Cerita Haru Anak Yatim Diterima Di SMKN Jateng Semi Boarding

oleh -
Cerita Haru Anak Yatim Diterima Di SMKN Jateng Semi Boarding

SEMARANG – Salah seorang calon siswa SMKN Jateng semi boarding, Wahyu Aji Pangestu, riang saat mengetahui dirinya positif diterima sebagai salah satu siswa di SMKN 1 Wirosari Grobogan. Sebab, dirinya bisa meringankan beban ibundanya, Srikatun, yang setiap harinya menjadi tulang punggung ekonomi keluarga.

Ditemui di rumah sederhananya di Tambak Mulyo, Tanjungmas, Semarang Utara, Kota Semarang, Wahyu sibuk membantu ibunya. Sembari menunggu waktu masuk asrama sekolah tiba Juli nanti, Wahyu membantu ibu menjaga warung kelontong.

“Saya ambil jurusan Tehnik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi (TJKT). Saya ingin masuk ke sana. Saya ingin membantu ekonomi orang tua biar ekonominya tidak sering sulit. soalnya sudah sering ibu mencari uang karena saya di pondok (hidup di panti semasa SMP) untuk uang saku,” kata Wahyu.

Dia tidak menyangka akan bisa diterima di sekolah tersebut. Mengingat, ada banyak saingan yang harus dihadapinya. Namun begitu sekolah memberitahunya kalau dia diterima, Wahyu sangat bangga.

Anak kedua dari tiga bersaudara ini memang bercita-cita menjadi orang yang berguna kelak. Agar bisa meringankan beban ibunya dalam mencari rezeki. Dengan suara parau, Wahyu menuturkan jika dirinya ingin sekali menaikkan derajat ekonomi keluarga.

“Saya ingin menjelajahi komputer, untuk bisa menjadi memperbaiki jaringan di komputer. saya di situ (SMKN 1 Wirosari) perlengkapannya sudah dilengkapi oleh pihak sana. Uang saku yang harus dicukupi orang tua,” ujarnya.

Wahyu sangat senang bisa diterima di SMK Wirosari Grobogan. Kendati dia harus jauh sekalipun dari keluarga. Baginya, jarak tidak jadi masalah. Asalkan dia tetap bisa belajar dengan baik. “Saya berterima kasih kepada Pak Ganjar (Gubernur Jateng Ganjar Pranowo), sama Pak Gus Yasin (Wagub Taj Yasin Maimoen), saya dimudahkan bisa diterima. Terima kasih ke pak gubenur dan wakil gubernur,” pungkasnya.

Srikatun, mulanya memang bingung kelak anaknya akan didaftarkan ke sekolah mana yang gratis dan berkualitas. Mengingat, dia mengalami keterbatasan ekonomi. Begitu dia mendapat informasi adanya PPDB di SMK Jateng boarding dan semi boarding, Sri pun mendaftar.”

“Alhamdulilah, putra saya bisa diterima. Tidak di SMK Jateng Semarang tapi dia diterima di SMK Jateng semi boarding di SMK Wirosari di Grobogan,” kata Sri.

Nantinya, dia tidak perlu lagi memikirkan uang sekolah dan tempat tinggal si anak. Sebab, di SMK semi boarding nanti, segala keperluan sekolah, mulai dari asrama dan biaya sekolah, ditanggung pihak sekolah. Hanya yang harus dipikirkannya yaitu uang saku anaknya.

“Kondisi ekonomi keluarga kami, kan saya janda dengan tiga anak. Sudah mau lima tahun jadi janda. Saya hanya jualan seperti ini saja. Kayak es, ciki (jajan), itu pendapatannya juga tidak banyak. Paling sehari untung bersih sekitar Rp 20 ribu. kalau warung ramai bisa dapat Rp 30ribu-40 ribu. kalau sepi dapat Rp 10ribu,” ucapnya.

Sebagai informasi, pada tahun ini selain ada tiga SMK Jateng full boarding yaitu di Semarang, Pati dan Purbalingga, juga terdapat 15 SMK Jateng semi boarding. Dengan total kuota siswa yang dibutuhkan yaitu 749 anak.***

Comments

comments