Kapolri Jenderal Tito Karnavian Resmikan Mesjid Al Amman Polda Jabar

oleh -
Kapolri Jenderal Tito Karnavian Resmikan Mesjid Al Amman Polda Jabar

BANDUNG, sorotindonesia.com,- Kapolri Jenderal Pol Prof. H.M Tito Karnavian, Ph.D., meresmikan Mesjid Al Amman Polda Jabar yang berada di lingkungan Mapolda Jabar, Jl. Soekarno Hatta, Kota Bandung, Jumat (15/2/2019).

Acara peresmian mesjid ini turut dihadiri antara lain oleh jajaran pejabat Mabes Polri, Komjen Pol Moch Iriawan, Kapolda Jabar Irjen Pol Drs Agung Budi Maryoto, M.Si., berserta jajaran, Gubernur Jabar H.M Ridwan Kamil, Kasdam III/Siliwangi Brigjen TNI Nurchahyanto, para pejabat Forkopimda, Ketua MUI Jabar Rahmat Syafei, para alim ulama, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, sesepuh Polda Jabar, dan tamu undangan.

Dibangun di atas tanah seluas 4.400 meter persegi. Mesjid Al Amman Polda Jabar memiliki bangunan dua lantai. Lantai satu bangunan mesjid seluas 1.300 meter persegi yang mampu menampung 2.000 jamaah. Sedangkan lantai dasar seluas 1.300 meter persegi digunakan untuk ruang pertemuan keagamaan.

Mesjid ini juga dilengkapi dengan fasilitas ruang DKM, perpustakaan, ruang sekretariat, ruang marbot, ruang panel dan gudang, tempat berwudhu, rest room dan tempat parkir yang cukup luas.

Pembangunan Mesjid Al Amman Polda Jabar yang diresmikan oleh Kapolri ini menyerap anggaran sekitar Rp 17.482.247.000,- yang berasal dari partisipasi anggota Polri dan ASN Polda Jabar, sumbangan masyarakat, hibah CSR Bank BJB, dan hibah Pemprov Jabar.

Sebelumnya, Mapolda Jabar memiliki mesjid seluas 884 meter persegi yang diresmikan pada tahun 1988 silam. Namun kini kondisi mesjid tersebut sudah tidak lagi mampu menampung jamaah terutama pada saat shalat jumat, karena jamaah yang hadir membludak hingga menggunakan lapangan olahraga, trotoar bahkan badan jalan.

Oleh sebab itu, maka dibangun Mesjid Al Amman Polda Jabar, yang diinisiasi oleh Kapolda Jabar kala itu yang kini menjabat Sekertaris Lemhanas Komjen Pol Moch Iriawan. Diawali dengan pemasangan tiang pancang pada tanggal 25 Maret 2015. Sempat dua kali terhenti, akhirnya pembangunan mesjid selesai dibangun tanggal 8 Desember 2018.

Kapolri Jend. Pol H.M Tito Karnavian meninjau lantai satu Mesjid Al Amman Polda Jabar bersama dengan Gubernur Jabar H.M Ridwan Kamil seusai diresmikan, Jumat (15/2/2019).
Kapolri Jend. Pol H.M Tito Karnavian beserta rombongan meninjau lantai satu Mesjid Al Amman Polda Jabar bersama dengan Gubernur Jabar, H.M Ridwan Kamil, seusai diresmikan, Jumat (15/2/2019).

“Sampurasun,” kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian seusai mengucapkan salam mengawali sambutannya diacara peresmian tersebut.

“Saya ucapkan terimakasih atas undangan Kapolda (Irjen Pol Agung Budi Maryoto), saya diberikan kesempatan untuk meresmikan, mudah-mudahan saya mendapatkan pahala juga, karena ini merupakan tempat ibadah,” kata Kapolri yang langsung diaminkan oleh segenap yang hadir.

“Saya sudah diberitahu oleh Kapolda sejak satu bulan lalu untuk meresmikan ini, dan saya pikir apapun juga ditengah kesibukan, saya upayakan hadir. Karena ini nenyangkut hal yang sangat penting, yaitu pembangunan tempat ibadah,” terang Kapolri.

Ini penting untuk jajaran Polri, lanjut Kapolri, penting untuk kita secara umum karena memang banyak ahli-ahli yang menjelaskan bahwa kita sebagai manusia harus memiliki paling tidak tiga kemampuan yang utama.

