SEMARANG – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI), H Muhammad Jusuf Kalla (JK), saat mengunjungi Pimpinan Wilayah (PW) DMI Jawa Tengah mengingatkan jangan sampai ada jamaah yang miskin sementara masjid yang membina nampak megah.
“Jangan sampai masjidnya megah tapi masyarakat di sekitar masjid itu miskin,” kata JK dalam silaturrahmi yang digelar di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Jalan Gajah Raya Kota Semarang, Jumat (8/10/2021).
Oleh karena JK menginginkan tatanan masyarakat memakmurkan dan dimakmurkan oleh masjid. Maka dari itu dia meminta agar pengelola masjid tidak membuat unit usaha. “Jangan masjid yang berdagang, yang bikin koperasi, tapi jamaahlah yang berdagang, yang bikin koperasi,” tegasnya.
Lantas, mantan Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI) ini menyebut tiga kelompok yang memakmurkan masjid dapat pahala besar. Pertama yang membangun, kemudian yang mengurus, mengelola atau membina. “Yang ketiga jama’ah. Ada yang membangun, ada yang mengurus kalau tidak ada jamaahnya tidak makmur,” ucapnya.
Oleh karena itu dia meminta agar ketiganya bisa berimbang. Yakni masyarakat yang memakmurkan masjid dan bisa memakmurkan warganya. Dia pun menerangkan kemakmuran masjid dapat dilakukan dari segi pembinaan keagamaan, pendidikan, sosial, ekonomi, dan sebagainya. “Bagaimana memakmurkan baru bisa komplit. Maju masjidnya, maju masyarakatnya,” ujarnya.
Sejurus dengan hal itu, ia pun menyoroti ada para pedagang yang ada di kawasan MAJT. “Saya lihat di masjid ini ada kios-kios penjual cinderamata. Bagaimana mereka bisa mendapatkan tambahan modal usaha, mengembangkan usaha,” tandasnya.
Masjid terus bertambah, umat islam juga terus bertambah, kata dia, namun dirinya menyayangkan umat islam yang belum kaya. Dia analogikan dari sepuluh orang kaya, hanya satu yang muslim. “Ini artinya kita masih perlu berjuang bersama-sama untuk memakmurkan,” jelasnya.
Sebagai motivasi, JK lantas meminta para pengurus DMI agar mengambil hikmah dari kehidupan Nabi Muhammad SAW yang berdagang sejak kecil dan baru menjadi seorang nabi di usia 40 tahun. “Rasulullah lebih lama jadi pedagang daripada jadi rasul,” ujarnya.
Terkait insiden yang terjadi dalam beberapa tahun ini. JK meminta untuk selalu waspada dalam menjaga ulama. Juga waspada dari pikiran-pikiran radikal. “Alhamdulillah kita selalu mengajak umat kita untuk selalu berfikir moderat,” tuturnya.
Dia pun meminta agar menjaga independesi masjid, jangan sampai menjadi tunggangan kepentingan-kepentingan tertentu. Sebagai informasi, JK bersama Sekretaris PP DMI, KH Imam Addaruquthni datang dan langsung memasuki ruang transit MAJT pukul 10.20 WIB.
Sementara, Ketua Pimpinan Wilayah (PW) DMI Jawa Tengah KH Achmad menyampaikan kemajuan DMI Jateng yang terus bergerak membentuk kepengurusan di tingkat daerah kabupaten/kota dan cabang kecamatan. “Ada daerah yang sudah sangat sibuk karena memberdayakan manajemen masjid yaitu di Karanganyar. Kalau di Pekalongan sudah bekerjasama dengan instansi lain,” ucapnya.
Usai shalat Jum’at, kegiatan dilanjutkan dengan penanaman pohon kurma secara simbolis oleh HM Jusuf Kalla, KH Imam Addaruthni. (qq)