IGD RS St Carolus Jakarta Tolak Pasien Patah Tulang Kaki

oleh -
IGD RS St Carolus Jakarta Tolak Pasien Patah Tulang Kaki

JAKARTA, sorotindonesia.com – Antonius Adrian Montolalu (48), warga Jalan Kramat Jaya Baru, Johar Baru, ungkapkan rasa kecewanya terhadap pelayanan di IGD RS St Carolus Jakarta, karena ia ditolak saat membutuhkan pelayanan medis karena cidera akibat terjatuh dari atap plafon rumahnya dan mengalami patah tulang kaki.

Hal tersebut diceritakannya kepada awak media disela aktivitas terbatas di rumahnya dengan menggunakan kursi roda, Selasa (25/7/2023) siang.

Dikisahkan oleh Adrian yang akrab disapa dengan panggilan Hans, tanggal 11 Juli 2023, ia sedang memperbaiki plafon atap rumahnya, namun ia terpeleset dan terjatuh saat bekerja.

“Saya sedang benerin plafon, ngga sengaja jatuh. Saat itu saya merasa sakit di bagian tangan dengan kaki, setelah dicek, ternyata tulang kaki (tulang kering) patah.  Karena sulit bergerak, saya langsung telepon menghubungi panggilan darurat 112. Tidak lama, sekitar 10 menitan, mobil ambulans datang dan petugasnya memeriksa saya sambil minta untuk tidak banyak bergerak, kemudian dilakukan tindakan pertama memasang bidai,” kisah Hans sambil memberikan apresiasi dihadapan pewarta kepada petugas 112 yang saat itu telaten menanganinya.

Kondisi Adrian Montolalu saat ditangani oleh petugas dari 112 sesaat setelah jatuh dari atap plafon rumahnya.

“Setelah pertolongan pertama itu, saya lalu diangkat pake brankar ke mobil ambulans. Saya minta diantarkan ke RS St Carolus karena selain dekat dari rumah, saya juga punya rekam medis disana. Tapi pas tiba di IGD RS Carolus, saya malah ditolak, ngga ada tindakan apapun, bahkan ngga sempat diturunin dari ambulans, meski sudah menjelaskan kondisi saya,” keluh Hans sambil menyimpan rasa kecewa mendalam.

Akhirnya Hans sambil menahan sakit dan nyeri luar biasa di bagian kakinya berinisiatif diantarkan ke RSPAD Gatot Subroto, masih dengan mobil ambulans 112.

Setibanya di IGD RSPAD, Hans mengaku langsung ditangani paramedis untuk diperiksa dan ditempatkan di ruang IGD walaupun kondisi ruangannya saat itu terlihat penuh dan ia mendapat tempat tidur di ujung ruangan.

DPSP

“Beda perlakuan dengan waktu di RS Carolus, saya pas nyampe di RSPAD langsung ditangani paramedis tanpa banyak bicara, no debate. Meski saya tunjukkan BPJS,” ungkap Hans yang juga memiliki kesibukan harian sebagai jurnalis.

Hans sendiri akhirnya dilakukan pembedahan pemasangan pen pada esok harinya, tanggal 12 Juli 2023, dan berlangsung dengan lancar. Tampak saat itu puluhan jahitan menghiasi kakinya pasca menjalani operasi sebelum pemasangan gips.

Kini Hans sedang dalam masa pemulihan meskipun masih lebih banyak beraktifitas duduk diatas kursi roda, dan ia berharap kejadian yang dialaminya saat datang ke RS St Carolus tidak terjadi lagi.

Hans (kanan) saat mendapat kunjungan rekan dari Bunaken Food di rumahnya, Selasa (25/7/2023).

“Ya, saya sebagai warga masyarakat tentunya sangat berharap pelayanan di RS St Carolus lebih ditingkatkan, mohon utamakan kemanusiaan. Kejadian yang saya alami mudah-mudahan jangan sampai terulang kembali ke orang lain. Bayangkan, dalam kondisi merasa sakit yang amat sangat, butuh pelayanan medis, tapi saat tiba di rumah sakit malah ditolak. Sakitnya malah jadi di luar dan dalam,” ujar Hans sambil menunjuk dadanya.

Pada kesempatan itu, Hans tidak ketinggalan kembali mengucapkan terimakasihnya kepada pihak operator panggilan 112 beserta petugas ambulans yang sigap menanganinya pasca cidera, pihak RSPAD Gatot Subroto, rekan sejawat serta pihak-pihak yang sudah peduli membantunya.

“Terimakasih kepada yang sudah peduli dan membantu saya, terutama keluarga, semoga semuanya dilimpahkan rezeki dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Mudah-mudahan saya bisa segera beraktifitas seperti biasa lagi,” pungkas Hans. ***

Comments

comments