SEMARANG, sorotindinesia.com – Pimpinan Wilayah (PW) Fatayat NU Jawa Tengah menggandeng Unicef dan Tanoto Foundation untuk membantu pemerintah mempercepat menurunkan angka stunting. Sebagai langkah awal, Fatayat NU melakukan peningkatan kapasitas kader melalui orientasi layanan konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) di aula Kecamatan Semarang Selatan Kota Semarang, Minggu (6/7/2025) pagi.
Pengurus PW Fatayat NU Jateng, Umi Hanik selaku manager program kerja sama dengan Unicef dan Tanoto Foundation mengatakan kegiatan tersebut merupakan orientasi pertama di kota Semarang. Ia mengapresiasi Kota Semarang yang berhasil dalam memobilisasi massa untuk percepatan program pemerintah. Kata dia, hal itulah yang melandasi dipilihnya Fatayat NU Kota Semarang untuk menyukseskan program percepatan penurunan angka stunting.
Ia bilang, Fatayat NU sebagai organisasi perempuan yang ada sampai di tingkat grassroot sehingga bisa optimal dalam mencegah stunting, obesitas dan sebagainya. “Obesitas ini juga harus mendapat perhatian karena pola makan anak sudah tidak terkontrol karena anak sudah mulai banyak mengonsumsi gula, dan makanan-makanan yang instan,” ujarnya.
Dengan semakin meningkatnya kompetensi kader Fatayat NU dalam pencegahan stunting, dirinya berharap organisasi ini bisa ikut mewujudkan Indonesia Emas
Kasi Perekonomian dan Kesejahteraan Sosial Kecamatan Semarang Selatan, Endah Bekti Sri Mulyani mengingatkan pentingnya pemberian asi eksklusif pada 1000 hari pertama kelahiran bayi sebagai langkah awal mencegah stunting.
Ia mengaku stunting merupakan persoalan kesehatan yang rumit. Bahkan di kecamatan Semarang Selatan juga meningkat. “Kebetulan di Semarang Selatan stunting ini meningkat sekitar 120an. Semoga kegiatan ini bisa meningkatkan kapasitas sehingga bisa membantu menurunkan stunting,” harapnya.
Ketua PC Fatayat NU Kota Semarang, Hj. Istighfaroh menuturkan pihaknya mendapatkan dukungan dari PW Fatayat NU Jawa Tengah untuk menggelar orientasi bagi kader agar memiliki kompetensi yang lebih dalam mencegah stunting sehingga target Pemerintah Kota Semarang Zero Stunting bisa tercapai.
Menurut Bu nyai Ponpes Al Asror Gunungpati ini pencegahan stunting dilakukan dengan pendampingan ibu hamil dan ibu yang memiliki bayi dua tahun (Baduta). Dengan demikian pemberian asi eksklusif bisa berjalan dengan maksimal. Katanya, Fatayat NU di Semarang sudah mulai memiliki struktur kepengurusan hingga RW dan majelis taklim cukup efektif dalam pendampingan program untuk anak, terlebih anggota Fatayat pada umumnya ibu muda atau pasutri baru.