Jember. Pada Selasa 23/05/2017 Pukul 20.00 Wib bertempat di Gedung Graha Insani Jl Mastrip Jember dilaksanakan Diskusi Panel yang diselenggarakan oleh Mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Indonesia Jember dengan thema “Propaganda Media dan Desintegrasi Bangsa”
Hadir pada kesempatan tersebut beberapa narasumber diantaranya Komandan Kodim 0824 Letkol Inf Rudianto, Kabakesbangpol Pemkab Jember Suprapto, PWI Jember Mas Oriza, Ipda Dian Eko Staf IPP Polres Jember, Winardi Nawa Putra mewakili Pemred Radar Jember dan Gus Robit Wajinoar (Asparagus), hadir sebagai auden mahasiswa dari HMI Jember, GMNI, KAHMI, Organisasi Mahasiswa Kristen dan lain-lain sejumlah 83 orang.
Masing masing narasumber mendapatkan kesempatan memberikan ulasan terkait thema yang diusung oleh panitia serta pengaruh media saat sekarang ini yang berkembang begitu pesat sehingga menyulitkan masyarakat itu sendiri untuk menverifikasi mana media yang beritanya dapat dipertangung jawabkan dan mana yang tidak, sedangkan pemberitaan berkembang dengan liar dengan munculnya media streaming dan media online, dan penyebaran serta propagandanya beraneka raga sehingga memungkinkan propaganda media tersebut mampu memecah belah persatuan dan kesatuan yang berakibat pada disintegrasi bangsa.
Setelah dari PWI, Pemred Radar Jember dan narasumber lainnya memberikan penyikapannya giliran Komandan Kodim 0824 Jember Letkol Inf Rudianto yang memberikan ulasanya yang menegaskan bahwa peran media sejak jaman perjuangan sangatlah besar, kalau kita ingat bersama Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tersebar luas melalui apa kalau tidak media massa, yang membakar semangat kepahlawanan 10 Nopember 1945 di Surabaya adalah Bung Tomo melalui media radio, itu juga merupakan peran besar media massa saat itu sehingga dukungan perjuangannya meluas dan kuat.
Sehingga sangat sangat tidak mungkin kalau ada diantara media massa saat ini memiliki tujuan kearah provokatif dan mengakibatkan disintegrasi bangsa seperti pada thema acara ini, kalaupun ada itu hanyalah perbuatan oknum, yang terpenting adalah bagaimana kita menyerap pemberitaan melalui suatu media yang jelas identitas medianya, jelas sumber pemberitaannya dan semua berita yang disajikan tersebut jangan langsung kita telan tetapi harus kita cerna dulu, kita rasakan kebenarannya dan lain-lain. Tegas Letkol Inf Rudianto.
Bahkan Letkol Inf Rudianto menyampaikan, tidak usah terlalu jauh dari Agama Islam saja berita yang tidak benar itu masuk pada ghibah membicarakan keburukan orang tanpa sumber yang jelas yang berpotensi menjadi fitnah dan lain-lain.
Usai ulasan dari para narasumber dilanjutkan dengan tanya jawab, dari berbagai pertanyaan salah satunya dari Sdr. Rahmad Hidayat yang melontarkan 3 pertanyaan diantaranya : apa tanggapan Dandim 0824 terkait penyebaran isu makar yang tulis oleh Allan Nairn, Apakah Pancasila sebagai Dasar Negara sudah lemah dan apakan perlu diadakan pemahaman butir-butir Pancasila melalui P4.
Dari pertanyaan tersebut diatas Suprapto menegaskan bahwa keberadaan pendidikan sekolah saat ini dirasa banyak menyimpang diantaranya tidak adanya pendidikan moral, tidak adanya pendidikan sejarah sehingga murid-murid saat sekarang ini tidak mengenal siapa itu Imam Bonjol, Siapa itu Pangeran Diponegoro, mereka tidak mengenal siapa pahlawan nasional kita, mereka tidak diajarkan etika melalui pendidikan moral dan hal tersebut sudah dibahas diberbagai seminar kajian dan lain-lain yang merekomendasikan adanya kembali pendidikan sejarah dan pendidikan moral Pancasila atau sejenisnya.
Selanjutnya Letkol Inf Rudianto yang memberikan jawaban berikutnya menegaskan bahwa kita saat ini mudah heran, mudah bangga dengan apa saja yang berasal dari luar negeri, hal inilah yang mengakibatkan kita terjebak oleh pernyataan atau pemberitaan yang ditulis oleh seorang jurnalis yang bernama Allan Nairm tersebut, dari sini yang harus kita tegaskan adalah yang tahu kondisi Bangsa Indonesia adalah Bangsa Indonesia itu sendiri bukan bangsa lain.
Dari berbagai tanggapan terhadap peran media massa tersebut Winardi NP juga menegaskan bahwa gampang saja sebenarnya kalau kita ingin pemberitaan yang benar kita harus memilih sumber berita yang menyakinkan diantaranya apakan media itu punya kantor, apakah media tersebut terdaftar di Dewan Pers dan lain-lain sehingga mudah dalam menuntut pertanggungjawabannya kalau sudah seperti itu, kalau kita menyerap berita dari media yang tidak jelas kepada siapa kita akan menuntut pertanggungjawbannya apabila berita itu tidak benar, kita akan kesulitan sendiri.
Masih menurut Winardi NP bahwa yang paling berat saat ini meneurutnya adalah masyarakat lupa dan kurang bisa membedakan berita dan opini, bahwa kalau suatu berita itu didapat melalui konfirmasi, investigasi dan lain-lain dan itu semua dapat dibuktikan oleh si pembuat berita, sedangkan opini adalah pendapat pribadi orang per orang yang dimuat oleh media, itu sebenarnya mampu menjawab sekaligus terhadap status wartawan atau jurnalis tersebut profesional, karena sebenarnya yang dinamakan wartawan atau jurnalis adalah mereka yang sudah lulus uji kompetensi wartawan (UKW) namun dengan era global saat ini siapapun bisa mengatakan bahwa dirinya wartawan atau jurnalis.
Kemudian dari Mas Oriza juga menambahkan kalau era dulu informasi atau berita penting itu hanya dimiliki oleh kalangan tertentu, bisa bangsawan jaman kerajaan, pejabat tinggi dan agen-agen tertentu, namun stelah diketemukan mesin cetak hal tersebut berubah informasi dimiliki oleh masyarakat luas, apalagi saat ini dengan berkembangnya tehnologi internet hal tersebut menjadi berbeda lagi dimana disamping informasi tersebut menjadi milik masyarakat luas bahkan masyaraktpun mampu menguasai suatu informasi dan lain-lain.
Mas Oriza menambahkan bahwa bisnis media adalah bisnis kepercayaan sehingga apabila media tersebut jelas tentunya sangat tidak mungkin menyebarkan berita bohong apalagi bernuansa provokatif, hal tersebut pastinya akan menenggelamkan media itu sendiri.
Usai tanya jawab dilanjutkan dengan kesimpulan dari mederator dan selanjuytnya dilakukan penyerahan vandel dari HMI Jember kepada para narasumber termasuk kepada Dandim 0824 Jember oleh ketua HMI Jember Sdr. Faris.(sis24)