Terkait potensi yang menarik wisatawan, ia menyebut baru ada gajah sumatera dan harimau benggala sebagai magnet anak-anak. “Kita kan masih nunggu pengajuan ke BKSDA untuk program percepatan konservasi. Harapannya kita bisa menambah koleksi satwa baru dan pertukaran indukan untuk mengurangi risiko inbreeding,” paparnya.
Terpisah, Manajer Pemasaran Semarang Zoo, Swandito Widyotomo menambahkan terdapat fluktuasi kunjungan sepanjang masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Dia menyebut ada 2.475 pengunjung pada Natal jatuh di hari Rabu, sedangkan pada Minggu 29 Desember pengunjung lebih banyak, yakni 3.286.
“Kalau kita prediksi fluktuasi ini karena warga memilih memanfaatkan waktu natal 25 Desember atau di akhir pekan, ternyata banyak yang memilih di Sabtu dan Minggu,” jelasnya.
Menurutnya, ledakan pengunjung pada momen liburan akhir tahun 2024 tidak bisa stabil tapi hari karena banyak faktor. Antara lain warga luar Jawa Tengah memilih berlibur di luar kota pada saat mudik lebaran, sedangkan warga kota Semarang butuh suasana baru.
“Sebelum akhir tahun pengunjung Semarang Zoo semakin banyak karena pintu masuk sudah jadi, pengunjung datang untuk melihat reptil cave yang masih baru,” ujarnya.
Dirinya berharap pengembangan Semarang Zoo semakin tampak pada tahun 2025 dan 2026. “Kita memang butuh mengakomodir generasi muda, generasi milenial yang biasa cari konten foto maupun video. Mudah-mudahan pembangunan ini terus berlanjut di 2025, ” tutupnya. (rf)