KEDIRI – 19 Desember 1948, merupakan bagian terpenting dalam tonggak sejarah Korps Infanteri. Pada saat itu, seluruh Angkatan Perang menerima perintah langsung untuk menghadapi Agresi Militer Belanda ke II yang terjadi di Maguwo dan Yogyakarta.
Perintah itupun dikeluarkan langsung oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman, melalui surat kilat bernomor 1/PB/D/48 kepada seluruh jajaran TNI untuk menjalankan rencana yang telah dibuat sebelumnya, yaitu surat perintah siasat bernomor 1/48 tanggal 12 Juni 1948, yang berisikan tentang perencanaan, sekaligus pelaksanaan perang gerilya.
Tak hanya itu, sang Jenderal yang kala itu mengeluarkan perintah, juga turut serta untuk ikut langsung, sekaligus memimpin berjalannya perang dan pertempuran darat dengan berjalan kaki.
Alhasil, selama pertempuran jalur darat tersebut, Angkatan Perang Indonesia telah berhasil memukul mundur militer Belanda, dan Agresi Militer ke II pun berhasil digagalkan.
Saat ini, dalam memperingati peristiwa penting tersebut, seluruh Korps Infanteri di jajaran TNI-AD, khususnya di wilayah Jawa Timur, secara serentak mengikuti berlangsungnya kejuaraan Peleton Beranting atau yang biasa dikenal dengan sebutan Ton Ting, yang berakhir di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Selasa, (19/12/2017).
Melalui amanat Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Danpussenif) Kodiklatad, Mayjen TNI Surawahadi yang dibacakan oleh Komandan Korem (Danrem) 082/CPYJ, Kolonel Kav Gathut Setyo Utomo mengatakan, tumbuh dan berkembangnya Korps Infanteri sebagai Korps terbesar di TNI-AD, tak luput dari sejarah perjuangan bangsa dan negara dalam mempertahankan keutuhan NKRI.
“Dari peristiwa 19 Desember 1948 itu, Panglima Besar Jenderal Soedirman telah mewariskan kepada kita tentang nilai-nilai luhur yang tidak akan pernah lekang oleh waktu, diantaranya yaitu ketokohan, patriotisme, militansi, kejuangan, profesionalisme, sifat pantang menyerah dan yang terpenting adalah, Kemanunggalan antara TNI dengan Rakyat,” tegas Danrem 082/CPYJ ini melalui amanat Danpussenif yang dibacakannya di Stadion Brawijaya, Kediri.
Melihat sejarah ditetapkannya hari Infanteri tersebut, kata Danrem, peran satuan prajurit, khususnya dari satuan Infanteri, tak dapat dipisahkan dengan lingkungan masyarakat di wilayah tugasnya.
“Kemanunggalan TNI dengan rakyat merupakan aspek yang sangat penting dan strategis dalam mendukung pencapaian tugas, pokok dan fungsi TNI-AD,” jelasnya.
Selama berlangsungnya Ton Ting saat ini, terdapat 20 satuan yang terdiri dari masing-masing Kotama TNI-AD di wilayah Jawa Timur. Tak hanya itu, Ton Ting kali inipun, terbagi menjadi dua kategori. Selain kelompok Ton Inti yg terdiri dari 10 satuan Infanteri terdapat juga Ton Pengantar yang terdiri dari 10 Satuan Bantuan Tempur.
Alhasil, selama berlangsungnya Ton Tangkas tersebut, dalam kategori Ton Pengantar, berhasil dijuarai oleh Yon Armed 1/Kostrad, selanjutnya di peringkat ke dua dan ke tiga diduduki oleh Yonkav 8/Kostrad dan Yonkes 2/Kostrad. Sedangkan untuk kategori Ton Inti, di peringkat pertama, berhasil di duduki oleh Yonif Para Raider 502/Kostrad, selanjutnya juara dua dan tiga diduduki oleh Yonif Raider 509/Kostrad dan Yonif Para Raider 503/Kostrad. [*]