“Kemampuan dibidang intelektual yang disebut IQ, kedua, kemampuan emosi atau EQ, bagaimana berinteraksi dan berhubungan satu dengan yang lainnya, bahkan kemampuan EQ ini dianggap lebih penting dari IQ. Orang yang mampu berinteraksi meski kemampuan intelektualnya dinilai rendah dibanding yang lain, belum tentu IQ lebih baik akan lebih sukses daripada EQ-nya yang lebih menonjol. Tapi ada faktor ketiga, yaitu kemampuan spiritual atau SQ yang disampaikan Ari Ginanjar,” jelas Kapolri.

Diterangkannya lebih lanjut, “Kita menjadi manusia yang baik, bisa kemampuan intelektualnya bagus, cerdas, kemudian juga bisa berinteraksi dan mengendalikan emosi, sehingga bisa diterima semua pihak, yang ketiga juga adalah memiliki kemampuan keimanan yang kuat, yaitu spiritual. Bagi Polri, saya menganggap peresmian mesjid ini memiliki nilai tambah, dibandingkan peresmian mesjid di tempat masyarakat lainnya. Karena ini didalam institusi yang memiliki power, diberikan kewenangan dan kekuasaan serta kekuatan oleh rakyat dan negara,” urainya.

“Institusi Polri adalah institusi yang unik, kaki kanannya ada di eksekutif, dibawah presiden, kaki kirinya ada di yudikatif, konteks penegakan hukum. Nah, memiliki power lagi, power senjata yang sebenarnya dan power legal, yang merupakan senjata hukum. Ini dikenal di seluruh dunia sebagai institusi yang unik. Sebaliknya, dengan power yang dimiliki baik persenjataan, anggota yang terlatih, dan kewenangan hukum, ini harus dijaga. Karena kewenangan itu cenderung untuk menyimpang, kewenangan yang terlalu absolut pasti akan menyimpang. Kewenangan yang dimiliki lembaga kepolisian ini, harus dijaga jangan sampai terjadi abuse of power, penyalahgunaan kewenangan, ini akan berbahaya. Alih-alih sebagai pengayom dan pelindung masyarakat, bisa menjadi pengganggu masyarakat, karena menyalahgunakan kewenangan. Oleh karena itu ada perimeter-perimeter, ada batasan dan pagar yang dibuat, untuk jangan sampai menyalahgunakan wewenang. Mulai dari pengawasan internal, ada kode etik Polri, Polri yang salah masuk peradilan umum, maupun pengawasan oleh lembaga-lembaga eksternal, seperti Kompolnas, media, DPR, Ombudsman, dan macam-macam lainnya. Tapi dari semua perimeter, untuk mencegah jangan sampai terjadi penyalahgunaan wewenang, itu yang paling penting adalah dari mekanisme pertahanan dalam diri sendiri. Internal Defence. Jadi dalam diri pribadi setiap individu. Propam ada disini, tapi anggota masih bisa ngelak-ngelak untuk menyalahgunakan kewenangan, ada Kapolda dan Kapolres, tapi tidak bisa mengawasi 24 jam. Oleh karena itu siapa yang bisa mengendalikan? ya diri sendiri. Tapi pengendalian diri sendiri ini harus dibuat dan dibangun dengan kesadaran sendiri dan juga dibuatkan satu sarana prasarana dan sistemnya. Salasatunya adalah unsur keagamaan, keimanan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,” jelas Kapolri panjang lebar.

“Itulah saya menganggap pembangunan mesjid ini penting didalam lingkungan Polda ini, karena ini bisa menjadi salasatu sarana bagi anggota Polri untuk menahan diri, untuk bisa mengendalikan agar kewenangannya tidak disalahgunakan untuk mengganggu masyarakat,” tambahnya.

Dengan adanya mesjid yang representatif ini, kata Kapolri, mudah-mudahan menjadi sarana anggota untuk memperkuat kemampuan spiritualnya yaitu keimanan. Sehingga bisa mengendalikan diri pada jiwa-jiwa Pancasila, dan doktrin Polri, Tri Brata dan Catur Prasetya yang mengabdi kepada rakyat. Pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat, “Ini kuncinya,” pungkasnya.

Kapolri seusai meresmikan Mesjid Al Amman, lalu melaksanakan shalat jumat bersama. Dilanjutkan dengan kegiatan ramah tamah.[St]

Comments

comments