Tidak hanya itu, bagi santri yang tidak bisa melanjutkan pendidikan atau memilih kembali ke rumah untuk bekerja, juga sudah terdata untuk mengikuti daurah bagi alumni dan masyarakat dengan ustadz atau murabbi yang sudah ditentukan. (*)
Dirinya juga menjelaskan dirinya peran sebagai jasa penerjemah karena memiliki kecakapan berbahasa Arab yang cukup dan sedikit kemampuan bahasa Inggris. Selama bertugas di Syiria ia mengelola banyak personel jihadis yang memikul senjata.
Dari tugas yang ia terima, dirinya juga menemukan adanya pelanggaran pada bantuan kemanusiaan. Yakni, bantuan yang diberikan tidak hanya untuk korban Kombatan, namun untuk mendukung para jihadis.
Tak lupa dirinya mengingatkan untuk mewaspadai narasi yang biasa digunakan untuk membuat umat Islam tertarik. Yakni tentang adanya Islam karena ada jamaah. Doktrin tersebut nantinya akan mengerut pada jihad atau berjuang menegakkan khilafah.
“Doktrin-doktrin yang diberikan itu pasti tidak jauh dari kejayaan Islam, mengembalikan masa Khalifah, padahal Khalifah itu sudah berakhir setelah Ali bin Abi Thalib. Setelah itu kan hanya namanya saja yang Khalifah, prakteknya monarchy absolute (kerajaan),” jelasnya. (*)





