Ada pertanyaan menarik yang ditanyakan oleh wartawan saat mantan Ketua Mahkamah Konstitusi periode tahun 2008-2013, Mahfud MD, masuk kantor di Yogya. “Apakah Setnov (Setya Novanto) harus mundur dari Ketua Umum Golkar dan Ketua DPR?”
Mahfud menjawab begini, “Kalau soal Ketum (Ketua Umum) Golkar, itu urusan Golkar sendiri, Golkar mau bubar juga silahkan. Tapi kalau soal Ketua DPR, sebagai rakyat saya ingin DPR tidak lagi dipimpin Setnov,” begitu jawabnya.
Itulah sepenggal cerita tanya jawab yang di kutip dan berasal dari akun twitter @mohmahfudmd. Dari akun ini, kerap kita disuguhkan komentar-komentar segar diantara hiruk pikuk persoalan bangsa yang sedang terjadi.
Termasuk di status sebelumnya, Mahfud mentertawakan didalam tulisannya itu tentang niat pengacara Setnov yang akan melaporkan KPK ke pengadilan HAM internasional. “Hahaha, jangan-jangan Friedrick tak tahu bahwa pengadilan internasional tersebut hanya mengadili genosida dan kejahatan kemanusiaan. Genosida dan kejahatan kemanusiaan itu punya arti stipulatif, Bung. Tak bisa disuruh ngurusi Setnov,” sindirnya. Status yang di upload pada tanggal 17 November lalu itu, sampai pukul 16.00 sudah di tweet oleh 12.000 warganet dan di sukai oleh 10.000 tuips.
“Memang aneh ya membawa kasus Setnov ke Pengadilan HAM internasional,” tulisnya lagi, dengan banyaknya respon di cuitannya itu. [*]