Umi Wahidatun, Dongeng Santri Untuk Negeri

oleh -
Umi Wahidatun, Dongeng Santri Untuk Negeri
Umi Wahidatun

sorotindonesia.com | Dunia pendidikan terus berkembang secara dialektis, mengiringi berbagai perkembangan dan inovasi pendidikan. Gerakan gender digemakan di berbagai sisi kehidupan, sosial, politik, terlebih lagi dalam dunia pendidikan. Pada edisi hari Santri Nasional iniini, (22/10/2019), redaksi menampilkan sosok santri perempuan inspiratif.

Umi Wahidatun Musyarofah, putri dari pasangan Pitoyo dengan Sonimah, merupakan sosok santri yang menyuarakan gender dalam inovasi pendidikan. Aktif di berbagai organisasi ekstra dan intra kampus, Umi eksis dalam dunia dongeng. Dengan ataupun tanpa boneka tangan, Umi gencar melaksanakan inovasi pendidikan dengan mendongeng untuk Negeri.

Lahir di Kebumen pada 11 Juni 1996, Umi tumbuh bersama dalam satu keluarga di Desa Jatisari RT 01 RW 01, Kecamatan Kebumen, kabupaten Kebumen.

Mengeyam pendidikan formal secara keseluruhan di sekolah negeri, Umi tergolong murid yang cerdas. SD Negeri 2 Jatisari merupakan tahap pertamanya bersekolah, dan melanjutkan di SMP Negeri 1 Kebumen pada tahun 2008.

Sang ayah bekerja sebagai pedagang mainan dan ibunya berjualan baju di pasar Tumenggungan Kebumen, tak membuatnya patah arang untuk terus belajar. Seusai menamatkan pendidikan di SMA Negeri 2 Kebumen pada tahun 2014, ia mencoba peruntungan dengan mengikuti seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri. Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih, Allah mengabulkan kegigihannya, Umi masuk Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.

Bermula dari sinilah dinamika baru dalam kehidupannya dimulai, menjadi seorang mahasiswi dan sekaligus santri di Ponpes Durrotu Ahlussunnah wal Jama’ah (PPDA) Sekaran Gunungpati, Kota Semarang.

Persentuhannya dengan dunia dongeng dimulai sejak tampil untuk kali pertamanya dalam lomba Mendongeng pada Pekan Olahraga antar Semester Teknologi Pendidikan di tahun 2015. Kejutan itu muncul manakala namanya disebut sebagai Juara Pertama, suatu hal yang tak pernah nyana sebelumnya. Bak gayung bersambut berbagai tawaran mengisi di berbagai kegiatan mulai membanjirinya. Dari BEM, LSM dan berbagai komunitas relawan.

Mendongeng bersama Komunitas Yatim Play Semarang, SKB Blusukan di Komunitas Satoe Atap Semarang, Dongeng Keliling di 25 titik SD Semarang, SKB Sekolah Sosial di Perpustakaan Merah Putih, Boja, Kendal, dan berbagai kegiatan sosial lainnya.

Hanya saja, pada beberapa bulan bulan ini kegiatan tersebut mulai dikurangi untuk menyelesaikan tugas akhir perkuliahannya. Seingatnya, pada bulan Agustus lalu manggung tak lebih dari 10 kali, di antaranya di pasar Karetan Boja kabupaten Kendal, TPQ Walisongo, Ngaliyan Semarang.

Baginya, hidup adalah sebuah perjuangan yang harus dijalani dengan ikhlas, demi ridla Sang Pencipta, “Hidup itu butuh perjuangan,” kata dia saat ditemui, Senin (20/10/2018) siang, “untuk berjuang butuh pengorbanan, dan untuk berkorban butuh keikhlasan,” lanjutnya, “dan keikhlasan itu yang akan memudahkan kita untuk melangkah dan mengantarkan kita menuju jannah” ungkapnya, “itulah motto hidup saya,” terangnya lagi.

“Saat ini lebih sering diminta dongeng tentang sex education bagi anak,” ujarnya. “Dari dongeng inilah perspektif keagamaan dimunculkan untuk membentengi anak dari perilaku yang kurang atau bahkan tidak etis,” ungkapnya. “Kalau di TPQ (Taman Pendidikan Al Qur’an) ya diminta bercerita dan menjelaskan tentang keagamaan. Yah, intinya materi dongeng sesuai dengan request,” akunya.

Perlu diketahui, pendidikan seks bagi anak sebatas memberikan pemahaman untuk membiasakan diri tertib dalam bergaul dan bertata krama sebagaimana lazimnya menjadi seorang putri atau putra.

Ohya, gadis berperawakan mungil dengan sederet aktifitas dongeng dan organisasi ini mengaku tidak punya hoby lho.., “Ga punya hobby, ngejalanin yang bikin seneng aja,” ucapnya.

Selain mendongeng, Umi piawai menjadi pembawa acara alias nge-MC, baca dan tulis puisi. Nah, bakat tulisnya, dibuktikan dengan meraih Juara 3 Paper Competition Universitas Sriwijaya di tahun 2017. (arh)

Organisasi :
Staff Departemen Pengembang Organisasi Sekolah Kader Bangsa BEM KM Unnes 2015

Staff Ahli Kementrian Pendidikan & Keilmuan BEM KM Unnes 2015

Ketua Remaja Islam Pedukuhan Kedungjati, Desa Jatisari 2015-sekarang

Staff Ahli Kementerian PSDM BEM KM Unnes 2016

Kepala Sekolah Kader Bangsa BEM KM Unnes 2016

Fasilitator Kelas Inspirasi Semarang 2018 dan 2018

Sekretaris Kementerian Kaderisasi Kebangsaan BEM KM Unnes 2018

Pendamping Forum Perempuan Unnes 2018

Media Informasi Komunitas Kampung Dongeng Semarang 2018

Prestasi :
Juara 1 Mendongeng Pekan Olahraga antar Semester Teknologi Pendidikan tahun 2015.

Juara 1 Mendongeng Pekan Olahraga dan Seni antar Jurusan, Fakultas Ilmu Pendidikan tahun 2015

Juara 1 Mendongeng tingkat Kota Semarang Yayasan Bintang tahun 2015

Juara 1 Mendongeng Pesta Buku Semarang tahun 2016

Juara 3 Paper Competition Universitas Sriwijaya tahun 2017

Saksikan juga cuplikan video Umi Wachidatin mendongeng dalam ‘Children Goes to Campus Unnes’ beberapa waktu lalu.

Comments

comments