Semarang, [ Sorot Indonesia ] – Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kota Semarang rencananya kembali akan digiatkan. Forum yang sempat vakum sejak 2014 sampai awal 2018, pada proses pembentukannya terdiri dari lintas instansi pemerintah, TNI-Polri, CSR, LSM, organisasi mahasiswa, relawan, dan komponen masyarakat lainnya. Fungsinya sebagai wadah berkoordinasi dalam kesiapsiagaan bencana.
“Forum ini sudah ada sejak 2014. Namun vakum selama empat tahun. Bersama instansi lain, kami mencoba menggiatkannya lagi,” tutur Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Semarang, Suhardjono, saat memaparkan program tersebut dalam acara lokakarya pengurangan resiko bencana Kota Semarang di Hotel Grasia, Gajahmungkur, Kamis (22/03/2018).
Diungkapkan, Kota Semarang merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki indeks resiko bencana yang tinggi. Rasio tersebut berdasarkan dokumen indeks resiko bencana Indonesia (IRBI) 2017 yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) beberapa waktu lalu.
Oleh karena Kota Semarang dinyatakan termasuk daerah yang memiliki tingkat resiko tinggi, maka Suhardjono berharap semua instansi dapat bersinegi, menyamakan persepsi dan visi dalam menekan resiko bencana yang ada di Kota Semarang.
Langkah selanjutnya bersama-sama mewujudkan Kota Semarang sebagai kota tangguh dan hebat. Ke depan, forum ini akan didirikan mulai di tingkat kecamatan sampai tingkat kelurahan se-Kota Semarang.
Meneguhkan apa yang diungkapkan Suhardjono, Sugiharto, salah satu pemateri menerangkan bahwa penanganan dan kesiapsiagaan bencana tidak hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi semua unsur masyarakat, termasuk kalangan dunia usaha sebagaimana makna filosofis dari segi tiga pada lambang BNPB. Dikatakan, pengusaha memiliki peranan penting dalam pengurangan risiko bencana. Oleh sebab itu, pihaknya ingin para pengusaha ikut aktif dalam forum tersebut. Dia menilai, selama ini peran pengusaha dalam penanganan risiko bencana kurang dioptimalkan.
“Keterlibatan Corporate Social Responsibility (CSR) dari dunia usaha dalam pengurangan resiko bencana sangat penting. Semua bisa satu visi dan satu misi untuk ikut dalam kegiatan penanggulangan bencana,” tukas Sugiarto yang juga salah satu dewan di Komisi D DPRD Kota Semarang tersebut.
Kegiatan yang diagendakan berlangsung selama 2 hari ini mendapat sambutan baik dari masyarakat. Salah satu peserta, Mega Anggareni mengatakan, kegiatan tersebut memiliki banyak manfaat seperti membangun jaringan informasi dan kebersamaan dalam penanganan bencana.
“Sudah seharusnya semua stakeholder bergandeng tangan dalam menekan resiko bencana” ucap Mega. “Kami bergerak di bidang perubahan iklim dan lingkungan kota bisa ikut berperan serta,” tegasnya. (sorotindonesia.com/arh)