suksesnya Citarum Harum. Sangat positif,” ucapnya.
Pada pelaksanaan tugasnya, lanjut Agus Sumarna, warga pelopor kebersihan atau gober ini tidak hanya hadir di kala ada karya bhakti, namun juga turut mengawasi dan memantau kondisi sungai serta sosialisasi kepada warga di sekitar tempat tinggalnya.
“Sudah beberapa kali warga pelopor kebersihan ini menemukan oknum warga yang membuang sampai ke sungai, selanjutnya kita bina oknum warga tersebut agar sadar dan ikut peduli terhadap kebersihan lingkungan sungai,” terang Agus.
“Alhamdulillah, kami berterimakasih kepada warga pelopor kebersihan yang selama ini senantiasa solid dan kompak dengan personel Satgas Citarum. Kita selama ini saling terbuka satu sama lain, juga kekeluargaan,” tambahnya.
Dansektor 21 Satgas Citarum Apresiasi Keberadaan Warga Pelopor Kebersihan Sungai
Keberadaan warga pelopor kebersihan sungai yang selama ini membantu dan mendampingi personel Satgas Citarum, mendapat apresiasi dari Dansektor 21 Satgas Citarum Kolonel Arm Nursamsudin.
“Keberadaan mereka itu perlu kita berikan apresiasi, karena tugas mereka ini cukup berat, bahkan ada yang berat. Contohnya warga pelopor kebersihan yang ada di daerah-daerah rawan banjir dan daerah-daerah padat penduduk yang sebagian masyarakatnya belum sadar dan peduli terhadap pentingnya kebersihan lingkungan,” kata Dansektor 21, beberapa waktu lalu.
Cara masyarakat memandang keberadaan warga pelopor kebersihan ini pun mendapat sorotan dari Dansektor 21.
“Mereka seperti jadi tumpuan, seolah-olah penyelesaian sampah dan tanggung jawab kebersihan dicurahkan kepada mereka, masyarakat kita beranggapan seperti itu. Sehingga warga pelopor atau yang sering disebut dengan istilah gober itu saya sangat berterimakasih dan apresiasi karena mereka sendiri sudah merasa memiliki dan tanggungjawab,” tambahnya.
Pada kesempatan lain, Dansektor 21 mengungkapkan bahwa membersihkan sungai adalah tugas yang mulia.
“Membersihkan sungai adalah tugas yang mulia, kenapa saya sampaikan mulia? karena jarang yang mau mengerjakan. Berarti yang mengerjakan itu melaksanakan tugas yang mulia,” kata Dansektor 21.
“Sampah ini (sampah di permukaan Sungai) perbuatan siapa? ya perbuatan saudara-saudara kita yang belum sadar untuk memperlakukan sampah, sampah ini harusnya dibuang kemana. Ia maunya cari gampang dengan membuang ke sungai,” tandasnya.
[st]