Untuk menarik minat wisatawan lokal maupun luar kota, pihaknya menggelar sejumlah pertunjukan di Semarang Zoo dengan menghadirkan beberapa komunitas. Antara lain; komunitas satwa eksotis, komunitas ayam Serama, komunitas musang, dan komunitas burung perkutut.
Juga dimeriahkan dengan tampilan beberapa grup band. Antara lain; keroncong Balarama, akustik MB music, akustik R.A.P, juara Hanung Fest kategori SD dan SMP, dan juar Hanung Fest kategori SMA dan universitas.
Selain itu juga ada Meet the Santa dan lomba tari. Pengunjung juga bisa berinteraksi dengan satwa dalam petting zoo. Yang tidak kalah menariknya, pengunjung juga bisa berinteraksi dengan gajah, dan memberi makan harimau.
Berbagai inovasi kegiatan dilakukan di kebun bintang kebanggaan warga kota lumpia yang berlokasi di sebelah timur pintu tol Kalikangkung.
Sebagai informasi, Bimo Wahyu Widodo resmi menggantikan Choirul Awaludin sebagai direktur PT Taman Satwa Semarang atau Semarang Zoo mulai 1 Oktober 2024. Sebelumnya, Bimo menjabat posisi yang sama di Solo Safari.
Selain menggelar even yang menarik, dirinya juga menegaskan komitmen untuk melakukan konservasi. Salah satu hal yang ia soroti adalah terkait indukan yang sudah saatnya diganti (tukar) agar mendapatkan keturunan yang lebih sehat secara genetik.

Ia contohkan, Semarang Zoo terbilang produktif dalam pengembangbiakan harimau Benggala (Pantera Tigris Tigris). Namun ia menilai sudah saatnya bertukar indukan untuk meminimalisasi perkawinan sedarah.
Selain harimau, ia melihat dua ekor gajah jantan dengan satu betina yang ada di Semarang Zoo. Ia menilai perlu mendapatkan tambahan gajah betina atau menukar salah satu gajah jantan dengan satu gajah betina.
“Saya paling semangat itu kalau diajak tukar indukan, kasian hewannya kalau tidak ada penyegaran genetik,” ucapnya. (rf)





