SEMARANG – Keprihatihan terhadap kondisi kebangsaan saat ini, DPD KNPI Kota Semarang laksanakan Dialog Keagamaan yang dilaksanakan di Hotel Siliwangi Semarang, gelaran tersebut menghadirkan Brigjen TNI Nugroho Sulistyo Budi, Pdt. Prof. Dr. Nugroho C Kusuma, dan Iman Fadhilah, MSi.
Pada kesempatan itu, dihadapan peserta dialog, pdt. Nugroho menjelaskan bahwa kondisi yang ada saat ini kurang lebih imbas dari yang pernah terjadi di masa sebelum Indonesia menjadi negara yang merdeka, “Kita dimanipulasi oleh kolonialis Belanda. Caranya dengan apa? Diadu domba. Pada masa penjajahan ketika ada keributan di daerah maka yang dikirim adalah dari daerah yang berbeda. Saya pernah riset di Aceh ada semacam pemikiran bahwa mereka dijajah orang Jawa,” kata Pdt Nugroho.
Selain itu ia juga mengingatkan agar generasi muda kembali mengenal sejarah dan ajaran para pahlawan. “Bung Karno pernah mewanti-wanti berpesan untuk selalu waspada; Hati-hati, perjuangan kami lebih ringan dari perjuangan kalian. Karena kami menghadapi musuh yang nyata. Perjuangan dalam mendapatkan kemerdekaan” Ungkapnya mengingatkan.
Brigjen TNI Nugroho S Budi juga berpesan untuk kita selalu menjaga persatuan dan budaya musyawarah, “Berbagai persoalan kebangsaan saat ini bermuara pada sila ketiga. Bahwa bangsa Indonesia ini dibangun dari entitas yang beragam. Tradisi dari para pendahulu kita adalah musyawarah mufakat. Karena melalui musyawarah golongan yang mayoritas bisa mendengar yang minoritas. Inilah kunci kita sebagai bangsa Indonesia,” terangnya.
Paparan materi selanjutnya disampaikan oleh Iman Fadhilah, S.HI, M.Si., ia juga menyampaikan problematika persatuan. Iman menceritakan bahwa keluarga bisa jadi permulaan adanya sentimentil keagamaan. “Problem toleransi bisa berawal dari keluarga” kata Iman. Lebih lanjut ia menceritakan salah satu kasus dari berbagai kasus yang ia temui, “Ada sebuah kasus seorang anak sekolah yang punya grup band. Awalnya ia aktif berlatih bersama dengan grup bandnya. Setelah orangtuanya mengetahui bahwa anggota grup band tersebut berbeda-beda agama orangtuanya melarang”, kata aktifis FKUB generasi muda tersebut menjelaskan.
Acara Dialog Keagamaan yang dilaksanakan, Sabtu (08/07/17), kemarin dibuka oleh Ketua DPRD Kota Semarang H. Supriyadi, S.Sos. (ARH-SI)