Disebut Banjir Terparah, Warga Terdampak Banjir Amankan Kendaraan di Sepanjang Jembatan Kaligawe

oleh -
oleh
Kondisi di sisi utara jembatan Kaligawe Semarang pada Rabu (29/10/2025) penuh dengan kendaraan bermotor milik warga terdampak banjir. Foto: Rifqi (sorotindonesia.com)
Kondisi di sisi utara jembatan Kaligawe Semarang pada Rabu (29/10/2025) penuh dengan kendaraan bermotor milik warga terdampak banjir. Foto: Rifqi (sorotindonesia.com)

SEMARANG, sorotindonesia.com – Hujan dengan intensitas tinggi melanda kota Semarang selama tiga hari lalu menambah ketinggian air di permukiman warga.

Ketua RW 8 Kelurahan Tambakrejo, Gayamsari Kota Semarang, Arifin pada Rabu (29/10/2025) siang saat bertemu Camat Gayamsari mengungkapkan, air kembali tinggi meski sejak tanggal 22 Oktober 2025 banjir sempat surut. Saat terjadi banjir, warga juga sudah ada yang mengungsi.

“Rabu kemarin warga sudah mulai mengungsi, banjir juga sempat surut, tapi ini air naik lagi. Ini termasuk banjir Terparah,” katanya..

Ia meminta Rumah Pompa Tenggang mengalirkan air ke sungai Banjir Kanal Timur (BKT) karena kolam retensi untuk menampung air dari dua rumah pompa sudah dipagari tol tepi laut (Giant Sea Wall) belum ada pompa untuk membuang air ke laut.

“Jadi airnya muter terus dibuang ke kolam retensi terus kembali ke permukiman warga, ditambah kiriman air dari arah selatan, makanya tadi kami sampaikan aspirasi kami agar dari rumah pompa diarahkan ke BKT,” jelasnya.

Baca Juga:  Wagub Jateng Taj Yasin Petakan Penanganan Pendidikan Anak Yatim Piatu Akibat Covid-19

“BKT gak ada air loh pak, bayangkan! Karena itu, terbendung bangunan tol. Nah karena itu mohon air yang dari pompa-pompa itu pembuangnya ke sana (BKT) atau ke laut langsun. Itu solusi yang kita harapkan dari pemerintah,” pintanya.

Saat ini kata dia, ketinggian air di permukiman penduduk masih sekitar 60-70 cm, dan bahkan ada yang sampai sepinggang orang dewasa. “Di tempat kami kan terisolasi ya, terutama di RW 8, 9, dan 7 dan 2, terisolasi untuk menuju akses ke sini,”ungkapknya.

Lebih jauh ia mengungkapkan, warga juga mengalami kerugian materiil karena tidak bisa bekerja, tidak bisa berbelanja dan tidak ada dapur yang bisa digunakan untuk memasak, “Saat ini kita butuhkan sembako Ya sebagian ini dari LPBI mau mendirikan posko yang untuk dapur umum, nanti mungkin kalau ada dari Kecamatan,” harapnya.

Baca Juga:  Menangkan Yoyok-Joss, Seluruh Partai Pengusung Panaskan Mesin di Tiap Kecamatan
Ketua RW 8 Kelurahan Tambakrejo Arifin dan Ketua LPBI PCNU Kota Semarang, dr. Muhammad Hayyi Wildani bersama beberapa ketua RT dan RW saat bertemu Camat Gayamsari, Eko Yuniarto di jembatan Kaligawe Semarang, Rabu)29/10/2025) siang. Foto: Rifqi (sorotindonesia.com)
Ketua RW 8 Kelurahan Tambakrejo Arifin dan Ketua LPBI PCNU Kota Semarang, dr. Muhammad Hayyi Wildani bersama beberapa ketua RT dan RW saat bertemu Camat Gayamsari, Eko Yuniarto di jembatan Kaligawe Semarang, Rabu)29/10/2025) siang. Foto: Rifqi (sorotindonesia.com)

Arifin menjelaskan, di Tambakrejo ada sekitar 300 KK yang terdampak banjir. Mereka selama sembilan hari sudah mengungsi sejak hari pertama banjir, “Ngungsi di Masjid Terboyo, Masjid Al Iman Tenggang dan beberapa musalla sekitar,” urainya.

Sementara, Ketua Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang, dr. Muhammad Hayyi Wildani mengatakan, dapur umum yang akan berdiri malam ini direncanakan menyediakan sekitar 1500 bungkus nasi untuk 6 RW di Tambakrejo.

Pantauan di lokasi, nampak anak-anak bermain di air yang menggenang. Mereka berenang, bersepeda dan bermain air di depan SPBU. Ada pula yang memanfaatkan untuk berjualan di area jembatan. Mereka pada umumnya para pedagang kaki lima yang biasa mangkal di sekolah dan madrasah Masjid makam Pangeran Terboyo. (*).

Comments

comments