Masyarakat desa rawan air bersih di Desa Ngleri, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul,
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kini telah memiliki sarana dan prasarana air bersih
melalui pengadaan bantuan sumur bor dalam dari Badan Geologi, Kementerian ESDM.
Bantuan sumur bor yang dibangun di Desa Ngleri tahun 2016 tersebut diresmikan sekitar pukul 10.00 Wib pada hari, Rabu (23/08/17), oleh Plt Kepala Badan Geologi yang diwakili Kepala Pusat Air Tanah dan
Geologi Tata Lingkungan (PATGTL), Andiani.
Peresmian secara simbolik di lokasi sumur bor Desa Ngleri tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati Gunung Kidul Immawan Wahyudi, dan Anggota DPR RI Komisi VII Agus Sulistiyono, segenap jajaran SKPD Kabupaten Gunung Kidul, Dinas PU-ESDM Provinsi DIY, tokoh
masyarakat, perangkat Desa Ngleri, dan masyarakat di sekitar sumur bor.
Acara peresmian tersebut dimeriahkan dengan penampilan kesenian khas tradisional cokekan.
Peresmian ini menandakan bahwa sumur bor yang telah dibangun pada tahun 2016 tersebut sudah dapat digunakan secara penuh oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Selain itu, peresmian tersebut juga sebagai wujud bantuan pemerintah pusat langsung kepada masyarakat dalam hal ini Badan Geologi Kementerian ESDM, bekerjasama dengan pemerintah daerah dan didukung DPR RI (Komisi VII) yang memiliki program pro kesejahteraan masyarakat, yaitu pengentasan daerah sulit air bersih melalui pengeboran air tanah dalam.
Seiring dengan telah berjalannya musim kemarau pada tahun 2017, banyak pemberitaan di media massa dan elektronik tentang adanya beberapa daerah di Indonesia yang mengalami permasalahan penyediaan air bersih, salah satunya di Kabupaten Gunung Kidul.
Sumur bor di Desa Ngleri, Kecamatan Playen ini memiliki spesifikasi kedalaman 127 m, dengan konstruksi pipa galvanis diameter 6 inchi, pasokan listrik dari genset dengan kapasitas 10 kVA = 8 kWatt, menggunakan pompa selam (submersible) 3 PK, dan dilengkapi dengan rumah genset, rumah pompa, dan bak penampungan air berkapasitas 5000 liter.
Sumur dibangun di daerah dengan komposisi batuan berupa batugamping, dimana air tanahnya mengalir melalui rekahan, saluran pelarutan, atau sungai bawah tanah, sehingga diperlukan kajian dan teknologi pengeboran yang tepat.
Sumur bor ini memiliki debit 1,1 L/dtk, sehingga dalam sehari (operasi
selama 12 jam) dapat menghasilkan air bersih sebanyak kurang lebih 47 kubik air bersih, untuk melayani 147 kepala keluarga.
Secara keseluruhan, pada tahun 2016, Badan Geologi Kementerian ESDM membangun sebanyak 197 unit sumur bor diseluruh wilayah Indonesia. Di wilayah Provinsi DIY sendiri
dibangun sebanyak enam unit sumur bor dalam, tersebar di Kabupaten Gunung Kidul sebanyak 2
unit, dan di Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Kulon Progo, masing-masing
sebanyak 1 unit.
Program yang dimulai sejak awal tahun 2000-an ini, sampai dengan tahun 2016 mampu membangun sebanyak 1.545 unit sumur bor yang melayani kebutuhan air bersih sebanyak kurang lebih 4,4 juta jiwa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Dengan kesadaran akan pentingnya program pembangunan sarana air bersih melalui pengeboran air tanah dalam, Kementerian ESDM dan didukung oleh DPR RI Komisi VII sebagai mitra kerja berupaya terus menambah anggaran untuk dapat menjangkau masyarakat di daerah sulit air yang lebih banyak.
Jumlah daerah sulit air bersih di Indonesia, baik karena langkanya
sumber air bersih atau karena buruknya kualitas sumber air, masih cukup banyak. Ditandai
dengan masih banyaknya permintaan bantuan sumur bor air tanah dalam dari berbagai wilayah di Indonesia. (*)