Adakan Orientasi Calon Pengurus, Ketua Ansor Semarang Siap Maksimalkan Distribusi Kader

oleh -
Adakan Orientasi Calon Pengurus, Ketua Ansor Semarang Siap Maksimalkan Distribusi Kader
Jum'at (21/1/2022), Ketua PC GP Ansor Kota Semarang Abdur Rahman saat memberikan sambutan orientasi pertama calon pengurus di PCNU Kota Semarang, Jalan Puspogiwang I/47 Kota Semarang. (qq)

sorotindonesia.com, SEMARANG – Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Semarang mengadakan orientasi pertama bagi calon pengurus untuk masa khidmat 2022-2026 di Gedung Majlis Taklim Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang, Jl Puspogiwang I/47, Kota Semarang, Jum’at (21/1/2022) malam.

Dalam sambutan, Ketua GP Ansor Kota Semarang, Abdur Rahman menyatakan komitmen menjaga amanah dalam menata organisasi dengan memperhatikan distribusi kader, “Selaku mandataris Konferenci Cabang Ansor ke-9, saya diamanahi untuk menata organisasi ini kedepan,” kata Abdur Rahman.

Sebelum menyampaikan gagasan tentang merawat dan distribusi kader, mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Semarang ini mengingatkan pentingnya menjaga amanah dan menghindari berebut jabatan dalam organisasi.

“Kita diamanahi mengurus organisasi, bukan minta jabatan. Saya maju dalam Konfercab kemarin juga karena amanah, dorongan kuat dari para senior dan pengurus PAC (Pimpinan Anak Cabang),” ujarnya menegaskan.

Kata dia, karena ketika kita menerima jabatan sebab diamanahi maka organisasi akan berjalan dengan dinamis dan khidmah kita akan berkah, hidup kita juga berkah.

Santri Pesantren Al-Itqoon Bugen ini lantas menerangkan pentingnya Wakil Ketua Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) dalam membantu kader, “Kalau ada kader yang belum bekerja, apalagi yang baru menikah tapi belum bekerja, bidang SDM inilah yang bertugas dengan berbagai pelatihan dari jejaring yang ada,” tandasnya.

“Kita harus memaksimalkan bagaimana distribusi kader. Mencarikan atau membuat pekerjaan, saya rasa ini sangat penting,” imbuhnya menegaskan.

Dengan rendah hati, Abdur Rahman juga meminta para kader yang akan menjadi pengurus untuk tidak sungkan menegur jika dirinya bersalah, “Saya bukan orang yang sempurna, pasti ada kekurangan dan kesalahan, maka saya siap diingatkan. Jika ada kesalahan maka tegurlah saya,” pintanya.

Penertiban lain yang dia gagas adalah soal kekompakan dan disiplin waktu dalam rapat maupun kegiatan. Karenanya dia meminta untuk memperkuat komunikasi, “Kalau memang tidak bisa hadir langsung konfirmasi, toleransi keterlambatan hanya 15 menit,” tegasnya.

Sementara Rais Syuriah PCNU Kota Semarang, KH Hanief Ismail mengapresiasi gagasan tersebut. Dia berharap semangat aktualisasi tersebut terus berkelanjutan hingga berkhidmah di Nahdlatul Ulama (NU), “Ansor ini kaderisasi akhir NU, Jadi kalau sudah selesai jadi NU, baik jadi pengurus atau tidak, maka harus jadi NU. Jadi orang NU itu tantangannya besar, sampai viral kalau mau menghancurkan Indonesia, hancurkan dulu NU. Tantangannya tidak sekedar isu bid’ah dan syirik,” ingatnya.

Jum’at (21/1/2022), Rais PCNU Kota Semarang KH Hanief Ismail saat memberikan pembekalan orientasi pertama calon pengurus di PCNU Kota Semarang, Jalan Puspogiwang I/47 Kota Semarang. (qq)

Menurutnya persaudaraan (ukhuwah) yang digagas oleh KH Hasyim Asy’ari tidak sebatas persaudaraan islam dan sesama warga NU, “Bersaudara itu tidak sebatas karena nasab, tapi karena sesama bani Adam. Pandangan Hasyim Asy’ari jauh ke depan,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Pengasuh Pesantren Raudlatul Qur’an an-Nasimiyah ini mewanti-wanti untuk menjaga persatuan dengan memperkuat konsolidasi organisasi, Al-quwwah bil-ittihad, wadh-dhaufu bil-iftiraq, “Kekuatan itu dengan persatuan dan kehancuran itu dengan perpecahan,” pesannya.

Kiai yang menjadi murid tarekah KH Munif Zuhri Girikusuma Demak ini juga mendukung gerakan pemberdayaan ekonomi kader Ansor. Bahkan dirinya meminta semua bidang untuk mendapatkan porsi perhatian, “Bidang sosial ekonomi kesehatan dan seluruh aspek kehidupan bangsa Indonesia adalah tantangan kader NU,” pesannya.

“Kader Ansor juga harus memiliki maziyah, keterampilan. Mumpung masih muda, kalau bisa melanjutkan S3 lanjutkan, yang punya keterampilan di bidang ekonomi ya ditekuni. Jangan setengah-setengah,” sambungnya.

Di akhir pembekalan, Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah di era KH Achmad ini kembali mewanti-wanti kaderisasi di Ansor dan terus melanjutkan khidmah mengurus organisasi NU, “Kaderisasi di Ansor harus diperkuat dan terus berkhidmah di NU, sehingga ketika aktif jadi pengurus NU tidak bisa menjadi tutor atau instruktur,” harapnya. (qq)

Comments

comments