MANADO, sorotindonesia.com – Ketua Umum Aliansi Kabasaran Seluruh Indonesia (AKSI), Stephen ‘Babe’ Liow, mendesak agar oknum prajurit TNI pada Satgas Gakkumla yang telah menganiaya Kapten KM Gregorius, Cristian Ade Harimisa serta ABK, untuk ditindak tegas oleh institusi.
Cristian menjadi korban penganiayaan yang diduga kuat dilakukan oleh oknum Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) dari Lantamal VIII Manado di Pelabuhan Manado tanggal 4 Oktober 2023 lalu yang kini videonya viral di media sosial.
Meski demikian, Stephen juga mendukung langkah yang selama ini telah dilaksanakan oleh Satgas Gakkumla dalam mengantisipasi upaya penyelundupan barang ilegal yang keluar atau masuk lewat perairan Sulawesi Utara.
“Prinsipnya, kami dari AKSI sangat mendukung dan siap bersinergi bersama dengan Satgas Gakkumla dalam hal pencegahan penyelundupan barang atau narkoba ilegal yang masuk ke Sulawesi Utara. Namun tentu langkah penegakan hukumnya harus dilakukan sesuai dengan prosedur,” tegas Stephen.
Pada kesempatan tersebut, Stephen ‘Babe’ Liow juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dalam menyikapi kasus yang dialami oleh Cristian Ade Harimisa dkk.
“Ya, saat ini kami juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang, jangan mudah terprovokasi dalam menyikapi permasalahan ini. Serahkan dan percayakan penanganan proses hukumnya kepada yang berwenang,” imbaunya.
Informasi yang berhasil dihimpun oleh sorotindonesia.com, peristiwa dugaan kekerasan yang dilakukan oleh oknum Satgas Gakkumla Lantamal VIII tersebut bermula dari razia yang dilakukan tim gabungan ke sejumlah kapal yang bersandar di Pelabuhan Manado pada tanggal 4 Oktober 2023 subuh.
Pemeriksaan antara lain dilakukan ke KM Merit Teratai dan KM Barcelona IIIA. Untuk melintasi kapal-kapal tersebut, tim Satgas Gakkumla harus melintas ke KM Barcelona IIA yang terdapat kapten KM Gregorius, Cristian Ade Harimisa, Mualim KM Saint Mary, koki dan ABK KM Barcelona IIA sedang menenggak miras di anjungan KM Barcelona IIA.
Saat tim Satgas Gakkumla melintas, ada suara provokasi dari kapten atau nahkoda KM Gregorius yang terkesan tidak suka dengan kehadiran Satgas Gakkumla. Awalnya tim tidak mengindahkan provokasi tersebut, namun tiba-tiba ada yang berteriak “saya tidak takut kalian membawa senjata”. Kemudian tim mendatangi anjungan untuk mengkonfirmasi teriakan tersebut, tetapi tidak ada yang mengaku. Meski sempat terjadi cekcok, tim lalu meninggalkan kapal Barcelona IIA untuk melanjutkan tugas pemeriksaan.
Suasana mulai panas ketika ada suara yang mengatakan, “kenapa lari komandan, sini komandan”. Hal tersebut yang disinyalir memicu anggota Satgas Gakkumla kemudian menarik Cristian Ade Harimisa dkk ke Kantor Pomal untuk dimintai keterangan dan pembinaan karena dianggap berupaya menghalang-halangi Satgas Gakkumla dalam bertugas. Dalam pembinaan tegas yang dilakukan Satgas Gakkumla, keempat ABK tersebut sempat minta maaf, namun kondisinya cukup mengenaskan seperti yang dialami oleh Cristian Ade Harimisa dengan sejumlah lebam di wajah dan akhirnya viral di media sosial.
Sementara pada operasi pemeriksaan ke sejumlah kapal itu sendiri, Satgas Gakkumla berhasil mendapati barang bukti tiga koper penuh berisi kosmetik ilegal merk Brilliant asal Filipina, namun belum teridentifikasi pemilik barang tersebut.