Berita Hoaks Meninggalnya Petugas KPPS di Bandung

oleh -
oleh
Berita Hoaks Meninggalnya Petugas KPPS di Bandung, Jawa Barat.

Bandung, [Sorot Indonesia] – Kabar meninggalnya petugas wanita dari Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Bandung sempat menjadi sorotan publik. Sebelumnya beredar kabar bahwa Petugas KPPS 33 Kelurahan Kebon Jayanti, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, a.n  Sita Fitriati itu tewas diracun. Informasi didapat dari medsos twitter dan WA akun pejuang PADI (02) dengan foto ybs. dan kalimat yang bertuliskan, “Innalillahi wa innailaihi rojiun, telah meninggal dunia Sita Fitriati petugas KPPS 32 RW 12 Kebon Jayati Kec. Kiaracondong. Almh adalah mahasiswi tingkat akhir berusia 21 tahun. Ditemukan zat kimia C11H26NO2PS dalam tubuh korban efek dari racun”.

Namun menurut pengakuan dari Muhamad Rizal (Kakak kandung Sita Fitriati) yang meninggal pada 8 Mei 2019 itu meninggal bukan akibat diracun melainkan karena sakit. Rizal berkata “Hoaks yang beredar di media sosial itu  tidak benar. Itu sama sekali tidak (benar). Tidak ada yang datang ke kita menanyai segala macam, enggak ada.”

Baca Juga:  Komisioner KPU Kota Banjar Irfan Saeful Rohman Hadiri Pelantikan Anggota KPPS Desa Rejasari

Kabar hoaks itu mulai terdeteksi karena informasi yang tak akurat. Mulai dari kesalahan usia, letak TPS, hingga foto yang dilingkari oleh si penyebar hoaks. Orang yang dilingkari dalam foto tersebut bukanlah Sita, melainkan putri dari Ketua RW 12 yang masih hidup.

Kesehatan adiknya memang sudah menurun sebelum bertugas sebagai petugas KPPS. Namun, saat itu Sita memang bersemangat menjalani tugas mengawal proses demokrasi. Hal itu jelas terlihat dari perilakunya yang biasanya murung dan berganti menjadi ceria. Karena sedang tidak sehat, Sita kerap mendapat keringanan saat menjalankan tugas sebagai petugas KPPS. Contohnya, jika kawan-kawannya pulang pukul 02.00 dini hari, maka Sita diperbolehkan pulang pukul 23.00 malam.

Baca Juga:  Ketua KPPS Gugur Dalam Tugas Pemilu, Pj Walikota Bandung Takziah ke Rumah Duka

Sita sempat mendapat perawatan di rumah sakit selama tiga hari sebelum akhirnya berpulang. Sebelum meninggal di rumah sakit selama tiga hari. Di rumah sakit juga tidak ada pemeriksaan. Mengenai hoaks tentang kematian Sita,  pihak keluarga mengetahui melalui grup WhatsApp kerabat. Rizal menjadi cemas jika hoaks itu kemudian dimanfaatkan oknum tak bertanggung jawab demi kepentingan politik.

Pihak keluarga melaporkan hoaks tersebut ke Polsek Kiaracondong dan Polrestabes Bandung. Pihak keluarga pun tak mengizinkan adiknya divisum. “Tidak perlu dan tidak mengizinkan, karena kami selaku keluarga menyaksikan sendiri bagaimana kondisi adik kami. Kalau pun mau info mengetahui penyakitnya, kan bisa langsung minta ke rumah sakit.” Imbuh Rizal. [HRN/BHQ]

Comments

comments

Tentang Penulis: baihaqi

"katakan yang benar meskipun pahit akibatnya.."