BEKASI, sorotindonesia.com – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, membuat pernyataan tegas setelah meninjau langsung salah satu titik banjir di Kabupaten Bekasi. Ia menyebut bahwa banjir yang merendam kawasan Desa Ciledug, Kecamatan Setu, bukan murni disebabkan faktor alam, melainkan “banjir yang disengaja” akibat kelalaian teknis pelaksana proyek.
Dalam inspeksi mendadaknya pada Rabu (9/7/2025), Dedi menemukan bahwa penyebab utama luapan air ke permukiman warga adalah jebolnya tanggul sungai. Menurutnya, tanggul tersebut sengaja dijebol oleh kontraktor untuk proyek pembangunan turap atau polder pengendali air, namun dilakukan sebelum proyek tersebut siap dan rampung.
“Ternyata banjir di sini bukan karena luapan air sungai (alami), tetapi luapan air sungainya karena disengaja. Pekerjaan belum selesai, benteng sungainya dijebol, akhirnya air dari sungai pindah ke sini (permukiman),” ungkap Dedi dalam video yang diunggah di akun media sosialnya.
Dedi menuding kontraktor pelaksana tidak memiliki keahlian yang memadai dan melanggar standar prosedur operasional (SOP). “Ini tidak sesuai SOP,” imbuhnya. Ia pun meminta Bupati Bekasi untuk segera mengambil langkah tegas terhadap pelaksana proyek tersebut.
Pernyataan ini muncul di tengah bencana banjir yang lebih luas di Kabupaten Bekasi. Sejak Senin (7/7) malam, hujan deras telah menyebabkan banjir di 23 desa yang tersebar di 13 kecamatan, berdampak pada 11.096 jiwa.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah menjelaskan bahwa Indonesia saat ini mengalami anomali cuaca “kemarau basah”, yang menyebabkan curah hujan tetap tinggi meskipun seharusnya sudah memasuki musim kemarau.

