SEMARANG , sorotindonesia.com – Korps Sukarela (KSR) Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang kembali mencetak relawan yang tangguh melalui Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) bagi calon anggota angkatan XXXI dengan menekankan pada penguatan mental, fisik, serta kemampuan bertahan hidup (survival) di medan sulit.
Sebanyak 27 calon relawan terpilih menjalani pelatihan intensif selama empat hari, mulai Jumat (9/5/2025) hingga Senin (12/5/2025), di kawasan hutan Medini, Promasan, Kabupaten Kendal hingga kembali ke Gonoharjo Limut, yang dikenal dengan medan dan cuaca ekstremnya.
Ketua Bidang Relawan PMI Kota Semarang, Wiwit Rijanto, mengatakan pelatihan ini bukan sekadar formalitas, melainkan proses pembentukan karakter dan ketahanan pribadi calon relawan agar mampu menghadapi situasi darurat di lapangan, terutama dalam kondisi bencana.
“Diklat ini bertujuan memperkuat mental dan fisik relawan agar terbiasa dengan tantangan di lapangan. Mereka dilatih untuk tetap tangguh dan mampu beradaptasi di tengah keterbatasan, termasuk bagaimana bertahan hidup tanpa makanan dan perlengkapan layak,” kata Wiwit.

Dalam pelatihan ini, para peserta diajarkan teknik dasar survival seperti mencari sumber makanan alami, bertahan tidur hanya dengan jas hujan sebagai pelindung, hingga cara membangun kerja sama tim dalam tekanan.
Kegiatan ini juga menjadi ajang evaluasi karakter, termasuk kemampuan menekan ego dan menunjukkan solidaritas dalam tim.
Komandan KSR PMI Kota Semarang, Haikal Fawaid, menambahkan pelatihan kali ini menggunakan kurikulum baru dari PMI Pusat, yakni sistem 70 jam, menggantikan pola lama 120 jam tanpa mengurangi kualitas substansi pelatihan.
“Pendidikan ini kami padatkan namun tetap dengan standar tinggi. Materi ruang dan lapangan kami susun untuk mengembangkan karakter relawan yang siap melayani masyarakat dengan empati, bukan emosi,” katanya.