Semarang, [ Sorot Indonesia ] – Menjaga dan merawat kesehatan keluarga adalah tanggungjawab bersama. Tanggungjawab tersebut di antaranya meliputi informasi tentang kesehatan reproduksi pada remaja, terlebih pada peran keluarga di era modern ini.
Dikatakan oleh Kepala Markas PMI Kota Semarang, Endang Puji Astuty bahwa PMI dalam hal kesehatan keluarga telah memiliki kurikulum yang integral dalam diklatsar calon sukarelawan PMI, sedangkan untuk pendalaman lebih lanjut terdapat spesialisasi tersendiri.
Diterangkan oleh Endang Puji, untuk mencegah penyebaran HIV-AIDS, menurutnya pembinaan terhadap remaja dalam pelatihan kesehatan reproduksi remaja tak hanya dengan segmen pelajar atau remaja saja, namun juga perlu melibatkan kalangan orangtua. Hal ini sebagai upaya meningkatkan kewaspadaan dini dalam mendeteksi dan mencegah penyebaran HIV-AIDS di lingkungan keluarga lebih diprioritaskan dari menangani odha (Orang dengan HIV-AIDS).
Pelatihan kesehatan remaja yang dilaksanakan PMI Kota Semarang diikuti oleh FKK (Forum Kesehatan Kelurahan) dan PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) dan perwakilan UPTD Pendidikan Kecamatan dan UPTD Kesehatan dengan instruktur tim dokter PMI Kota Semarang dilaksanakan di Aula Kecamatan Ngaliyan, Jalan Raya Ngaliyan Nomor 23, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Senin (9/4/2018).
Selama sehari, peserta menerima materi tentang kesehatan reproduksi, PMS (Penyakit Menular Seksual), HIV-AIDS, pendekatan pendidikan remaja sebaya sebagai penanggulangan HIV-AIDS, dan testimoni Odha.
Staf Bidang Pelayanan Masyarakat PMI Kota Semarang, Bambang Kristiyono saat diwawancarai menyatakan harapan adanya pelatihan tersebut, “Para peserta di sini dilatih untuk memahami tentang kesehatan reproduksi dan HIV-AIDS” kata Bambang. “Sehingga mereka mampu menjadi fasilitator untuk memberikan penyuluhan dan informasi tentang HIV-AIDS dan cara penularannya” lanjutnya.
Lebih lanjut ia menegaskan, dengan adanya kegiatan tersebut juga untuk menyerap informasi dari UPTD Pendidikan dan Puskesmas tentang perilaku remaja. Sehingga, kerangka kegiatan selanjutnya dapat mengambil segmentasi dengan materi yang lebih dipertajam. Selain itu, diungkapkan bahwa kegiatan pencegahan melalui sosialisasi ini sebelumnya dilaksanakan dengan target siswa sebagaimana terdapat dalam kurikulum PMR. (sorotindonesia.com/arh)