Banjar, ( SI ) – Penyebaran penyakit HIV/AIDS di Kota Banjar terus meningkat dari tahun ke tahun, menurut data dari Komisi Penanggulangan AIDS ( KPA ) Kota Banjar, sampai bulan Nopember 2017, 240 orang positif HIV/AIDS.
Ketua KPA Kota Banjar H Darmadji Prawirasetia, saat ditemui wartawan pada hari, Senin (11/12/2017 ), di rumah Dinasnya mengungkapkan, jumlah penderita positif HIV/AIDS setiap tahunnya di Kota Banjar terus meningkat. Tahun 2015 ditemukan sebanyak 98 orang penderita, tahun 2016 jumlahnya 198 orang dan sampai bulan Nopember 2017 sudah mencapai 240 orang, terang Darmadji.
Lebih lanjut Darmadji menjelaskan, penularan HIV/AIDS berbeda dengan 5 tahun ke belakang, kalau 5 tahun ke belakang penularan melalui suntikan atau narkoba, sedangkan untuk saat ini penularan juga melalui homo seksual ( LSL ) Laki – laki Suka Laki – laki, dan kebanyakan di usia produktif 15 sampai 20 tahun, jelasnya.
Darmadji menambahkan, “Pemerintah menghimbau kepada anak – anak remaja usia berisiko supaya dengan sukarela untuk memeriksakan kesehatan, pemerintah Kota Banjar membantu pengobatan gratis sampai sembuh, kendala pemerintah sampai saat ini adalah banyaknya yang tidak mau melaksanakan pemeriksaan secara sukarela,” tambahnya.
Menurut Darmadji, Untuk penanggulangan LSL itu sendiri harus konprehensif, tidak saja oleh pemerintah, tetapi perlu pengawasan dari orang tua, guru, ulama dan tokoh masyarakat lainnya, terangnya.
LSL masih bisa disembuhkan dengan dukungan keluarga, keluarga bisa melihat dengan memperhatikan perbedaan tingkah anaknya, disini peran orang tua untuk membujuk anaknya melakukan pemeriksaan, jelas Darmadji.
“Jangan sampai LSL dikalangan anak remaja sekarang menjadi gaya hidup, ini yang menjadi kekhawatiran pemerintah, dengan banyaknya melihat dari media sosial maupun telivisi,” pesannya.
Darmadji juga mengingatkan, “Harapan pemerintah, generasi muda supaya berhati – hati dalam bergaul, karena kalau sudah masuk ke pergaulan yang bebas dan terindikasi positif HIV/AIDS, itu bisa menghancurkan masa depan karena untuk penyembuhannya perlu waktu yang panjang”. ( Herman )